EMPATBELAS

2.2K 104 4
                                    

Hay!!

Balik lagi sama @lind

Jangan lupa Vote⭐ and Komen💬

Typo bersebaran mohon dimaklumi;v

So enjoy⚔️🔥🔥

Pukulan demi pukulan melayang di wajah Vero,Ferga membabi buta karna menurutnya satu peringatan sudah cukup baginya untuk memberi lawan kesempatan namun tidak untuk Vero wajah tengil dan songongnya yang minta di tonjok akhirnya di tonjok juga.

Suruh siapa membangunkan macan yang sedang tertidur pulas,alhasil harus menghadapi kegilan simacan yang sedang mengamuk.

"Stop brengsek,mati anak orang" Bara mendekat menepuk pundak Ferga dua kali,sang empu memejamkan mata guna mengatur amarahnya.

"Pergi,kendaliin amarah lo" Ferga berjalan pergi meninggalkan kantin, Bara menatap datar Vero yang tersenyum sinis kepadanya dalam keadaan mengenaskan seperti sekarang.

Kenzo mengusap kasar bibirnya yang robek menatap sengit Vero dengan tangan mengepal, Felix menggeplak tengkuk Kenzo membuat sang empu mengaduh kesakitan.

"Maksud lo apa?" Ngegas Kenzo tak terima sambil berkacak pinggang.

Felix menghela nafas panjang di antara mereka Kenzolah yang suka mencari lawan tanpa bisa mengendalikan amarahnya " Intropeksi diri,sifat lo yang kayak gini ngebuat keadaan makin kacau" ucap Felix tegas.

Kenzo mendengar kalimat yang di ucapkan Felix emang dia yang salah, tapi dia juga benar menurutnya.

"Ck,pergi" mau tak mau Kenzo pergi saat nada perintah dari Bara menyuruhnya pergi.

Bara menatap Vina dengan pandangan rumit sang empu yang di tatap menautkan alis bingung, Vina mewaspadai Bara karna menurutnya manusia di depannya ini sulit di tebak dan juga paling berbahaya,diamnya membuat lawan ketar-ketir.

"Kenapa" satu pertanyaan keluar dari bibir Vina,Bara menghela nafas pelas percuma mengkode cewek kalau tidak di kasih tau tidak akan peka.

"Lions" Vina menatap Bara pandangan rumit kepana bawa-bawa makluk somplak itu sih.

"Maksudnya" Bara mengkode cowok yang duduk di meja untuk mengangkat Vero pergi,Felix menatap Bara setelah itu pergi tanpa kata-kata.

"Punya otak?" Vina mengangguk polos tatapannya tak lepas dari mata tajam seorang Bara ketosnya GIORGIA.

"Gunain bukan buat pajangan" Vina masih memproses ucapan Bara sedetik kemudian matanya melotot tajam "Lo--"

"Mending di sumbangi" sambungnya melangkah pergi dengan wajah datarnya Vina menatap punggung itu dengan tatapan rumit melangkah pergi dari kantin.

*****

Di rooftop lebih tepatnya bersandar di pagar rooftop Ferga menyesap rokoknya sambil memejamkan mata mengepulkan asap rokok ke atas dengan tenang tanpa memerdulikan tangannya yang terluka habis menonjok Vero dan samsak untuk melampiaskan amarahnya.

Di rooftop lebih tepatnya bersandar di pagar rooftop Ferga menyesap rokoknya sambil memejamkan mata mengepulkan asap rokok ke atas dengan tenang tanpa memerdulikan tangannya yang terluka habis menonjok Vero dan samsak untuk melampiaskan amarahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
CRAZY LIONS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang