Transmigrasi Geyna #11

4.4K 248 2
                                    

Assalamualaikum!




























































Happy Reading!






























Seharian Vana tidak keluar kamar ia hanya berdiam diri, meluapkan segala rasa sakitnya dengan menangis.

Saat makan malam tiba semua anggota keluarga duduk manis dimeja makan kecuali Vana.

"Vana kok ga turun?" tanya Fina.

"Mungkin sibuk kali!" jawab Deva acuh.

"Mungkin Vana lagi caper ma." ucap Nasya polos.

"Caper? putri saya tidak haus kasih sayang!" ucap Fina sedikit marah.

"Ma udah kita makan aja!" ucap Farhan.

"Kamu juga cuma diem saat anak kita dihina mas?? Aku nggak habis pikir kamu bisa seperti itu!" ucap Fina lalu pergi.

"Kalian cepat makan! Dan kamu jangan sok seperti itu dan jangan bahagia karena saya membela kamu! Kamu hanya menumpang!" ucap Farhan lalu pergi.

"Kak.." ucap Nasya lirih.

"Ingat batasan kamu Nasya! Aku ga bisa ngapa-ngapain kalau kamu memang benar diusir dari sini!" ucap Deva lalu makan.

Nasya pun mengepalkan tangannya dibawah meja. karena Deva tidak membelanya.

"Oh ya bang nanti temen aku ada yang daftar disekolah kita loh!" ucap Nasya caver.

"Oh pindahan dari mana?" tanya Deva.

"Itu dari SMA Nusa Bangsa." ucap Nasya.

"Namanya siapa?" tanya Deva.

"Syafa Anindya." Jawab  Nasya.

"Oke nanti aku daftarin." ucap Deva.

"Makasih Abang!" ucap Nasya

"Sama-sama!" ucap Deva lalu tersenyum.

Sedangkan Fina saat ini telah sampai didepan kamar putrinya yaitu Vana.

"Vana buka pintunya mama mau ngomong." ucap Fina.

Tapi tidak ada jawaban sama sekali.

"Vana?? Vana?? sayang maafin mama! Vana!! Vanaa!!" ucap Fina sambil menggedor-gedor pintu kamar Vana.

Ia mempunyai firasat tidak enak,ia pun langsung bergegas mencari kunci cadangan kamar Vana. Saat ketemu ia langsung lari dan mencoba membuka pintu Vana.

"Astaghfirullah Vanaa!!!! Papa!!!! Devaaa!" teriak Fina kaget.

Fina pun yang melihat Vana tergeletak dilantai dengan tengkurap pun langsung membalikkan Vana dan terlihat wajah Vana yang dipenuhi bekas air mata.

"Ada apaa ma??" tanya Farhan.

"Hiks ..bawa Vana ke rumah sakit hiks ......" Isak Fina saat memangku kepala Vana.

"Yaallah!" ujar Farhan lalu mengendong Vana bridal style.

"Mama Vana kenapa?" tanya Nasya sok iye.

"Alah palingan caper!" ucap Deva.

Plak

Fina menampar Deva, ia melihat Deva dengan mata menahan amarah dan kekecewaan.

"Mama kecewa sama kamu Deva! Mama menyesal telah menitipkan Vana untuk hidup dengan manusia seperti mu!" ujar Fina lalu pergi keluar.

Deva mematung ia pun merasakan sakit yang luar biasa tak bisa dipungkiri ia menyesal telah menyakiti adek perempuan satu-satunya.

"Maafin Nasya ya Abang." ucap Nasya sedih eh pura-pura deng.

"Aku mau pergi cepet ke kamar jangan aneh-aneh!" ucap Deva.

Perkataan Deva hanya angin lalu untuk Nasya setelah Deva pergi Nasya berniat untuk memfitnah Vana. Setelah Deva pergi Nasya mendekati kamar Fina dan Farhan ia membuka lemari dan menemukan banyak perhiasan.

"Adududu keluarga goblookkk! Nyakitin anak sendiri demi gw yang hanya memanfaatkan kalian! Kaya nih gw huhu! Shopping bisa lah!" monolog Nasya "lagian pula goblok juga mana ada orang kaya yang ga punya cctv!" sambungnya.

Nasya mengambil 2 kotak besar yang berisi perhiasan lalu mengambil dua kalung lalu dimasukkan ke lemari kamar Vana.

"Hadeuhh kamar ni cewek kagak ada benda berharganya deh! Kismin!" monolog Nasya.

Nasya pun keluar dan dengan mengembalikan wajah polos lagi. Tanpa Nasya ketahui semua kamar di rumah ini terdapat cctv yang sangat kecil.








..



....




Hay-hayy!

Maaf kalau ngebosenin hehe.

Next?

TRANSMIGRASI GEYNA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang