Transmigrasi Geyna #4

3.5K 190 4
                                    

Assalamualaikum!

















































Happy Reading!




























"Kak Vana tidak boleh seperti itu." ucap Nasya sok iye.

"Lo siapa?" tanya Vana dingin.

"Vana! Lo bisa ga si gausah buat keributan!" ucap Deva.

Brak

Vana menggebrak meja.

"Memuakkan!! Kalian jangan bersikap seolah-olah kalian sayang kepada saya! Saya tidak lupa bagaimana kalian memperlakukan saya saat itu!" ucap Vana.

"Vana dengerin-" ucapan Fina terpotong oleh Vana.

"Dan Lo! Gausah ikut campur! Lo orang baru jangan sok iye!! Jijik anjing! Dan Lo Deva! Gausah sok paling baik!! Lo aja anak anjing!! Saat gw sekarat Lo aja tega ninggalin gw di dipinggir jalan!! Oh ya buat kalian! Tunggu pembalasan gadis kecil ini!" ucap Vana kesal lalu pergi.

"Maksud Vana apa Deva!" ucap Farhan.

Deva pun ketakutan dan tidak berani menghadap ke Farhan dan juga Fina.

"Ma,pa kasian kak Deva-" ucapan Nasya terpotong Fina.

"Kamu jangan ikut-ikutan! Kamu tidak tau apa-apa!" sentak Fina.

Nasya pun tersenyum paksa dan tanpa diketahui dia mengepalkan tangannya.

"Ma Vana-" ucapan Deva gagap.

"Jujur Deva!! Papa tidak mengajarkan kamu bohong!" ucap Farhan.

"Ma,pa Nasya tidur dulu." ucap Nasya menyela.

"Silahkan tidur dikamar belakang!" ucap Farhan dingin.

"Maksudnya?" tanya Nasya bingung.

"Kamu tidur di sana,kamu akan tidur diatas jika masalah kami sudah selesai!" ucap Farhan.

"Tapikan-" ucap Nasya.

"Cepat!" bentak Farhan.

Nasya pun yang takut langsung pergi dari ruang makan.

"Jelaskan!" ucap Fina dingin.

Flashback

"Nathann!!" teriak Vana menggema di kantin.

"Tuh Nat di datengin si muka tebel!" ucap Wildan.

"Nathan kok kamuu ga jemput aku sih!" ucap Vana sambil berglayut dilengan Nathan.

"Lepas! Jijik tau ngga!" sentak Nathan.

"Ihh Nathan!" ucap Vana dengan mulut cemberut.

"Yok latihan basket!" ucap Firman.

Mereka pun langsung menuju lapangan dan diikuti oleh Vana. Mereka pun latihan sampai sore.

"Kak aku bareng yah!" ucap Vana.

"Nggak!" ucap Deva.

"Yaudah deh Nathan tunggu aku!" ucap Vana,Vana pun berlari mengambil tas di seberang lapangan.

Nathan dkk pun langsung lari ke montor dan menaiki motor masing-masing. Vana yang pun membalikkan badannya, disana Nathan dkk sudah meninggalkan parkiran.

"Abang!!! Nathan!!" ucap Vana.

Vana yang mengejar Deva pun langsung menyebrang karena memang lampu merah namun tanpa Vana sadari dari arah lawan terdapat mobil mengebut dan menerobos lampu merah.

"Aaaaaaaaaa!!" teriak Vana.

Brukh

Vana terpental jauh dan darah bercucuran kemana-mana. Deva yang melihat itu pun malah bodo amat dan pergi. Sedangkan mereka pun langsung membawa Vana menuju rumah sakit terdekat.

Flashback off

"Astaghfirullah Deva!! Mama tidak pernah mengajarkanmu menjadi bajingan!!" ucap Fina.

Fina sudah menangis dan Farhan mencoba menahan amarahnya.

"Mama dan papa berfikir saat kami bekerja kamu yang mengantikan seluruh kasih sayang kami." ucap Farhan dengan mata memerah.

"Kamu tauu mama setiap malam digerogoti penyesalan karena tidak ada disamping Vana saat dia tumbuh!" ucap Fina.

"Maaf ma." ucap Deva lirih.

"Coba kamu bayangin Deva!! Jika kamu yang ada diposisi Vana bagaimana perasaan kamuu!!" ucap Farhan, akhirnya Farhan tidak dapat menahan air matanya yang luruh.

"Jangan dibutakan oleh keegoisan kamu!! Vana bersikap seperti itu karena dia ingin mendapat perhatian dari muu!! Astaghfirullah yaallah maafkan hamba mu ini hiks.." ucap Fina yang kembali terisak.

Deva hanya diam menunduk, karena keegoisannya nantinya yang akan membawa dirinya sendiri kedalam kesengsaraan.









































Gimana???

Sukaa takk??

TRANSMIGRASI GEYNA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang