Transmigrasi Geyna #32

969 53 2
                                    

ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ

































Happy Reading!
















































Vana keluar kelas menuju halte menunggu suami tercintanya menjemput. Tak lama kemudian Mobil milik Edgar pun sampai. Dan Vana pun segera masuk. Vana yang biasanya berceloteh ria sekarang hanya diam saja membuat Edgar mengernyit.

"Sayang kamu kenap melamun?"  tanya Edgar.

Vana pun tersentak dari lamunannya.

"Eh aku gapapa kok." jawab Vana gugup.

"Ayo jujurr! Kamu kenapa?" tanya Edgar.

"Mas...emm aku minta sesuatu dari kamu boleh?" tanya Vana gugup.

"Ngomong sayang, kamu mau apa?" tanya Edgar.

"Mas jangan mempoligami Vana yah? Vana nggak kuat kalau mas mempoligami, Vana ga bisa berbagi apalagi berbagi suami." ucap Vana lirih.

Edgar pun menghentikan mobilnya di pinggir jalan agar tidak menghalangi mobil lain yang lewat.

"Vana sini liat mas?" ucap Edgar.

Vana pun menoleh dan menatap Edgar. Edgar pun memegang wajah Vana dan memandanginya.

"Vana, buat mas cukup kamu yang selalu ada buat mas, apapun yang terjadi mas nggak akan pernah melepaskan Vana ataupun mempoligami Vana, mas tau sakitnya diduakan dan harus berbagi, mas janji tidak akan yang bisa memisahkan kita kecuali maut okey?" jawab Edgar sambil tersenyum.

Vana pun langsung memeluk Edgar lalu bergumam "I love you my Hubby!"

"Love you too my honey!" balas Edgar.

"Lohh kedengaran mas?" tanya Vana.

"Kamuu iniiii!" ucap Edgar sambil mengacak-acak hijab Vana.

"Aaa mass jangan diacak-acak dongg! Nih liat jadi kusut kan." ucap Vana cemberut.

"Iya-iya maaf." jawab Edgar.

"Mass laperr!" ucap Vana merengek.

"Iya sayang bentar lagi sampai atau mau dibeliin bakso?" tanya Edgar.

"Gausah bentar lagi sampai kok mas,lagi pula aku juga kangen banget sama Vaza." ucap Vana.

"Ya sudah." ucap Edgar.

Sepuluh menit kemudian mereka sampai. terlihat Vaza dan Fina berada di taman depan rumah. Vana pun keluar dari mobil.

"Bundaaaaaaa!" teriak Vaza sambil berlari.

"Jangan mendekat sayang, bunda bau belum mandi." ucap Vana.

Vaza pun menghantikan kakinya dan cemberut.

"Ishh gamauu gapapa bauu pelukk yaa?" tanya Vaza.

"Ya sudah sini peluk!" ucap Vana lalu merentangkan tangannya.

Grepp

Vaza pun memeluk Vana,Vaza malah mendusel-duselkan wajahnya ke leher Vana.

"Ishh bunda bohong! Bunda ajaa wangi." ucap Vaza.

"Ekhmmm Papa dilupain nih?" tanya Edgar pura-pura merajuk.

"Ishh enggak tapii lebih kangen bunda sih!" jawab Vaza polos.

Vana dan Fina menahan tawa karena ucapan Vaza yang terlampau polos. Sedangkan Edgar pun mendengus kesal.

"Udah mas jangan gitu sama anak sendiri." ucap Vana.

"Iya iyaa." balas Edgar.

"Sayang bunda mau mandi dulu ya, disini sama Oma dulu." ucap Vana kepada Vaza.

"Iyaa bunda." jawab Vaza lucu.

Vana pun segera masuk rumah dan menuju kamar untuk mandi. sedangkan Edgar ke dapur untuk mengambil air minum.

"Loh mas? Kukira kembali lagi ke kantor." ucap Vana yang turun dari tangga. Ia sudah rapi memakai Hoodie tak lupa rok plisket hitam dan hijab pashmina hitam.

"Nggak sayang lagi pula udah sore. Kamu tapii banget mau kemana?" tanya Edgar.

"Mau ke taman ajak Vaza kesana." balas Vana.

"Aku ikut yaa?" tanya Edgar.

"Iyaa boleh kok, tapi ganti baju dulu sana! Masa ke taman pakai jas." ucap Vana.

"Iya sayang bentar yaa!" ucap Edgar.

Edgar pun segera masuk ke kamar dan ganti baju. Setelah beberapa menit dia pun turun.

"Kalian mau kemana rapi banget?" tanya Farhan yang terlihat baru pulang dari kantor.

"Ke taman pa." jawab Vana.

"Ya sudah hati-hati." ucap Farhan.





























Haiii!! Gimana nih??

Sampai daerah mana nih ceritanya?

Makasih loh udahh Baca+Votee

Love youu kalean!🤍

Next??

TRANSMIGRASI GEYNA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang