Assalamualaikum
"Percayalah menangis tanpa mengeluarkan air mata adalah suatu rasa sakit yang luar biasa."
NDAI_
Farhan pun membopong Vana menuju UGD dan segera ditangani oleh dokter.
"Hiks.... Aku orang tua yang jahat hiks... Aku aku menyesal hiks...lebih mementingkan pekerjaan dari pada darah dagingku sendiri hiks.." Isak Fina.
Tanpa Fina ketahui Farhan meneteskan air matanya sambil mendongak ke atas seolah semua kejahatannya kepada putrinya diputar didepannya.
Deva sedang melamun dan memikirkan apakah selama ini ia keterlaluan kepada adiknya itu.
Cklek..
Pintu ruangan dibuka dan Farhan langsung menghampirinya.
"Bagaimana dokter keadaan putri saya?" tanya Farhan.
"Begini, Vana dia sangat kelelahan dan juga banyak pikiran oleh karena itu dia pingsan." ucap Dokter.
"Baiklah rawat ruang VIP." ucap Farhan.
"Tapi setelah infus habis kalian bisa membawanya pulang." lanjut dokter.
"Baiklah ruang biasa saja." ujar Farhan.
"Ya sudah saya permisi, selamat siang." ujar dokter tersebut lalu pergi.
"Mas gimana keadaan Vana?" tanya Fina.
"Vana kelelahan dan kebanyak pikiran." ucap Farhan.
"Deva apa yang kamu lakukan selama ini kepada adek kamu hah?" tanya Fina.
Deva tak mampu menjawab dan hanya menundukkan kepalanya.
"Astaghfirullah Devaa!!! Mama ga suka kamu seperti hiks...mana Deva yang sayang sama Vana? Mana Deva yang selalu membela adeknya hah?" lanjut Fina.
"Maafin Deva mah." jawab Deva.
Flashback..
10 tahun yang lalu, Deva dan Vana bersekolah SD yang sama.
"Huaa bang Epaaa!!" isak Vana.
"Ehh cantiknya Abang kenapa hmm?" tanya Deva.
"Hiks..Ana diganggu sama Robert hiks.. cakitt dipukul." adu Vana.
Deva yang tak terima adeknya dipukul pun langsung menghampiri Robert dan menonjoknya.
"Lo apa in adek gw hah!" ujar Deva marah.
"Ampun bangg aku tadi cuma main-main!" jawab Robert takut.
"Main-main Lo kira adek gw mainan hah!" lanjut Deva.
"Janji bang ga ngulangin lagii plishh!" ujar Robert dengan nada bergetar.
"Awas aja Lo gangguin adek gw lagi!" ujar Deva.
Robert hanya mengangguk. Deva pun membawa Vana pergi ke taman belakang lalu memeluknya.
"Udah gapapa, cantiknya Abang ga boleh nangis!" ujar Deva sambil mengusap kepala Vana sayang.
"Huuumm cayang Abang Epaaa!" ujar Vana riang lalu memeluk Deva.
Flashback off.
Deva pun tanpa sadar menangis, sedangkan Nasya saat ini senyum-senyum sendiri saat membayangkan bahwa besok pasti Vana akan diusir.
"Wk wk wk gw jamin besok si jalang tuh keluar dari rumah hahaha segampang itu ternyata menipu kalian semua, kaciann deh si Vana hahahaha..." tawa Nasya menggema dikamar.
Vana pun mengerjabkan matanya.
"Ini pasti rumah sakit, gausah lah drama-drama an kek di Indosiar yang pasti tanya 'ini dimana?' hilih." batin Vana.
Fina yang masuk ke kamar Vana pun langsung kaget dan berlari keluar mencari dokter.
"Dokter!!!! Dokter!!" teriak Fina.
Vana pun langsung menoleh karena mendengar suara mamanya yang seperti kaleng rombeng. Lalu datanglah dokter yang menangani Vana tadi.
"Ada apa Bu?" tanya dokter tersebut.
"Anak saya udah siuman dok!" ujar Fina antusias.
"Baiklah saya akan memeriksanya." ujar dokter tersebut.
Dokter itu pun segera memeriksa keadaan Vana.
"Vana sudah tidak apa-apa dan jika nanti infusnya habis bisa langsung pulang." ucap dokter tersebut.
Vana yang tak sabaran pun langsung mencabut infus tersebut yang berhasil membuat Fina syok.
HALLO GUYS SAYAA KAMBEK!!
Gimana nih??
Maaf up nya agak lama soalnya sering ga mood.
Naa

KAMU SEDANG MEMBACA
TRANSMIGRASI GEYNA
Ficțiune adolescențiWARNING! UDAH TERBIT DI GOOGLE PLAY STORE! BELII YUUUKK 👇 https://play.google.com/store/books/details?id=GoDlEAAAQBAJ&PAffiliateID=1101l7N6J PART ACAK AKAN DIBENAHI SETELAH TAMAT! Geyna si gadis berjilbab namun bersifat bar-bar dan petakilan. "Sia...