23 || SESAK SI PECUNDANG

6 3 0
                                    

Selama beberapa hari ke depan IMS disibukkan dengan persiapan festival yang semakin di depan mata. Pembukaan festival berlangsung dengan sukses. Kepala sekolah dan pihak yayasan memberikan sepatah dua kata sebelum meresmikan festival yang akan berlanjut sampai puncak acara nanti.

Tamu undangan, alumni, masyarakat umum bisa menikmati semua hal yang disajikan di festival. Mulai dari bazar, pameran di lapangan indoor, pertunjukan teater si auditorium, dan stan setiap klub yang memamerkan keahlian mereka.

Tepat di hari Sabtu, puncak acara Festival IMS berlangsung sangat meriah. Secara bergilir, klub ekstrakurikuler tertentu akan menampilkan pertunjukan sesuai nomor urutan. Pertunjukan tersebut sudah disiapkan oleh seluruh klub yang terlibat dan menjadi penampilan yang paling ditunggu-tunggu oleh para siswa dan tamu festival.

Riuh penonton semakin kencang ketika klub musik mulai menunjukkan taringnya. Beberapa anggota termasuk Agathias menjadi penampil dan membawakan lagu-lagu hits dari artis terkenal yang mengubah acara ulang tahun IMS menjadi seperti konser mereka sendiri.

Harusnya, hari ini menjadi hari yang menyenangkan bagi semua orang.

Termasuk SIMS.

Masalah terbesar yang dihadapi mereka kini selesai ditangani. Menurut kabar dari Catherine, Danuar Brawijaya sudah ditahan dan sedang dalam proses interogasi. SIMS yang berperan sebagai saksi pembongkar kejahatan Danuar sepakat untuk menyembunyikan diri dari publik dan asumsi-asumsi yang dapat muncul kapan saja.

Pihak kepolisian juga tengah melakukan penyelidikan tambahan secara rahasia untuk mencari dan menemukan bukti-bukti atas kejahatan Danuar Brawijaya yang selama ini tertutup rapi.

Berita tentang penangkapannya pun sudah tersebar di seluruh media massa. Seluruh masyarakat Indonesia sudah tahu kejahatan apa yang sudah dilakukan Danuar. Satu terbongkar, semua kebusukannya ikut terbongkar. Beberapa orang yang pernah terlibat ikut angkat suara. Membenarkan setiap pertanyaan yang diajukan wartawan.

Di saat seluruh rakyat sudah mengecamnya, maka seharusnya tidak ada ruang kembali bagi Danuar untuk menginjakkan kakinya dengan kepala mendongak. Bentrok bisa saja terjadi kalau ada pihak yang sengaja ingin memenangkan Danuar. Kepercayaan terhadap penegakan hukum bangsa bisa jadi jatuh terjun bebas.

Sementara itu, Niskala hanya melamun di bagian tribun yang tak sepi. Beberapa menit yang lalu, Catherine menariknya ke panggung utama untuk menonton Agathias dan anak-anak klub musik lainnya yang akan kembali naik panggung. Bahkan belum sempat menolak, Niskala langsung dibawa ke sana.

Pikirannya sedang riuh; melebihi penonton yang ada di tribun. Ketika orang-orang sedang menikmati penampilan dari klub musik, ia bahkan sudah tidak sadar berapa lama dirinya larut dalam lamunan dan kecamuk di kepalanya. Fokusnya tidak ada. Hanya terdiam sambil menundukkan kepala, memandangi jari-jari tangannya yang dingin dan pucat.

Ramai. Sekitarnya sangat berisik. Tapi bagi Niskala, dunianya mendadak sepi.

Dari keramaian itu, tidak Niskala sadari kalau seseorang dapat menemukannya dengan jelas. Ia tidak tahu sampai akhirnya mendengar suara berat yang lewat di telinganya. Terasa penuh amarah kepadanya.

“Ikut gue,” ujarnya lugas.

Tanpa persetujuan, Barata langsung menarik Niskala keluar dari tribun. Catherine jelas kaget. Lagi asyik menonton anak-anak klub musik, Barata langsung membawa Niskala tanpa izin kepadanya. Gadis blasteran itu hanya mencebik, lalu kembali menikmati hiburannya.

Di sisi lain, Niskala meminta Barata untuk tidak mencengkeram pergelangan tangannya seperti orang kesetanan.

“Bar! Sakit!”

𝐇𝐄𝐋𝐋𝐎, 𝐒𝐈𝐌𝐒!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang