Dalam rapat kali ini, Niskala dan yang lain berhasil memberikan progress yang cukup signifikan. Mereka menyerahkan bukti terkait perundungan Windu terhadap Marina di Hotel Serenade’s hari minggu lalu kepada Pak Noer. Bukti-bukti itu juga memiliki kaitan dengan kecelakaan Barata yang didalangi oleh Danuar Brawijaya. Meskipun kesaksian dari Marina belum sepenuhnya jelas, Niskala sudah memiliki firasat tentang alasan mengapa Danuar mengincar Barata sampai rela menyewa seseorang untuk menabrak pemuda itu.
Di tengah kesibukan menyambut Festival IMS, Pak Noer selalu menyempatkan diri untuk hadir dalam rapat laporan organisasi yang dibinanya sebelum mendiskusikan rencana penangkapan. Rupanya, Niskala sudah menyiapkan beberapa rencana sederhana yang mungkin bisa menjebak Danuar Brawijaya. Setelah Pak Noer mendengar rincian rencana secara privasi, dia merasa keputusan menerima Niskala sebagai ketua SIMS di masa-masa sulit organisasi itu tidaklah salah.
SIMS kini sudah berkembang dengan sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Masalah yang harus ditangani pun semakin meningkat bahkan sekarang sampai menyerempet pada keselamatan nyawa manusia. Di sekolah ini, hanya segelintir yang mengetahui identitas pengurus asli SIMS. Selain kepala sekolah dan pembina organisasi, para petinggi sekolah juga mengetahuinya sehingga mereka bisa memberikan pengamanan ekstra pada anggota dan keluarga mereka. Keanggotaan SIMS dipilih langsung oleh petinggi sekolah dengan seleksi yang sangat ketat.
SIMS sendiri dibentuk atas dasar ketidakpercayaan pendiri sekolah pada orang-orang yang ia amanahkan tugas. Dahulu, SIMS bukan dijalankan oleh siswa, melainkan kelompok khusus untuk menjerat pelaku pelanggaran yang ada di sekolah. Tapi, apa gunanya kalau anggota dari kelompok tersebut justru menerima suap dan membiarkan pelaku melakukan pelanggaran tanpa mesti takut ditangkap?
Dari kejadian itu, pendiri sekolah menyadari bahwa di sekolah terbaik pun tidak menutup kemungkinan adanya tikus-tikus kotor yang selalu bermain dengan uang. Orang-orang dewasa selalu saja sama, apalagi yang berkuasa. Ia mulai memikirkan cara lain, yaitu dengan merahasiakan anggota SIMS satu sama lain, dan memilihnya dari siswa. Saat itu, pendiri sekolah tidak menyadari bahwa pilihan terakhirnya sedikit riskan. Namun, dari situlah muncul calon-calon pemimpin dan penerus bangsa yang gigih dan jujur. Salah satu alumni SIMS yang mempunyai reputasi baik sampai kini adalah paman Catherine, Pradana Mahdalena.
Jam istirahat kedua digunakan Niskala dan yang lainnya untuk melakukan rapat koordinasi untuk membahas bukti-bukti tentang perundungan Windu dan benang merah antara Barata-Windu-Danuar. Sekret SIMS menjadi sedikit lebih ramai ketimbang kemarin-kemarin. Biasanya sekret SIMS dipakai untuk pertemuan pertemuan privasi antara pembina SIMS dengan satu anggota. Namun, khusus rapat semenjak kasus kecelakaan Barata selalu ada 4 orang yang duduk bersama dan mendiskusikan sesuatu dan memberikan laporan terkait perkembangan kasus.
Selesai mempresentasikan hasil laporan mereka, Niskala kembali duduk di sofa sebelah Yosa. Sementara itu, Pak Noer menatap rangkaian kejadian dan hubungan yang kemungkinan menjadi motif kejahatan Danuar Brawijaya.
“Sekian laporan dari kami.”
Pak Noer mengangguk singkat. Beliau menutup berkas laporan yang diterima sebelum presentasi dimulai. “Baiklah. Itu sudah cukup memberikan bukti bahwa Danuar memang mendalangi kecelakaan Barata dengan memerintahkan beberapa orang untuk membuat kecelakaan tersebut. Dan seperti apa yang Niskala katakan, penyerangan itu mungkin akan berlanjut.”
“Padahal kita saja nggak tahu apa yang Barata rahasiakan sampai dibuat kecelakaan parah gitu,” ujar Catherine menimpali.
“Andai kalau Barata nggak kehilangan ingatannya.”
“Di sinilah tugas kita. Walaupun target kita sudah jelas, mengetahui apa yang Barata ketahui adalah tugas kita. Mencari bukti dari motif kecelakaan itu adalah cara kita menangkapnya. Kita sudah sepakat untuk menganggap kalau kecelakaan itu dibuat agar membuat Barata bungkam.”
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐇𝐄𝐋𝐋𝐎, 𝐒𝐈𝐌𝐒!
Novela Juvenil[ COMPLETED ] Cerita dimulai sejak munculnya Barata Aswatama, siswa IMS--International Mandala School--dengan kesabaran setipis kertas dan bertemperatur kasar yang akhirnya kembali masuk sekolah setelah mengalami kecelakaan di awal tahun ajaran baru...