Percaya atau tidak, tapi Catherine sungguhan sedang marah besar.
Pak Noer yang tiba-tiba memberi pemberitahuan di grup chat SIMS bahwa Niskala sudah keluar dari organisasi. Kemudian disusul oleh Miss Fera yang memberi kabar ke kelas bahwa Niskala mengundurkan diri dari IMS.
Tidak.
Bukan cuma itu.
Yang lebih membuatnya marah adalah berita baru yang tersebar di IMS. Setelah kemarin-kemarin Windu menyebarkan berita tentang Niskala yang mencuri bukti milik Barata tentang ayahnya sendiri, berita terbaru tentang Niskala resmi dirilis dari website resmi milik sekolah yang dikelola klub redaksi. Berita itu muncul dan sedang hangat-hangatnya. Trending di kalangan murid IMS dengan judul besar-besaran bertuliskan:
NISKALA PRADEEVA MENGUNDURKAN DIRI DARI IMS. BUKTI BAHWA DIA ADALAH KAKI TANGAN PELAKU KECELAKAAN BARATA ASWATAMA.
“Lo udah hubungin Niskala?” tanya Catherine pada Yosa. Dia semakin gerah dengan masalah yang memanas ini.
“Nomornya jadi nggak aktif malah,” jawab Yosa pelan. “Gue kemarin mampir lagi ke rumah Niskala, tapi Om Juna bilang Niskala butuh waktu sendiri.”
“Niskala dah balik dari Solo?”
“Kemungkinan bohong, Cath. Gue pernah lihat siluet Niskala dari kamarnya.”
“Hah gimana sih....”
Catherine mendesah frustrasi. Dengan munculnya highlight news baru yang ditulis oleh seorang anonim, ia takut kalau berita itu tersebar ke media massa yang lebih luas. Apalagi kebiasaan media yang suka melebih-lebihkan fakta membuat kekhawatiran Catherine semakin besar.
“Gue--”
“Lo punya utang sama gue karena belum cerita apa-apa soal Niskala,” ucap Catherine memotong perkataan Yosa. “Iya gue tahu Niskala itu gimana. But, If the news is true, gue yakin Niskala punya alasan yang lebih masuk akal to do that.”
Yosa tersenyum singkat. “Thanks. For believe her.”
“And that’s the problem. Menurut lo siapa anonim ini?”
“Gue cuma kepikiran sama Windu. Dia anaknya Danuar, Cath. Cuma dia yang bisa ngelebih-lebihin cerita nggak jelas kayak gini.”
Mendengar nama Windu kembali disebutkan dalam obrolan mereka, lantas membuat emosinya naik pitam. Ia sudah tahu kalau Windu memang orang yang menjengkelkan. Tapi siapa yang sangka kalau dia benar-benar se-antagonis ini?
Tanpa banyak bicara, Catherine pergi meninggalkan Yosa yang bahkan tidak sempat bicara apa-apa. Pikirannya saat ini hanya satu. Pergi dan mencari Windu, di manapun gadis itu berada. Lalu mengajaknya bertengkar tak peduli dia benar atau salah.
Meninggalkan kafetaria di mana belakangan ini ia kerap datang bersama Yosa untuk membicarakan banyak hal, Catherine mulai berjalan acak tanpa tahu ke mana arah yang akan ia tuju. Ia hanya berjalan kembali ke gedung kelas. Entah firasatnya benar atau tidak, Catherine hanya akan menunggu Windu di kelas sampai perempuan itu muncul di hadapannya.
Sementara siswa kelas XI-B penasaran apa yang Catherine lakukan di tempat duduk Windu, kakinya tidak bisa diam. Jarinya mengetuk-ngetuk permukaan meja seiras dengan bunyi denting jam. Tidak sampai lima menit, Windu datang ke kelas. Perempuan itu langsung mendekati Catherine dengan amarah karena berani duduk di kursinya yang berharga.
“Pergi nggak lo dari kursi gue?!”
Seruan Windu diabaikan. Catherine berdiri dan berjalan menghampiri perempuan sok suci itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐇𝐄𝐋𝐋𝐎, 𝐒𝐈𝐌𝐒!
Teen Fiction[ COMPLETED ] Cerita dimulai sejak munculnya Barata Aswatama, siswa IMS--International Mandala School--dengan kesabaran setipis kertas dan bertemperatur kasar yang akhirnya kembali masuk sekolah setelah mengalami kecelakaan di awal tahun ajaran baru...