Part 25

54 5 0
                                    

"Parahnya, aku terlalu cepat percaya. Tanpa memastikan lebih dulu apakah si dia masih mengisi relung hatinya."

.
.
.

Happy reading

💔💔

Sepulang sekolah, April merasa sangat bosan. Terlebih sampai sekarang, dirinya belum mendapat kenalan di area kos ini. Apalagi setelah kejadian kemarin, diri merasa amat malu setiap berpapasan dengan penghuni kamar lain. Beruntung peraturan di kos ini tidak terlalu ketat sehingga sang pemilik kos tidak mengusir ketika terdapat aduan mengenai tindakan Raindra. Hanya sekadar nasehat secara pribadi yang disampaikan melalui pesan singkat.

Bingung ingin melakukan aktifitas apa, alhasil gadis itu memutuskan keluar, dengan niat ingin membeli kebutuhan kos sekaligus membeli makan siang.

Akibat belum terlalu paham area sekitar, dia pun memilih memesan ojek online. Dengan arah tujuan ke super market yang di tempuh selama 15 menit.

Sesampainya di lokasi, langsung sahaja dia masuk ke dalam sana. Mengambil berbagai barang yang memang dibutuhkan selama beberapa hari ke depan.

"Totalnya 105.000, ya, Mbak," kata penjaga kasir ketika seluruh belanjaan April selesai ditotal.

Gadis itu pun mengeluarkan satu lembar uang berwarna merah mudah dan biru, sebelum melenggang keluar setelah mendapat kembalian.

Selanjutnya dia berniat memberi makan siang. Melihat penjual yang lumayan banyak di sekeliling, seketika April dibuat bimbang. Antara ingin membeli makanan ringan atau makanan berat. Siapa tahu mampu menahan rasa lapar hingga malam hari.

"Maaf, Mbak mau tanya. Untuk harga satu porsi berapa, ya?"

Namun, atensi April seketika tersita oleh seorang nenek yang tengah berdiri di dekat penjual nasi goreng. Jarak yang lumayan dekat dari tempatnya berdiri membuat telinga dengan mudah mendengar percakapan mereka.

"Lima belas aja, Nek," kata perempuan selaku sang penjual.

Nenek itu tampak bingung begitu mendengar jawaban tersebut. Dia mengeluarkan uang kertas dari dalam saku, uang berwarna coklat muda yang pastinya sangat kurang apabila digunakan untuk membayar satu porsi.

Entah mengapa, mendadak kaki jenjang April melangkah mendekat ke arah gerobak nasi goreng itu. Dia lantas berujar kepada sang penjual, "Mbak, saya pesan satu porsi. Makan di sini sama es tehnya sekalian. Oh, ya ... sama satu porsi lagi dibungkus buat Nenek ini. Atur yang dibungkus aja dulu, ya, Mbak."

Mendengar penuturan tersebut, sontak Nenek di sisi kanan April menoleh. Aksa teduh yang sudah tidak berfungsi sebaik dulu itu memandang wajahnya dengan lamat-lamat, seakan sedang berusaha melihat wajahnya dengan jelas.

"Tapi, uang Nenek masih kurang buat bayar, Nak," ucap sang Nenek kemudian.

Disertai senyum tipis, April pun membalas, "Nanti Nenek nggak perlu bayar."

Nenek tersebut amat senang ketika menerima pemberian April. Sebelum pergi, tak lupa dia mengusap pipi halus April jua menepuk-nepuknya pelan. Telapak tangannya terasa sangat hangat. "Semoga Nak April sehat selalu, ya. Kalo begitu, Nenek pamit dulu."

Tak lama setelah sepeninggalan Nenek tadi, pesanan April pun siap disajikan. Dia lantas menempati kursi kosong di meja panjang sisi kiri, karena meja panjang di disi kanan sudah penuh di isi pelanggan lain.

Love Destiny: Segores Luka [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang