Part 19

44 4 0
                                    

"Ibu, tanpamu hidupku
semakin hancur lebur."

.
.
.

Happy reading

💔💔

"April, lo milih apa?"

"Truth."

Kini di kelas X IPS, lebih tepatnya kelas April, beberapa murid tengah mengikuti permainan ToD. Kebetulan ujung bolpoin yang diputar tadi mengarah kepada April sehingga mau tak mau gadis itu harus memilih truth.

"Lo udah ngapain aja selama pacaran sama Kak Rain? Udah pernah ... kissing?" tanya salah satu siswi pada April.

Sontak seluruh pasang mata tertuju pada gadis itu, menanti balasan yang akan terlontar. Berdasarkan penglihatan Zifa yang jua ikut serta, wajah April sedikit menegang.

"Kalian---"

"Nggak!" Suara April meluncur cepat. Mematahkan praduga semua orang yang sudah berburuk sangka akibat jawabannya yang cukup lama.

Sekarang pun bolpoin hitam itu diputar kembali. Dari semua yang turut serta, tinggal beberapa orang yang belum mendapat giliran. Hingga kesialan ternyata lebih memihak Zifa. Ujung pena itu menunjuknya, membuat sang pemilik nama kian merasakan kesan horor.

"G---gue dare!" Pilihan itu seolah refleks terucap oleh mulut Zifa. Padahal niat awal dia ingin memilah serupa dengan April tadi. "Eh, nggak. Gue gan---"

"Eit! Udah nggak bisa ganti!" Riza seketika memotong kalimat Zifa. Terkekeh kecil saat menerima respon tatapan tajam. "Aku yang ngasih, deh, ya?"

Semua orang yang membentuk lingkaran itu mengangguk terkecuali Zifa yang tengah mengontrol debaran gila si jantung.

"Tembak cowok yang kamu suka sekarang!"

Rasanya Zifa ingin mengumpat sekarang. Bisa-bisanya Riza memberikan dare beracun!

Hendak menghindar, tetapi desakan dan sorakan para siswa menimbulkan pening di kepala. Temannya satu ini sungguh keterlaluan!

"Ogah! Ganti yang lain. Apaan kek gitu!" Dia berdecak, menolak tegas dare dari Riza.

"Kenapa? Lo malu karena jangan-jangan cowok itu ada di kelas ini?" tebak salah satu siswi.

Siulan menggema, berasal dari cowok yang beberapa sedang memperhatikan permainan  teman gadis sekelas mereka.

Sialnya, kegugupan Zifa semakin bertambah. Dia nyaris berhasil kabur, tetapi tangan teman-temannya sigap menahan.

"Profesional, dong! Gimana, sih! Emang siapa cowok yang lo suka sampe lo mau kabur?"

Zifa jelas gugup. Di benaknya timbul nama 'Andra' begitu saja. Sebisa mungkin dia menahan gerak-gerik tubuh agar tidak memancing kecurigaan.

"Nggak ada dare lain? Ini mah keterlaluan! Tadi yang lain aja pada enteng-enteng!" ujarnya mencoba bernegosiasi.

Riza tampak berpikir, sampai akhirnya dia mengangguk. "Oke, boleh ganti truth, deh. Jadi, kamu harus jujur. Siapa cowok yang lagi kamu suka?"

Love Destiny: Segores Luka [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang