"Nyatanya, luka itu masih belum mengering sampai sekarang."
.
.
.Happy reading
💔💔
"Jangan asal tuduh kamu, Mas!"
Kepulangan April ke rumah dengan diantar Agas justru disambut keributan. Dari suara, jelas April tahu jika itu adalah Joan dan Tina.
"Mereka kenapa?" tanya Agas dijawab gelengan kepala oleh Joan.
Ketika mereka berdua masuk ke dalam rumah, suara itu kian terdengar jelas. Percekcokan tersebut sangat mengganggu indra pendengaran, sebab intonasi sepasang suami istri itu sangat tinggi. Bahkan kemungkinan terdengar sampai ke telinga para tetangga sekitar.
"Masih mengelak, hah?! Kamu pikir saya bodoh?!" Itu suara Joan.
"Itu cuma laporan dari tetangga! Mana bukti nyatanya! Kamu lebih percaya sama mereka daripada istri kamu sendiri?!"
Mendengar itu, seketika April tahu apa akar permasalahan di antara mereka. Sepertinya, perselingkuhan Tina sudah terbongkar.
"Mereka hanya menunjukkan bukti berupa foto! Kamu jangan bodoh, Mas! Jaman sekarang, hal kaya gitu bisa dimanipulasi!" Tina masih berusaha membela diri.
Lihat, bahkan sekarang dia mengeluarkan air mata buaya---pura-pura menangis.
April dan Agas yang lebih dahulu tahu mengenai perselingkuhan tersebut hanya bisa menahan tawa dalam hati. Menyaksikan sandiwara wanita bermuka dua yang kini malah bersimpuh di lantai.
"Yah, nggak mungkin Ibu kaya gitu. Aku tau dan percaya kalo Ibu setia sama Ayah." Nira tiba-tiba mendekat ke arah mereka berdua menggunakan tongkat. Meskipun sudah tak perlu menggunakan kursi roda, tetapi dia masih harus menggunakan tongkat penyangga guna mempermudah kaki berjalan.
"Kenapa nggak mungkin?" April yang sedari tadi berdiri di depan pintu pun akhirnya angkat bicara. Ini adalah kesempatan untuk membuktikan kebenaran yang dirinya waktu itu ingin tunjukkan dan justru berakhir difitnah.
"Saya ada bukti jika kalian membutuhkan." Agas pun turut membuka suara, membuat April menoleh terkejut.
Pasalnya dia belum tahu sama sekali jika kakak sepupunya ini juga pernah memergoki Tina tengah berselingkuh. Ditambah Agas belum pernah memberi tahu apa pun.
"Apa maksud kamu? Kamu nggak usah ikut campur dan---"
"Kami ada hak untuk ikut campur!" April menyambar sengit. Baru sahaja ingin mengeluarkan ponsel, dirinya sudah didahului oleh pergerakan Agas.
Dia menunjukkan video yang kala itu diambil saat sedang berkumpul bersama teman-temannya di kafe. Jelas hal itu membuat Tina kalang kabut begitu melihat wajahnya sendiri dan wajah sang kekasih simpanan terlihat cukup jelas.
Tentu Agas dibuat tersenyum miring.
"M-mas, aku bisa jelasin ...."
"Aku juga ada video lainnya, Yah." April ikut memberikan ponsel miliknya pada Joan, bermaksud memperkuat bukti perselingkuhan sang ibu tiri. Siapa tahu dengan begini, beliau jua akan mengubah perlakukan selama ini terhadap dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Destiny: Segores Luka [SELESAI]
Teen FictionNOTED: Terinspirasi dari kisah nyata. (Squel Love Destiny: Sebatas Luka) "Kebahagiaan" adalah satu kata yang ingin seorang April wujudkan dalam hidup. Sejak kematian sang ibu, dia tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari sang ayah karena dirinya d...