Part 11

46 3 0
                                    

"Ternyata benar, hanya diri sendirilah
yang bisa kita percayai
di dunia ini."

.
.
.

Happy reading

💔💔

"Mie di mangkuk ini siapa yang makan?"

Kedatangan April ke meja makan dengan niat untuk menyantap makan malam justru berujung nihil. Mie instan yang dia masak sendiri sudah dilahap habis, menyisakan kuah serta piring, sendok, dan garpu.

"Itu ... punya kamu?" Nira orang pertama yang merespon.

"Siapa yang makan?" Bukannya menjawab, April justru bertanya ulang.

Wanita di sebelah Nira sontak berdecak. Wajah julitnya terpampang nyata. Dia tampak sedang membereskan piring-piring bekas makan malam ini. "Nira yang makan. Lagian dari tadi nganggur, kirain nggak ada yang punya," ujarnya tanpa beban.

"Maaf, Pril. Aku nggak tau kalo itu punya kamu. Kalo gitu aku buatin lagi aja, ya?" Dengan rasa bersalah, Nira berinisiatif menuju dapur.

"Mienya udah habis. Nggak ada apa-apa di dapur." Suara April terdengar dongkol. Padahal dia sudah sangat lapar mengingat siang tadi  sekadar memakan satu potong roti.

"Nggak usah menyalahkan orang lain. Salah kamu sendiri meninggalkan makanan begitu saja di meja ini." Joan kini angkat bicara. Dengan tak acuh menyeruput kopi hitam favorit buatan sang istri.

"Lagian salah sendiri dateng belakangan. Nggak usah makan aja sekalian!" Berbeda dengan sebelumnya, kini terang-terangan Tina berani berkata disertai intonasi tinggi pada April meskipun di depan Joan.

Tentu April dibuat geram kesekian kali. Baru siang tadi Nira membuatnya kesal pasal Raindra dan sekarang dia malah mengulangi. Memakan juga makanannya setelah dia, Tina beserta Joan menghabiskan seluruh makanan malam ini tanpa dirinya. "Kalian pasti harusnya bisa 'kan nyisain dikit aja buat saya?" tanyanya datar.

"Pril, jangan marah, ya. Aku bakal ganti, aku bakal pesenin makanan khusus buat kamu. Sekali lagi aku minta maaf, ya?"

"Nggak perlu, Nira. Dia bisa memesan sendiri, jangan buang-buang uang kamu." Joan melarang niat baik dari Nira yang semakin menimbulkan kobaran api dalam benak anak bungsu di rumah ini.

"Sekarang mending kamu cuci semua piring kotor ini. Saya sudah capek gara-gara masak tadi." Lalu tanpa dosa Tina menyuruh April, mengabaikan air muka keruh gadis di sebrang meja sana.

"Suruh saja anak Anda." Saat hendak berbalik badan, tangan April tercekal oleh Nira. Hingga refleks dia menyentak sampai membuat gadis itu hampir terjungkal apabila Joan tidak bergerak gesit.

"Apa-apaan kamu, hah?!"

"A-aku nggak sengaja, Yah."

"Nggak usah mengelak! Ibu udah berusaha baik-baikin kamu, tapi kamu malah ngelunjak!" Yah, kini sifat asli Tina mulai terbuka di depan Joan. Namun, pria itu tampak biasa sahaja, malah mendukung tindakannya kepada April.

"Nggak usah memperkeruh keadaan! Sejak Anda datang pertama kali ke rumah ini, saya tau kalo Anda itu wanita iblis!"

Brak!

Love Destiny: Segores Luka [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang