Assalamu'alaikum
Hiiii
Typo banyak!!!!
"Kembali pada keluargamu Za," suruh Hanan sambil menepuk pundak Eza. Ia juga mendorong bahu Eza pelan membiarkan sahabatnya itu kembali pada keluarganya dengan selamat.
Dengan ragu Eza melangkah pelan mendekati Azea, namun saat jaraknya dan azea semakin dekat.
Dor!
Eza jatuh tersungkur. Tubuhnya terhempas pada lantai yang dingin dan kotor. Darah segar mulai merembes menodai kaos putih yang ia kenakan. Ia meraba luka dibagian pinggangnya akibat peluru yang menembus sampai ke bagian perutnya.
"ZA!!" pekik beberapa orang disekitarnya, sedangkan Hanan tertawa kencang saat ia berhasil melukai laki-laki yang pernah ia anggap sebagai sahabat itu.
Hanan tersenyum miring, ia kan sudah bilang tidak akan melepaskan Eza begitu saja.
Eza tertembak. Ia memegang bagian pinggangnya yang terus mengeluarkan darah segar.
Dor!
Peluru itu tepat bersarang di kaki Hanan, pemuda itu jatuh terduduk. Ia ditembak oleh seorang polisi. Melihat itu Kenan segera menendang pistol yang ada digenggaman Hanan. Beberapa petugas kepolisian mendekat dan segera memborgol tangan Hanan.
Eza memejamkan matanya merasakan sakit diarea pinggangnya yang semakin menjadi-jadi. Benar-benar sakit, bibir Eza berkali-kali mengucapkan istighfar berharap sakitnya sedikit berkurang.
"KAK!!!" pekik Azea, gadis itu segera belari menghampiri Eza dengan air mata yang sudah mengalir deras sejak tadi. Dengan sisa tenaganya ia mengangkat kepala Eza ke pangkuan.
"Ze ...," lirih laki-laki itu pelan, matanya mengerjab sayu.
Azea mengangguk disela tangisannya yang semakin pecah.
"Iya, ini aku kak. Aku disini," ia meraih tangan Eza lalu mengenggamnya erat."Sa-kit."
Tangis Azea semakin kencang mendengar lirihan suaminya itu. Ia semakin kalut melihat kaos putih itu sudah berganti warna.
"Jangan gini kak, aku mohon," lirih Azea.
"Ja-ngan na-ngis."
Mendengar itu bukannya berhenti, tangis Azea semakin kencang. Jangan menangis, saya tidak suka. Kata-kata yang selalu diucapkan Eza ketika melihat istrinya itu menangis
Melihat keadaan adiknya Kenan langsung melepaskan hoodie yang ia pakai lalu menempelkan hoodienya ke luka tembak Eza, ia menekan luka itu untuk meminimalisir darah yang terus keluar.
Agkh
"Sa-kit," rintih pemuda itu.
"Tahan sebentar ya!, kita kerumah sakit sekarang." Kenan mengangkat tubuh Eza dibantu oleh sang papa menuju mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
EZAZEA(end)
JugendliteraturTypo banyakk! Bagaimana rasanya hidup berdampingan dengan dia yang faham agama, namun belum selesai dengan masa lalunya? Dia yang keras kepala namun porak poranda batinnya. Dia yang berusaha sembuh dan mencoba menghargai apa yang sudah menjadi mili...