BAB:31.SI KEMBAR

2K 161 21
                                    

Assalamu'alaikum

Ga terasa ini part end EZAZEA

Januari habis, EZAZEA pun selesai 😭

Typo banyak banget

8 bulan sudah Hanan berada dalam jeruji besi, pemuda itu memandang kosong kedepan, jika ada yang lebih menyedihkan selain Eza, yaitu Hanan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


8 bulan sudah Hanan berada dalam jeruji besi, pemuda itu memandang kosong kedepan, jika ada yang lebih menyedihkan selain Eza, yaitu Hanan. Pemuda itu nampak tak terurus, rambutnya mulai memanjang, pipinya tirus dan terdapat cekungan kehitaman dibawah matanya. Ia tidur tidak teratur, ia hanya merenung, dan menyesali semua perbuatannya. Jangan pikir ia tidak merasa bersalah sudah merusak hidup sahabatnya, ia menyesali semuanya. Ia bahkan selalu memikirkan Eza selama ini, apakah sahabatnya itu masih hidup setelah kejadian malam itu?. Ah, rasanya Hanan malu menganggap dirinya masih bersahabat dengan Eza.

Hanan itu bak ruangan kosong tanpa penghuni, tidak ada kehangatan sedikitpun yang tercipta untuk dirinya. Ia selalu iri dengan kehidupan Eza, apalagi sang ayah yang terobsesi menginginkan Hanan sempurna.

Sampai saat ini Hanan masih ingat ketika ayahnya mengusirnya dari rumah, mungkin jika saat ini ia tak di penjara Hanan bingung ingin pulang ke mana, di bumi ini tidak ada yang bisa ia anggap rumah.

Hanan tidak pernah dibesarkan dengan kasih sayang, ia selalu ditekankan sesuai keinginan papanya, setiap harinya ia juga mendapatkan kekerasan fisik. Hingga tanpa sadar sikap papa yang sesukanya itu menurun pada putranya.

Terkadang ia iri. Dia juga manusia, tapi kenapa ia kurang akan kasih sayang mama dan papa?, dari sekian banyak rumah dimuka bumi ini, kenapa tidak satupun diantaranya bisa Hanan tinggali. Kenapa dunia jahat?, kenapa keluarganya tidak sehangat keluarga lain?. Hanan benci semuanya.

Hanan menoleh ke arah seorang polisi yang baru saja memanggil namanya, ada kunjungan lagi?, beberapa hari yang lalu papanya datang ke sini, namun Hanan ogah-ogahan menemui papanya itu.

"Papa saya lagi ya pak?" tanya Hanan. Ia muak, ia benci papa datang menemuinya jika hanya untuk meminta maaf, lalu ujung-ujungnya ia yang salah.

"Bukan, sepertinya dia seumuran kamu."

Hanan hanya mengangguk lalu mengikuti langkah polisi yang membawanya bertemu dengan seseorang.

Betapa terkejutnya ia ketika melihat seorang laki-laki dengan setelan rapinya duduk dikursi. Laki-laki itu mengangkat kepalanya lalu tersenyum tipis kearah Hanan. Senyumnya sama, tidak pernah berubah sejak dulu. Hanan dengan ragu duduk didepan laki-laki itu. Polisi pun berdiri tak jauh dari mereka, takut jika ada yang melakukan sesuatu, ataupun Hanan kabur dari pengawasan.

"Z-za," ucap Hanan terbata.

"Ya, ini saya," sahut Eza, senyumnya pun tak kunjung luntur.

EZAZEA(end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang