BAB:20. SEMUA AKAN BAIK² SAJA

1.7K 173 16
                                    

Assalamu'alaikum

Kangen Dinda ga?

Langsung aja ya?!

Typo banyakkkkk

"Sebenarnya sembuh itu tidak akan pernah ada bagi orang kehilangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sebenarnya sembuh itu tidak akan pernah ada bagi orang kehilangan.
Tapi Allah akan mengganti dengan sesuatu yang lain"
UAS

 

         Azea segera bangkit, ia terlihat begitu panik dengan keadaan sekitar, debuman keras dari motor Eza yang sudah tak berbentuk itu semakin meningkatkan ketakutannya.

"K-kak Eza?"

"Ini gimana?" tanya gadis itu terbata.

"Aku takut ... " isaknya pelan.  Eza meringis merasakan nyeri pada punggungnya namun sebisa mungkin ia tahan demi menenangkan Azea, laki-laki itu bangkit lalu memeluk Azea

"Hei, jangan menangis saya tidak apa-apa, saya baik-baik saja," ujarnya lembut sambil mengelus punggung Azea yang bergetar.

"Kakak ... " gadis itu membalas pelukan Eza tak kalah erat, namun ia kembali melepaskan pelukannya ketika erangan tertahan dari bibir Eza, ia juga merasakan punggung Eza basah.

"K-kak darah?"

"Gak papa," sahut Eza. Mata Azea kembali berkaca-kaca melihat punggung Eza berdarah.

"Hei jangan menangis, ini tidak sakit"

Bohong sekali, jelas-jelas tadi ia tidak bisa berdiri sangking perihnya.

Eza memandang motor kesayangannya itu sejenak, agak menyesal karena tak bisa menjaganya dengan baik. Kemudian ia mengambil ponselnya menghubungi siapapun yang bisa membantunya

"saya harus menghubungi Ahzam supaya menjemput kita disini," Azea mengangguk sambil sesenggukan, Eza jadi gemas sendiri melihatnya.

Tak seperti yang Eza harapkan, nomor Ahzam tak aktif sama sekali, bukan hanya Ahzam, tapi Ikhwan juga. Ia hanya mengirimkan pesan singkat namun hanya ceklis satu. Hari ini benar-benar menguji kesabaran Eza. Ia tak mungkin meminta Kenan menjemputnya karena laki-laki itu selalu sibuk dari pagi hingga sore hari. Menghubungi Abi Zaid atau A Rayhan juga bukan pilihan yang baik, bisa-bisa ia diceramahi hingga subuh, lagian Gus Rayhan sudah pindah. Jika menghubungi papa Anandra sudah jelas ia akan semakin posesif pada Eza. Eza jadi dilema

"Kenapa kak?" tanya Azea melihat raut lelah Eza

"Tidak ada yang bisa dihubungi," sahutnya pelan.

Eza kembali mengotak atik handphone nya, ia baru ingat jika memiliki sahabat, mau tak mau Eza mengubungi Hanan.

"Halo Za, Assalamu'alaikum,"sapa seseorang setelah panggilan terhubung.

"Wa'alaikumussalam, sibuk?"

EZAZEA(end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang