BAB:26.DENDAM

1.6K 152 10
                                        

Assalamu'alaikum

Haiiii

Aku up lagi

Typo tandai!

      Matahari cukup terik membuat keringat Eza bercucuran, apalagi ia mendorong motornya yang kehabisan bensin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

      Matahari cukup terik membuat keringat Eza bercucuran, apalagi ia mendorong motornya yang kehabisan bensin.

Motor ini tadi pagi baru ia ambil dari rumah papahnya setelah beberapa minggu ia abaikan. Namun naasnya bensin di motor itu hanya tersisa sedikit karena Kenan kerap kali memakainya kemana-mana. Selagi ada yang gratis kenapa tidak.

Eza tidak tahu menahu tentang itu, dengan santai ia menjemput Azea disekolahnya, namun saat diperjalanan pulang tiba-tiba motornya mati ditempat sepi, bertepatan dengan itu Kenan mengirimnya pesan bahwa bensin di motor itu hanya tersisa sedikit. Ingin sekali rasanya Eza menendang pantat abangnya itu.

"Semangat kak," ujar Azea, gadis itu duduk di jok motor sambil menjilati es krim. Eza mendengus kasar, ia lelah mendorong motor sang istri malah enak-enakan duduk.

"Capek ya kak?, aku turun aja ni," kata Azea, ia kasihan pada Eza yang berkali-kali menyeka keringat dikeningnya. Eza hanya menggeleng pelan sambil terus mendorong motornya.

"Aku turun aja ya kak," ujar Azea lagi.

"Diam Azea!" balas Eza cepat, ia tak mau istrinya kelelahan.

"Jaket kakak ini dipakai aja, daripada dikasih ke aku," ujar Azea, sudah tau matahari tepat diatas kepala, laki-laki itu malah memberikan jaketnya untuk menutupi kepala Azea. Ia sendiri memakai kaos pendek.

"Nanti jatuh!" ulang Eza, gadis itu terus saja bergerak seperti reog.

"Shap pak suami," ujarnya memberi hormat, Eza tersenyum tipis mendengarnya.

Kenan memang benar-benar menyebalkan, seharusnya ia bilang dari awal jika bensinnya hampir habis, jadi Eza tak perlu capek-capek mendorong motornya untuk menemukan pom bensin ataupun bensin eceran.

Sebenarnya Eza senang bisa menghabiskan waktu lebih lama dengan istrinya, tapi tidak dengan cara seperti ini juga.

"Kak mau cari pom bensin ya?" tanya Azea.

"Tidak tau," sahut Eza, Azea merengut mendengar jawaban singkat dari laki-laki itu.

"Kayaknya didepan ada warung kak, siapa tau ada jualan bensin eceran," kata Azea sambil menunjuk warung yang jaraknya sekitar 200 meter dihadapan mereka.

"Ya," balas Eza singkat. Ingin rasanya Azea menggigit pundak Eza.

Beberapa menit kemudian akhirnya mereka sampai didepan warung yang ditunjuk Azea tadi, untungnya disana ada yang menjual bensin eceran, jika tidak, mungkin Eza akan harus mengeluarkan banyak tenaga lagi.

Azea langsung meloncat turun dari atas motor melihat warung yang menjual beberapa macam camilan. Eza sampai kelimpungan sendiri melihat gadis itu begitu lincah.

EZAZEA(end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang