BAB:27.PENGHIANAT

1.4K 143 7
                                    


Assalamu'alaikum

Yang penting double up kan?

Aku ini baik hati, walaupun yang sebelumnya ga rame aku tetap double up.

Sedih banget, tinggal beberapa part lagi tamat tapi ga rame²

Bantu share cerita ini ya guys biar rame.

Typo banyak

              Malam semakin larut, namun Eza tak kunjung masuk kerumah papa Anandra, istrinya sedari tadi gelisah duduk disamping Kania, berkali-kali ia menoleh kekanan dan kekiri berharap menemukan kehadiran suaminya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

              Malam semakin larut, namun Eza tak kunjung masuk kerumah papa Anandra, istrinya sedari tadi gelisah duduk disamping Kania, berkali-kali ia menoleh kekanan dan kekiri berharap menemukan kehadiran suaminya.

Kenan memeriksa ponselnya.
"Udah setengah 12, Eza ngomongin apaan 2 jam setengah ga siap-siap," kata Kenan curiga.

"Ga mungkin ngobrol sih, Eza kan kalau ngomong sesingkat-singkatnya" sambung laki-laki itu.

"Susulin aja Ken!" suruh Kania.

"Aku iki suamimu loh dek," ujar Kenan bernada.

"Iya mas, susulin adik kamu kedepan gih!" suruh Kania sambil tersenyum.

"Asksksks, gemes banget istri aku," kata Kenan seperti cacing kepanasan.

"Kalian tunggu disini sebentar ya!" pintanya, ia segera beranjak menuju gerbang.

Ketika ia membuka gerbang, tidak ada siapapun selain satpam yang sedang berjaga. Ia berjalan menghampiri satpam itu.

"Pak liat Eza?" tanya Kenan pada satpam yang berjaga.

"Tadi saya liat di depan sana lagi nelpon kayaknya," tunjuk pak satpam itu tepat didepan gerbang rumah.

"Terus kemana pak?" tanya Kenan lagi.

"Wah, itu saya tidak tahu tuan muda. Tadi saat saya pergi tuan muda Eza masih ada disini, saat saya kesini lagi dia sudah tidak ada disekitar sini," jelas satpam itu kikuk.

Kenan menghela nafas gusar.
"Eza belum masuk kedalam dari tadi," ucap Kenan membuat satpam rumahnya itu terkejut.

"Coba dihubungi dulu tuan muda!" suruh nya sopan.

Dengan perasaan tidak karuan, Kenan segera mengambil handphonenya dan mengubungi Eza.

Sedetik kemudian terdengar suara deringan ponsel, keduanya tentu terkejut, apalagi si satpam. Rasanya panas dingin.

Kenan segera mencari sumber suara, dan benar saja, handphone milik Eza benar-benar ada di dekat gerbang. Kenan meraih ponsel hitam itu. Warnanya seperti warna aspal makanya ia tidak melihat. Ia menelisik ponsel yang ia berikan pada Eza beberapa bulan lalu, layarnya retak, sepertinya ponsel ini terjatuh, tidak mungkin juga Eza meletakkan barang mahal itu sembarangan.

"Pak ini ponsel Eza," ujar Kenan gusar.  Satpam rumahnya hanya diam, selain cemas dengan Eza ia juga cemas dengan pekerjaannya. Jika terjadi sesuatu dengan Eza, Anandra tidak akan segan-segan memecatnya.

EZAZEA(end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang