BAB:29. RINDU

1.7K 151 15
                                        

Assalamu'alaikum

Typo banyak, nanti revisi kalau sempat

Azea menumpukan pipinya pada meja, mata gadis itu sembab

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Azea menumpukan pipinya pada meja, mata gadis itu sembab. ia tak peduli dengan kegiatan murid-murid lain didepannya. Azea yang dulu jarang sekali libur sekolah kini sebaliknya. Gadis itu tidak jarang libur sekolah tanpa keterangan. Azea yang ceria kini lebih banyak diam, jika ditanya hanya akan menjawab seadanya.

Bell masuk berdering membuat anak kelas 12 mipa 2 berhamburan untuk duduk dikursi masing-masing. Nalita memandang Azea dengan tatapan yang sulit diartikan, ia perhatikan sahabatnya itu menjadi pendiam akhir-akhir ini. Namun seorang guru memasuki kelas mereka membuat gadis itu langsung duduk di kursinya yang ada dibelakang kursi Azea.

Sepanjang pelajaran Azea hanya diam memerhatikan penjelasan guru didepan, sesekali ia mencatat materi di bukunya. Padahal biasanya gadis itu yang paling aktif dan semangat dalam pembelajaran. Setelah jam pelajaran habis guru itu segera keluar dari kelas 12 mipa 2. Azea kembali menumpukan kepalanya diatas meja dan menenggelamkan wajahnya dilipatan tangan.

Ia teringat perkataan Eza sehari sebelum pernikahan Kenan dilaksanakan.
_

Pagi itu keduanya sedang berjalan santai sambil mencari penjual nasi goreng disekitar rumah mereka. Sebenarnya Azea sudah ingin dari beberapa hari sebelumya, dikarenakan Eza sibuk dan Azea tak ingin pergi sendiri hingga sampai pagi itu baru ia bisa menikmati nasi goreng pesanannya.

Eza menatap lekat wajah Azea yang tengah menikmati sarapannya, laki-laki itu sendiri tidak sarapan, kenyang katanya. Kemudian tangan Eza terulur membersihkan sudut bibir Azea yang terdapat bercak makanan. Azea pun menatap suaminya hingga pandangan keduanya terkunci, sebelum Azea memutuskannya lebih dulu.

"Makan kak, aku suapin," tawar Azea, gadis itu segera menggeser kursinya agar lebih dekat dengan Eza.

Sedangkan Eza hanya menggeleng pelan, "saya kenyang," balasnya. Azea hanya menarik nafas pelan, Eza ini memang susah sekali disuruh sarapan.

Tak lama kemudian Eza mengenggam erat tangan kiri Azea, sontak gadis itu menoleh merasakan tangan dingin Eza yang mengenggam erat tangan mungilnya. Azea menatap Eza dengan lekat. Ia tau ada yang mengganjal dihati suaminya itu.

"Kakak mau bicara apa?, aku disini," kata Azea, lalu tangan kanannya terurai mengelus rahang tegas suaminya.

Eza menggeleng pelan, ia mengambil dompetnya dan menyerahkan katru hitam miliknya pada Azea.

"Mau bayar nasi goreng pake black card?" tanya Azea cengo. Ia tau Eza banyak uang, tapi tidak begini juga caranya. Spontan Eza menggeleng, bukan itu maksudnya.

"Ini untuk kamu," balas Eza.

"H-hah?" tanya Azea tak mengerti.

"Untuk kamu, sayang." Ujar Eza lembut, ia juga tersenyum tipis menatap istrinya itu.

EZAZEA(end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang