BAB:9.PELUKAN HANGAT

2.1K 201 4
                                        

Assalamu'alaikum

Hallo

Apa kabar?

Mau ngajakin Eza galau, karena aku juga lagi galau haha

Langsung aja ya

Typo tandai!

Eza memandang jalanan dari balik kaca mobilnya, ia menyetir dengan hati-hati karena jalanan licin akibat derasnya hujan yang mengguyur kota jambi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Eza memandang jalanan dari balik kaca mobilnya, ia menyetir dengan hati-hati karena jalanan licin akibat derasnya hujan yang mengguyur kota jambi.

Ia menatap iba anak-anak yang berdiri dilampu merah sambil menawarkan tisu kepada beberapa pengguna jalan, mereka tidak menggunakan payung ataupun jas hujan.

Eza tersentak ketika ada yang menghampiri dan kaca mobilnya diketuk oleh seorang bocah laki-laki. Eza langsung mendatarkan ekspresinya dan membuka kaca mobil.

"Tisunya kak?" tawar anak itu dengan nada bergetar, ia menggigil akibat langit terus menumpahkan air tanpa henti. Apakah langit juga terluka seperti orang-orang di bumi?.

"Berapa?" tanya Eza.

"2 bungkus 5 ribu kak," jawab anak kecil itu tersenyum lebar, dibalik dunia yang jahat ini bocah itu masih bisa menutupi kesengsaraannya.

Eza mengangguk lalu mengambil dua bungkus tisu digenggaman anak itu, lalu ia menyerahkan dia lembar uang bernilai 100 ribu untuk anak itu.

"Ini kebanyakan kak, saya gak punya kembalian"Ia kembali menyerahkan dua lembar uang itu kepada Eza

"Untuk kamu."

"Alhamdulillah," anak laki-laki itu mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangan.

"Terimakasih ya kak?, siapa-

"Eza," potong Eza cepat.

"Terimakasih ya kak Eza, semoga Allah permudahkan membalas kebaikan kakak."

"Aamiin," jawab Eza sambil tersenyum tipis.

"Tunggu!" panggil Eza ketika bocah itu ingin pergi dari hadapannya, anak itu berbalik dan kembali melangkah kearahnya.

"Kakak mau ngambil uang tadi lagi?" tanya bocah itu polos, Eza sampai terkekeh mendengarnya.

"Nama?" tanya Eza.

"Brian kak," jawab Anak laki-laki itu cepat, Eza mengangguk lalu menyerahkan payung miliknya untuk bocah itu.

"Untuk saya kak?" tanya Brian, Eza lagi-lagi mengangguk

"Terimakasih, senang bertemu dengan kak Eza," ujarnya lalu pergi menjauh dari sana, bocah laki-laki itu melambaikan tangannya, Eza juga tersenyum sambil membalas lambaian si bocah.

Laki-laki berusia 20 tahun itu kembali melajukan mobilnya setelah lampu hijau menyala, ia tersenyum tipis mengingat perkenalan singkat dengan anak laki-laki bernama Brian tadi.

EZAZEA(end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang