6. y - 9 = -3

2.4K 216 0
                                    

Rachel keluar kamar mencari teman temannya. Cahaya menyilaukan mata berasal dari jendela kamar. Grace masih tertidur dengan lelap meskipun cahaya menusuk ke arahnya.

"Selamat pagi, Chel." sapa Anisa di depan pintu kamar.

"Pagii," balas Rachel dengan suara khas bangun tidurnya. Walaupun sudah minum banyak, suaranya tetap tak mau kembali.

"Yang lain mana ?" tanya Rachel heran.

"Owh itu. David sama Hazna udah pulang duluan tadi subuh. Berlin sama Seva jogging ke alun alun," jawab Anisa.

Rachel mengangguk sambil menahan kantuk.

"Emh, Rachel. Tolong bangunin Grace dong," kata Anisa tidak enak.

Rachel melirik Grace yang masih tidur dengan nyenyak. Ia tidak tega membangunkannya.

"Tapi aku mau pulang, udah dicariin bonyok." kata Rachel jujur.

"Lo pulangnya gimana ? Seva masih di luar sama Berlin, bareng Grace aja bangunin dia. Nyokap Grace telfon ke nomor gue terus, gue takut." kata Anisa menjelaskan.

Rachel tidak tau bagaimana menolaknya, tapi yang pasti ia harus pulang pagi ini. Ayahnya pasti akan marah jika ia pulang lebih dari jam 8.

"Tapikan-"

"Dari pada grab, sama Grace aja. Bangunin ya orangnya, ya Chel ya..." pinta Anisa memelas.

Rachel menghela nafas pasrah, "iyaa,"

"Gud," Anisa sumringah.

"Okay, makasih Rachel. Good luck bangunin Tiger Child !" perkataan Anisa tersebut menimbulkan kerutan di kening Rachel.

Saat hendak bertanya, Anisa sudah pergi dengan berlari kecil. Rachel kembali masuk membangunkan Grace. Senyum tulus terukir di bibir Rachel. Grace terlelap, tidurnya seperti bayi, sangat imut, lucu, menggemaskan dan polos.

Rachel menyentuh lengan kanan Grace yang dibuat bantalan kepala karena Grace tidur miring ke kanan. "Grace, bangun." kata Rachel lembut dengan suara seraknya.

Bukannya bangun, Grace justru memeluk tangan Rachel menggunakan tangan kirinya. Ia semakin meringkuk gemas sambil memeluk tangan Rachel. Bagai tersetrum listrik, perasaan aneh muncul di hati Rachel. Ia sempat terkejut dan terpaku sesaat. Ia tiba tiba haus, ditelannya saliva di mulut dengan kasar saat melihat wajah polos Grace saat tidur. Sangat berbeda saat berkegiatan. tanpa Rachel sadari, ia bergumam. "Tiger Child," itu cocok untuk Grace, pikirnya.

"Gre," panggil Rachel lagi.

"Grace ayo bangun," kata Rachel sedikit mengguncang tubuh Grace.

Benar saja, perempuan berjulukan Tiger Child itu terusik. Ia membuka mata dengan susah seperti anak kecil. Terlihat menggemaskan bagi Rachel. Degup jantung Rachel tiba tiba tidak karuan saat melihat senyum manis Grace saat berhasil membuka mata sempurna.

"Morning," sepatah kata terucap dengan suara khas bangun tidur. Terdengar melantun indah di pendengaran Rachel.

Rachel membalasnya dengan senyum, "Morning too, Tiger Child."

"Kyaaaaa,,,, ini terlalu menggemaskan tolonggg,"

Batin Rachel berteriak tidak kuat. Namun ia mengekspresikan hanya dengan senyum lebar.

"Grace, Anisa bilang katanya mama kamu nyariin,disuruh pulang. Maafkan aku karena membangunkanmu,"

Grace bangun sambil mengucek mata seperti anak kucing, "Hmm,"

"Lalu apa yang lo lakukan disini ? Sekarang ?" tanyanya dingin.

"Gak ada sih. Aku juga mau pulang," jawab Rachel acuh. Ia mengatakan sebaliknya, ia mengurungkan niat untuk meminta pulang bersama Grace.

Skor+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang