Hello Bali

1.5K 91 3
                                    

"Rachel, keluar. Ini gue,"

Ceklek

"Yakkk !"

Rachel yang ketakutan setengah mati berubah kesal sekesal kesalnya ketika mengetahui orang jahil tersebut adalah Grace. Ia menghajar Grace dengan cubitan dan pukulan bertubi-tubi.

"Kamu pikir lucu hah ? Aku ketakutan setengah mati !" kesalnya.

"Ampun ampun. Yak, sakit ! Aduh," rintih Grace.

Grace menahan pergelangan tangan Rachel untuk menghentikan pukulan yang melayang ke tubuhnya. Ia mengunci Rachel di wastafel. Hal tersebut membuat Rachel tak berkutik dengan nafas yang terengah-engah.

"Maaf karena membuatmu ketakutan..." kalimat awal Grace tersebut membuat Rachel tenang.

"... Jujur saja ini caraku mengungkapkan rasa rindu," lanjut Grace.

"Caramu jelek," komentar Rachel kembali kesal.

Namun hatinya juga mengatakan rindu. Kini senyumnya tak bisa ia tahan karena melihat wajah orang yang dia cintai. Ia tidak menyangka jika perkataan Seva benar. Keduanya tersenyum manis dengan tatapan saling merindukan.

Tatapan keduanya saling menyiratkan kerinduan yang mendalam. Tangan Rachel menyentuh pipi Grace dengan lembut, lalu memeluknya dengan erat seolah memberitahu betapa merindukannya dirinya.

"Aku disini merindukanmu," ucap Rachel.

Rachel dibuat mabuk dengan pelukan yang tak kalah hangat dari Grace. "Aku tahu, karena itu aku datang ke sini." jawabnya.

Beberapa saat kemudian, mereka melepaskan pelukan.

"Ayo, ikut denganku." Tanpa ba-bi-bu, Grace menarik tangan Rachel untuk keluar dari rumah sakit.

Sepanjang jalan menuju parkiran, Rachel tak berhenti tersenyum. Ia mengeratkan genggamannya di tangan Grace, dan hal tersebut membuat Grace ikut tersenyum.

"Bagaimana bibimu ?" tanya Grace.

Rachel menjelaskan tentang kondisi ibunya tersebut. Mendengar berita pilu itu, Grace tak berkutik saat Rachel memeluk lengannya sepanjang menuju parkiran. Grace bisa merasakan kesedihannya.

"O iya, kamu disini sama siapa ?" tanya Rachel.

"Kak Jennifer ada di Bali. Dia sedang merintis karirnya sebagai designer, kebetulan ada acara di salah satu hotel disini." jawab Grace.

"Waw, aku jadi penasaran bagaimana sosok kakak perempuanmu. Bagaimana bisa dia betah memiliki adik perempuan sepertimu," gumamnya.

Grace mendelik tajam, "Hei, aku mendengarnya. Gini gini aku worth it untuk dijadikan adik,"

Keduanya berhenti di sebuah restoran luxury. Grace dengan sigap membukakan pintu untuk sang pujaan hati.

"Thanks, tiger child." ucapnya sembari menahan blushing di pipinya yang sudah mirip kepiting rebus.

Grace mengajak Rachel untuk ke tempat yang telah ia pesan. Seperti biasa, Rachel dibuat tertegun dengan effort Grace untuknya. Ia benar benar di treat like a queen oleh perempuan di depannya sekarang. Semua orang akan iri dan ingin posisi Rachel karena saat ini ia memiliki kesempatan makan malam istimewa dengan Grace.

"Huh, sepertinya aku salah kostum." ucap Rachel.

Grace tertawa ringan menanggapinya, "Itu tidak mampu mengubah fakta jika kamu milikku, nona."

Rachel menggigit bibirnya gemas mendengar jawaban Grace. Keduanya saling memandang, hingga Grace memutus kontak mata.

"Rachel, sepertinya ke depannya kita akan lebih sulit." suara pelan itu membuat Rachel bingung.

Skor+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang