-8,-4,-2,2,4...

2.2K 196 4
                                    

Rachel sedang mengejar Grace yang pergi dari lapangan.

"Gre, wait."

Grace tidak peduli dengan Rachel yang mengikutinya. Hingga Rachel menahan tangan Grace.

"Grace," panggilnya lembut namun tak diperhatikan oleh Grace yang sibuk dengan dunia pikirannya sendiri. Ia masih merasa marah, amarahnya belum mereda total.

"Hei, listen to me. Grace !"

"Aku merasa kesal ketika kamu mengabaikanku seperti ini. Bisa dengarkan aku sebentar ?" kalimat asertif Rachel berhasil membuat Grace menatapnya.

"You talking a lot," tukas Grace membungkam Rachel.

Tetapi hal itu tak membuat Rachel berhenti berfikir menyusun kalimat yang tepat untuk temperamen Grace. "Okay, i'm sorry. Aku tau kamu merasa marah kepada Hazna, tap-"

"Lo cuma tau, lo gak ngerasain di posisi gue." potong Grace meluapkan sisa marahnya.

Rachel menampungnya dengan tetap tenang, sampai, "Aku memposisikan seperti dirimu, aku tau dan paham rasanya dikhianati oleh teman lama yang kamu percaya, kamu marah ketika tau dan meluapkannya seperti tadi."

Grace menatap lekat mendengarkan seksama perkataan Rachel.

"Bukan seperti itu cara marah yang benar. Kamu mempermalukan Hazna didepan teman teman, merendahkan dia seperti hewan yang harus nurut padamu. Dia manusia, aku manusia, dan kamu manusia, dan apa yang kamu lakukan tadi menyakiti hatinya, dan aku yang mendengarnya ikut merasakan tajamnya perkataanmu, itu kurang tepat." kata Rachel memperhatikan kata katanya agar tidak menyinggung Grace.

"Chel-"

"Kamu menangkap maksudku bukan ? Cara kamu meluapkan rasa marah perlu diperbaiki, ucapan dan perlakuan seperti tadi tidak tepat. Ini di sekolahan, Gre, bahasa dan perilaku perlu dijaga. Mengerti ?" kata Rachel menggenggam tangan Grace lembut.

Grace yang merasakan ketulusan tersebut mengangguk pelan. Ia menjadi penurut hanya karena bahasa teguran Rachel yang sangat sopan.

"Katakan padaku apa yang kamu rasakan sekarang ? Be better ?" tanya Rachel penuh perhatian.

Grace mengangguk, "Sangat baik. Makasih, Chel. Gue merasa kagum sekarang,"

"Ha ?"

"No ! I just say thank you, i feel better." kata Grace cepat setelah menyadari kalimat sebelumnya.

***

Jam pelajaran kimia sedang berlangsung di ruang lab kimia. Satu kelas telah dibagi menjadi beberapa kelompok dengan ketua kelompok 6 orang. Rachel dan Grace berbeda kelompok sehingga merekalah yang mengkoordinir kelompokm masing masing.

"Baik, percobaan kita yang kedua di kelas 10 ini adalah percobaan bebas sebagai bahan penilaian seberapa jauh kalian mengetahui keindahan kimia. Ketua kelompok silahkan nanti setelah diskusi ambil larutan yang dibutuhkan ke saya. Silahkan berdiskusi dengan kelompok masing masing."

Rachel menatap teman teman kelompoknya satu persatu, ia menjadi ragu untuk memulai bersama anggota kelompok yang tidak menguntungkan untuknya. Ia berada satu kelompok dngan Radit dan 2 orang lainnya.

"Ada saran mau percobaan apa ?" tanya Rachel membuka diskusi.

Radit terlihat memperhatikan Rachel dengan lekat sehingga membuatnya merasa tidak nyaman.

"Aku belum ada ide," jawab salah satu teman kelompoknya.

Rachel yang merasa terganggu dengan Radut berusaha menegurnya. "Ada yang salah sama muka aku ?"

Skor+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang