Hepta

2.2K 187 1
                                    







Terik matahari memecah manik mata siapapun yang menatapnya. Grace berdecak kesal karena suhu tubuhnya ikut naik seiring dengan suhu matahari yang ia lewati saat ini. Ia bergegas ke perpustakaan yang berada di lantai dua.

"Grace," panggil Iyan menahan tangan Grace yang hendak naik tangga.

Grace yang terkejut dan tidak suka menepis kasar tangan Iyan. Ia melempar tatapan tajam pada orang didepannya itu.

"Apa sih ? Ada perlu apa ?" tanya Grace to the point.

"Jadi gimana tawaran gue semalam ?"

Grace mengernyitkan kening bingung, ia tidak pernah menerima tawaran apapun dari manusia didepannya. Tiba tiba manusia tersebut bertanya tentang tawaran. Ia menganggap Iyan sedang melantur.

"Ha ? Tawaran apa ? Kenal aja kagak, lo ngelantur, kak ?" kata Grace membuat bingung Iyan.

Tiba tiba Rachel memanggil Grace yang sedang berbicara dengan seseorang. "Grace," panggilnya dengan senyum lebar.

Rachel tidak melihat sosok yang sedang mengobrol dengan Grace. Saat mendekati mereka, "Eh ? Kak Iyan. Sorry, aku ganggu kalian ya ?"

Rachel menatap keduanya yang saling bingung, Rachel menatap Grace sekilas.

"Emm, kalo gitu aku ke perpustakaan duluan ya, Gre." kata Rachel tidak enak bergabung diantara mereka.

"Gak !" tolaknya tegas.

"Gue juga mau ke perpustakaan, ayo Chel !" kata Grace menarik tangan Rachel dan meninggalkan Iyan.

Rachel semakin tidak enak karena Grace tidak meninggalkan sepatah apapun untuk Iyan.

"Chel, lo tolol apa gimana sih ? Lo mau ninggalin gue sama si Iyan sendirian gitu tadi ?" cecar Grace kesal.

"Eh ? Kan tadi kalian kek ngobrol gitu. Aku pikir aku ganggu, makanya aku mau ke atas duluan." kata Rachel dibalas desisan kesal Grace.

"Ck, itu orang aneh banget. Ya kali dia nanyain tawarannya ke gue, sedangkan kita aja gak pernah bicara tawaran tawaran. Dikira gue lagi jualan ditawar tawar," kesal Grace menceritakan kepada Rachel.

Bibir Rachel menyunggingkan senyuman gemas, ia merasa sangat senang jika Grace berbicara banyak padanya. Seperti saat ini, Grace berbicara banyak kepadanya. Hal itu menghangatkan hatinya.

"Hahaha, mungkin aja kak Iyan bilang tawaran itu maksudnya tawaran yang pernah dia sampaikan ke kamu." Balas Rachel membukakan pintu perpustakaan.

Grace lagi lagi kesal. Ia begitu excited berbicara pada Rachel, meskipun topiknya adalah orang yang tidak ia sukai.

"Chel, gue aja baru ketemu dia kemarin. Gak ada bahas tawaran," kata Grace.

"Kok aneh ? Atau kalian bicarainnya di media lain ? Kek media sosial, WhatsApp, atau Instagram?" Rachel mencoba meluruskan permasalahan Grace.

"Kemarin kan waktu kita acara di rumah Anisa-"

"Enggak, Chel. Nih, di IG gue gak ada ngobrol sama dia." elak Grace.

Ia membuka handphonenya dan memperlihatkan DM Instagramnya. Dan,

"Hah ?"

"Gre ? Ini ada,"

Mereka berdua terkejut melihat pesan Grace dan Iyan yang saling membalas pesan. Rachel menjadi bingung, dan Gracepun sangat bingung.

"Wait, apa ini !" Seperti menyadari sesuatu, Grace tiba tiba marah.

Skor+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang