One fine day

1.2K 104 0
                                    


"Rachel,"

"Ya, ayah ?"

Rachel menghentikan aktifitasnya menyirami tanaman.

"Sudah lama ayah tidak melihat si jangkrik. Apakah kalian berteman dekat ?" tanya sang ayah membuat Rachel bingung.

Ia berfikir sejenak teman mana yang ayahnya maksud. Keningnya mengernyit kebingungan, "Siapa maksud ayah ?"

"Yang pernah nyari jangkrik di halaman rumah," jawabnya.

Rachel sontak tertawa saat menangkap maksud ayahnya. "Maksud ayah, Grace ?" ucapnya masih tertawa dengan cara ayahnya mengingat Grace.

"Ooo namanya Grace,"

"Kita deket kok, ayah. Kemarin nemenin Rachel di rumah saat ayah sama ibu pergi," jawab Rachel jujur.

Beliau hanya memangut mangut paham. "Bukankah dia peringkat satu sekolahan ? Sama sepertimu ?" pembahasan mereka seputar Grace menjadi topik yang hangat untuk mereka.

"Benar. Dia juga satu tim sama Rachel waktu olimpiade matematika," jelas Rachel tersenyum.

"Keren. Kapan kapan ajak main ke rumah ya," ucapnya lalu menyeruput kopi di cangkirnya.

Rachel memicingkan mata curiga dengan kebaikan ayahnya. Ia melontarkan pertanyaan penasarannya, "Mau ngapain ?"

"Mau ayah ajarin ternak jangkrik," balasnya asal.

Rachel yang tidak relapun memprotes dengan lucu meladeni candaan ayahnya. "Ihh ayah, jangan jailin Grace lagi soal jangkrik. Rachel bilangin ke ibu loh,"

Tak lama kedatangan Grace berhasil mengalihkan perhatian mereka. Terutama ayah Rachel yang tersenyum sumringah ketika Grace membuka helm full face nya. Berbeda dengan Rachel yang bingung mengapa Grace ke rumahnya.

"Halo om," sapa Grace ramah.

"Hoho akhirnya datang juga," ucap ayah Rachel mengundang kerutan di kening Grace.

"Om kangen sama saya ?" tanya Grace to the poin. Hal itu membuat Rachel melotot tak percaya.

Grace meletakkan jangkrik jangkrik yang ia bawa di depan ayah Rachel. Benar saja ekspresi kaget dan bahagianya membuat Grace tersenyum puas. Selain berhasil menggoda calon mertuanya, ia juga berhasil memenangkan hati ayah Rachel.

"Semoga burungnya suka ya, Om." ucap Grace lagi.

"Wahhh,,, tau saja kalo saya butuh jangkrik." kata ayah Rachel.

Rachel yang tidak tahan dengan keabsurdan Grace dan ayahnya pun menghampiri Grace dan mengajak masuk. Grace tertawa melihat Rachel yang kesal karena ia membawa jangkrik untuk ayahnya. Ia berbalik memeluk Rachel dan berhasil menghentikan Rachel yang mendorong tubuhnya.

"Apa si Rachel dorong dorong, kalo mau peluk bilang aja kali." ucap Grace berhasil membuat pipi Rachel memerah di balik pelukan Grace. Senyumnya tak kunjung luntur merasakan kangennya yang terbalaskan di ruang tamu.

"Lama lama omongan manis kamu kek buaya tau gak," balas Rachel mencubit perut Grace dengan gemas.

Grace mengaduh kesakitan tanpa menurunkan lengkungan di bibirnya. Sehari tak melihat Rachel membuat hatinya tersiksa dan berakhir main ke rumah Rachel.

"Kamu hari ini free ? Kok bisa main ke sini ?" tanya Rachel mengajak Grace ke kamarnya.

Grace mengangguk lalu mengunci pintu kamarnya Rachel. Manusia di dalam kamar tersebutpun panik melihatnya. "Ngapain dikunci ?" tanya Rachel cepat.

Skor+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang