Trigger

405 32 0
                                    

"Kamu dari mana saja ? Bunda khawatir,"

Rachel bersama teman temannya telah sampai di rumah Rachel. Disana telah ada ibu dan ayahnya yang sedang mengkhawatirkan anak satu satunya.

"Maaf Bunda, ayah. Rachel tadi ke rumah sakit," jelasnya.

"Kamu kenapa ? Ada yang sakit ?"

"Rachel gak kenapa napa Tante. Tadi kita ke rumah sakit buat jenguk Grace yang kecelakaan pesawat kemarin," jelas Berlin.

Hal itu membuat kedua orang tua Rachel khawatir. Tangis Rachel diperhatikan oleh sang ibu, Rachel nampak sedih akan berita itu. Seolah memahami perasaan anaknya, ia membawa Rachel ke pelukannya.

"Terima kasih ya kalian sudah mengantar Rachel pulang. Sudah malam, alangkah baiknya kalian segera pulang juga. Orang tua kalian pasti menunggu kalian kembali," ucap ayah Rachel dapat dipahami oleh ketiga temannya.

"Baiklah. Kita pamit dulu, Om, Tante." pamit Anisa mewakili teman temannya.

Diujung perpisahan, Seva menyentuh lengan Rachel berharap dapat menenangkan Rachel dalam kesedihannya. Baiknya keluarga Rachel, mereka memahami jika kedekatan putrinya dengan Grace yang sedang kecelakaan sehingga mereka memberi ruang kepada Rachel untuk beristirahat.

"Apakah dia sudah makan malam ?" tanya suaminya kepada sang istri.

"Sepertinya belum. Aku akan menyiapkan makanannya dan membawanya ke kamarnya. Kamu tidak keberatan kan ?"

Pria itu mengangguk menyetujui hal tersebut. Aturan rumah yang ketat ia bebaskan hanya untuk memberi ruang kepada anak satu satunya.

"Baiklah. Kamu temani dia makan di kamar, beri tahu aku jika memungkinkan untuk aku menemuinya. Dia terlihat sangat rapuh dan sedih," kata beliau begitu memperhatikan sang anak.

"Benar. Mereka sangat dekat, tidak heran jika Rachel merasa sedih mendengar kecelakaan pesawat Grace." komentar sang istri dapat dimengerti olehnya.

***

Carla menatap datar pada gadis di depannya. Kedua tangannya menyilang dan kesan angkuh terpancar diantara keduanya.

"Oh aku lupa jika dirumah ini masih ada Tante pelakor," ucap Hazna.

Hari ini Armstrong sedang mengibarkan bendera perang kepada Carla dengan membawa anak haramnya ke istana rumahnya. Hal tersebut tentu membuat Carla geram dan marah. Ditambah sikap berani Hazna yang tak menghargainya.

"Sadarlah posisimu ! Sama seperti ibumu, kamu tidak pernah mendapat tempat di sini." ucap Carla berbicara fakta untuk membuka mata Hazna.

"Tante, mending mikir realistis. Anak Tante tidak ada yang bisa memenuhi ekspektasi kakek, itu artinya Tante tidak ada gunanya disini." ucap Hazna begitu berani dan lancang.

Namun dengan pembawaan tenang dan kalemnya, Carla hanya menyorot dingin dan tersenyum miring seolah menganggap remeh anak di depannya ini.

Ia melangkah maju dan membisikkan pada Hazna, "Nak, bahkan harga dirimu tak dapat membeli sepatuku. Dan otakmu tidak mampu menyamai kecerdasan Grace. Jadi, posisimu disini hanya bak anak dari pelayan."

Carla meninggalkan Hazna yang tersulut emosi akibat perkataan tersebut. Ia mengepalkan tangannya kuat kuat karena diremehkan oleh Carla. Begitu sombong dan angkuhnya wanita tersebut dimata Hazna. Ia bertekad untuk menggulingkan orang itu dari posisinya yang sok berkuasa disini. Sebagai balas dendam ibunya yang telah meninggal.

Skor+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang