Ujian & Kesepakatan masa lalu

1.2K 100 7
                                    

Hari terakhir ujian semester, Rachel keluar kelas dengan terburu buru setelah mengumpulkan lembar jawabannya. Grace dan teman temannya yang melihat Rachel keluar kelas mengikutinya. Saat Grace sampai di pintu, tiba tiba tubuh Rachel terdorong ke belakang akibat tertabrak dengan keras oleh seseorang. Grace yang kebetulan disana dengan refleks mendekap Rachel hingga ia ikut terhuyung ke pintu.

"Aduh," rintihnya merasakan punggungnya mencium pintu kelas dengan lumayan keras.

Nafas Rachel terasa semakin memburu ditengah kekhawatirannya pada kesehatan bibinya. Kini fokusnya teralihkan dengan Grace yang mendekapnya dan mencegah tubuhnya membentur pintu dengan keras. Dengan penuh khawatir ia menanyakan pada Grace, "Gre, maaf. Kamu gak apa apa ?"

"Sakitlah," ujarnya ketus tidak terima punggungnya sakit akibat seseorang yang menabrak Rachel dengan keras.

Tatapannya bertemu dengan Rachel, ia mengernyitkan kening karena melihat wajah Rachel yang penuh keringat dan khawatir. "Are you okay ?" tanyanya balik.

Rachel mengangguk.

"Hazna, minimal minta maaf kek !" geram Berlin melihat Hazna yang hanya mematung setelah membuat tragedi tabrakan dengan Rachel.

"Sorry," ucapnya datar.

Hal tersebut mengundang tatapan tajam dari Grace akibat nada tersebut. Ia sangat memperhatikan keseriusan seseorang dari nada bicara, kini menjadi tidak nyaman saat mendengar Hazna.

Senyum smirk Hazna membuat Grace bertanya besar, keanehan semakin muncul di diri Hazna. Look-nya tidak seperti gembel melainkan sudah menyamainya, hampir dari semua style, aksesoris dan brand yang ia kenakan terbilang mahal.

"Gre, aku duluan ya." ucap Rachel beranjak pergi dengan terburu buru.

Ia berlari ke arah Naya yang telah memberhentikan mobilnya di gerbang. Bersamaan dengan itu, Hazna melenggang pergi. Dan lagi tatapan Grace tertuju pada Rachel dan Naya, keanehan baru muncul saat tiba tiba Naya menggunakan mobil ke sekolah.

"Dia kenapa pake mobil ?" tanya Grace tidak suka.

"Iya juga. Kenapa Rachel kek buru buru gitu ?" timpal Anisa heran.

"Mungkin ada urusan penting Rachelnya." jawab Seva.

"Mereka kencan ?" celetuk Berlin membuat Grace tiba tiba mendelik tajam. Ucapan Berlin tersebut mematik overthinking tiger child di depan pintu tersebut.

Grace membuang nafas kasarnya, lalu meninggalkan teman temannya.

"Non, maaf pak Teguh lupa ngasih tau pesan Non Rachel yang kemarin." Grace melirik dari spion.

"Pesan apa ?" tanyanya heran dengan sopirnya.

"Itu, Non Rachel kemarin sore datang mau ketemu Non Grace. Cuma kebetulan kemarin ada Nyonya, jadi dia nitip pesan ke pak Teguh."

"Pak Teguh buruan bilang pesan Rachel apa !" tegas Grace tidak sabaran.

Pak Teguhpun terkejut dan segera menyampaikan pesan Rachel. "Non Rachel mau ke Bali hari ini setelah kelas, mau ngerawat bibinya yang sakit di sana."

Grace terdiam, ternyata ia terburu buru untuk ke Bali. Entah kenapa ia merasakan kegelisahan, bak ada yang kosong saat mengetahui jaraknya dan Rachel berjauhan. Bahkan Rachel tak menyampaikannya langsung jika hendak pergi ke Bali karena peraturan Carla tidak mengijinkan Grace memegang handphone selama ujian.

"Shit !" pekiknya kesal.

Grace melempar buku kimianya meluapkan kekesalannya tersebut. Pak Teguh yang sedang mengemudi hanya mampu ber astaghfirullah melihat buku tebal kesayangan Nona mudanya dilempar untuk pertama kalinya.

Skor+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang