bab 17

18.1K 1.1K 37
                                        

SELAMAT MEMBACA ~~

DEG!!!

" Gak mungkin " Tara bergegas turun.

" Kemana ?" Tanya key saat melihat kekasihnya berlari terburu - buru.

" Rumah sakit " ujar Tara

" Siapa yang sakit ?"

" Temen gue. "

" Gue antar. "

" Gak usah gue bisa sendiri. " Dengan cepat Tara berlalu  meninggalkan mansion.

Tara mengemudikan mobilnya dengan kecepatan penuh. Hingga kurang dari 20 menit ia sampai.

Lelaki itu memarkirkan mobilnya ia turun tergesa - gesa menuju kamar yang di maksud dilan tadi.

Tara berjalan di lorong rumah sakit mencari kamar yang di tuju.

Banyak manusia berlalu lalang. Perasaan Tara mulai tak karuan. Ia gelisah.

Di ujung sana. Tara melihat dilan dan juga Joy.

" Joy.  Dilan Gimana ke adanya.  ?" Tanya Tara setelah sampai

Lelaki itu melihat kedua temannya sedang tidak baik - baik saja.

" Ra. .." titah dilan sedu.

" Rehan hiks. Rehan mati Ra. " Dilan tak bisa menahan Isak tangisnya. Ia menangis Joy menguatkan dilan. Lelaki itu juga menangis.

" Hah ?" Tara yang mendengar  diam. Seketika jantungnya berhenti berdetak.

" Gak mungkin. Jangan bercanda gue mohon. " Ujar Tara menggoyangkan bahu dilan.

" Apa gue terlihat bercanda ?"  Dilan menatap Tara. Dengan air mata yang tak kunjung berhenti.

" Gak mungkin ... " Tara jatuh ke lantai. Ia terpukul dengan kepergian temannya yang mendadak. Perasaan baru kemarin mereka party bersama. Tapi sekarang ?

" Gak mungkin hiks. Haan hiks. " Tara menangis histeris.

" Kenapa bisa, dilan kenapa rehan mati? "

Dilan dan Joy saling pandang. Mereka menghapus air matanya. Lalu duduk jongkok. Sembari menepuk pundak dilan.

" Ra. "

" Rehan di keroyok dan di tusuk oleh preman waktu dia pulang dari rumah gue. "

" Preman itu ngira kalau rehan itu elu. "

"Preman yang lu hajar waktu di club' " jelas dilan.

" Apa lu ingat. ?"

Setelah mendengar itu. Tara menggelapkan tangannya ia sangat marah.

Lelaki itu  menghapus kasar air matanya ia berusaha berdiri. Melangkahkan kakinya menuju kamar no 4. Membuka pintu kamar pelan. Dan di sana di tempat tidur Tara melihat rehan terbaring kaku. Ia mendekat.

Menyentuh tubuh rehan yang sudah dingin. Tidak hangat lagi.
Tara melihat banyak luka di wajah rehan. Banyak luka tusuk di tubuh rehan.

" Han. " Sapa Tara terisak.

" Maafin gue hiks. Maafin gue. " Tara kembali menangis memeluk tubuh rehan yang dingin.

Di belakang dilan dan joy ikut menangis. Tidak ada lagi teman  yang kepo dan juga bodoh.

Dilan menepuk pundak Tara.  Menguatkan temannya.

" Gue pastikan orang yang buat lu kek gini mati di tangan gue. "

" Maafin gue. Han. Hiks. Arrgghhhh. !!!"

Tak lama keluarga rehan datang. Mama rehan menangis histeris melihat anak semata wayangnya mati.

ALXENDER | End ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang