Guys!!! Bantu ramaikan dong, makasihhh
Miki berdiam diri cukup lama di meja makan tersebut, menikmati makan malam yang hambar seperti biasanya. Jika dibolehkan membantah, pastinya Miki lebih senang makan terpisah daripada bersama Mamanya. Wanita paruh baya dengan pakaiannya yang seksi seperti tidak umurnya, adalah sosok yang harus dia hormati. Namun, sejak kejadian lima bulan lalu, Miki menaruh benci pada Mamanya sendiri.
Siapa yang tidak benci, ketika mempunyai seorang ibu sebagai germo nomor satu, dan hampir menjual putrinya sendiri. Eh! Bukan hampir, Miki berhasil dibeli oleh Jazziel kala itu.
"Bukannya kamu ada acara sama keluarga Jazziel, kenapa nekat makan malam sama Mama?" tanya Catherine atau Katty, atau lebih tepatnya Mama Miki.
Tak ada balasan, hanya suara dentuman antara sendok dan piring, yang memenuhi ruangan ini. Miki paling malas membahas Jazziel bersama Mamanya, jika diingat lagi, Miki merasa kesal terjebak di lubang yang sama. Hanya karena uang, Miki dijual dan dibiarkan terikat bersama Jazziel.
"Itu suara mobil Jazziel," celetuk Catherine.
Miki menghela napas panjangnya, menyelesaikan makanannya, kemudian beranjak pergi.
"Miki," panggil Catherine sekali lagi.
Dengan sangat terpaksa, Miki menghentikan langkahnya— memutar kepalanya, lalu memandang sang Mama dengan wajahnya yang sangat datar.
"Jangan pakai pakaian lusuh kayak gini, tunggu bentar," ucap Catherine sembari melangkahkan kaki menuju kamar tidurnya.
Miki terdiam, netranya meneliti pakaiannya yang sederhana dengan kaos putih berlapiskan kardigan merah muda. Dia pun menghela napas, waktunya jadi terbuang sia-sia, karena menunggu Mamanya.
"Mom! Cepetan, nanti Jazziel marah!" seru Miki berdiri di ruang tengah.
Tak berselang lama, Catherine keluar membawa sebuah gaun pendek berwarna hitam. Dengan senyum sumringah, dia menarik putri semata wayangnya ke dalam kamar. Dalam kesempatan ini, Catherine tak akan membiarkan putrinya terlihat biasa saja, harus terlihat menawan demi Jazziel.
"Kalau gini, kamu terlihat sangat cantik, Sayang." Puji Catherine setelah memberikan sedikit riasan, dan mengurai surai panjang berwarna hitam milik putrinya.
"Huft! Jazziel pasti marah, karena nunggu kelamaan," racau Miki.
"Dia ngga akan marah, ada Mama di sini," bela Catherine pada dompet berjalannya.
Miki hanya memutar bola matanya jengah, dia tahu betul sikap baik dari Mamanya tak lebih dari sekedar bisnis yang dia lakukan bersama Jazziel. Selama ini, dua manusia yang paling dia benci bersekongkol untuk membuatnya tertunduk.
Setelah perubahan kecil itu, Miki melangkahkan kakinya menuju pintu masuk. Seperti dugaannya, ada Jazziel yang sedang berdiri di pinggir mobil dengan senyum manisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANDROMEDA ✔
Fanfiction[SUDAH TERBIT] Pilih salah satu atau lepaskan. Dua pilihan yang sebenarnya mudah dilakukan, tetapi tidak bagi Jazziel. Pemuda tampan dengan segala kekurangan yang selalu merasa benar, memilih mempertahankan keduanya. Namun, Miki bukan gadis lemah. M...