cw // mature content, sex. boleh kalian skip, it's ramadhan now and not friendly to read.
Malam hari dengan derasnya hujan yang mengguyur ibukota, serta dinginnya angin yang menusuk kulit. Dua manusia yang tengah dilanda kesedihan saling berbagi kenestapaan. Miki kecewa pada mamanya, dan Jazziel merasa sedih setelah kebenaran akhirnya terungkap.
Sepasang manusia ini saling duduk berhadapan pada sofa empuk di apartemen si pria.
"Mau main UNO?" tanya Miki.
Jazziel menggeleng. Tak punya permainan asik yang di maksud Miki. Tetapi, dia sendiri dalam kelimpungan yang sama pada kondisi hati yang membuatnya hilang semangat.
"Mau bir?" tanya Miki.
Jazziel menatap Miki sangat dalam, lalu menggeleng. "Gue ngga punya bir."
Jawaban itu membuat sang gadis menghela napas, lalu berdiri dari duduknya. Meraih plastik hitam yang dibawanya ke sini, ada bir bintang kaleng dan beberapa Heineken botol dengan kadar alkohol yang lumayan tinggi.
"Gue bawa," jawabnya sembari mengangkat plastiknya.
Jazziel tak bergeming. Edaran matanya mengikuti gerak Miki yang kembali duduk di hadapannya. Lalu, mengeluarkan minuman keras itu dari plastiknya. Ia paham, dan tak punya hak melarang. Waktupun begitu bertepatan dengan perasaan kesal yang ia rasakan, sehingga tanpa aba-aba, Jazziel merebut kaleng itu dari genggaman Miki. Lalu, meneguknya.
Miki tak bereaksi banyak, hanya berwajah datar. Lalu, membuka bir kalengan lainnya. Sudah lama sekali, dan pertama kalinya merasakan minuman jahat ini bersama Jazziel. Miki meneguknya, berkerut sejenak pada sensasi lemon yang menyegarkan.
"Satu kaleng bintang ngga buat mabuk, Jazz. Lo harus nyobain ini," ucap Miki sembari membuka botol Heineken menggunakan ujung meja. "Nih." Miki menyerahkan botol tersebut pada Jazziel.
Jazziel tak mengerti, ia menerima pemberian Miki dan meneguknya sekali lagi. Ia hilang akal, pikirannya kosong bersama rasa kecewa yang teramat besar. Jazziel mengernyitkan dahi, rasa bir yang baru di konsumsinya terasa asam dan segar bersamaan.
"Bir lo kenapa murahan, ngga mampu beli yang mahal?" cemooh Jazziel.
"Kalau gue bawa yang mahal, satu sloka vodka can make you drunk," balas Miki.
Jazziel tak menampik ucapan Miki, dia tersenyum lebar layaknya manusia bodoh. Lalu, meneguk bir itu berkali-kali hingga hilang kendali dan tak sadarkan diri. Sudah tahu punya kadar alkohol yang rendah, tetapi nekat minum demi meredamkan kenestapaan.
Satu teguk heineken tersisa.
"Anjing!" seru Jazziel secara mengejutkan. Membuat sang gadis terkejut, tetapi santai seperti biasanya.
Dua teguk berikutnya.
"Ahh ... Kenapa makin panas, padahal AC nyala dan di luar hujan deras," desah Jazziel tanpa sengaja.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANDROMEDA ✔
Fanfiction[SUDAH TERBIT] Pilih salah satu atau lepaskan. Dua pilihan yang sebenarnya mudah dilakukan, tetapi tidak bagi Jazziel. Pemuda tampan dengan segala kekurangan yang selalu merasa benar, memilih mempertahankan keduanya. Namun, Miki bukan gadis lemah. M...