Bag 05. After last night

4.5K 435 43
                                    

Kaki jenjang itu melangkah menyusuri bangunan kampus dengan surai yang tergerai indah, sembari mengulum permen rasa strawberry, netra tajamnya tak lepas dari layar ponselnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kaki jenjang itu melangkah menyusuri bangunan kampus dengan surai yang tergerai indah, sembari mengulum permen rasa strawberry, netra tajamnya tak lepas dari layar ponselnya. Miki geram, pada akun yang selalu memberikan komentar jahat, memang banyak akun yang memaki dirinya, tetapi hanya satu akun yang dia tanggapi karena kelewat batas.

"Anjing! Ni akun sialan, ngga ada habisnya ngomentarin postingan gue!" geram Miki.

"Siapa?" tanya Hannie penasaran.

"Ini!" balas Miki sembari menunjukkan akun tersebut.

"Prettyas? Siapa, tuh?" tanya Davina yang tak kalah penasaran.

Miki menaikkan pundaknya kompak, lalu menyimpan ponselnya ke dalam tas. Mengulum permennya, berusaha bersikap masa bodoh walau sebenarnya terus kepikiran.

"Mungkin satu dari banyaknya cewek yang iri, lo pacaran sama jazziel. Just ignore it!" ucap Hannie.

"Kira-kira siapa?" tanya Miki dengan wajah sumingrah, lalu membuang sisa permennya ke dalam tong sampah. "His ex?" lanjut Miki sembari tersenyum lebar nan mengejek.

"Kalau beneran Liqiza kelas A, gue orang pertama yang ketawa buat dia," sambung Hannie.

"Eh, kalian jangan nuduh sembarangan, dong! Kasihan tahu Liqiza," tukas Davina.

Miki segera memalingkan wajahnya dengan cepat, lalu memberikan pandangan heran. "Kasihan sama gue, dong, Dav! Kok malah sama dia, sih?" sinis Miki.

"Ih, kalian ngga tahu, kalau dia habis operasi minggu lalu?" lanjut Davina dengan suaranya yang lembut.

"I know," sahut Miki.

"Kasihan, kan! Dia mahasiswa beasiswa, dan punya penyakit ... Gue kalau jadi dia, belum tentu kuat!" lanjut Davina.

"Ew! Lo ajak main sana kalau kasihan, gue mah ogah!" timpal Hannie tak kalah sinis. Lalu, berpaling pada Miki dan tersenyum remeh. "Simpanan pacar lo, tuh!"

Miki membuka mulutnya, lalu menutup sembari memutar bola matanya. "Ups! Bodo amat! Yang penting gue selalu jadi yang pertama."

"Pede banget lo ngomong gitu, padahal cintanya Jazziel cuma buat Liqiza," tukas Hannie dengan tawanya yang mengejek.

"I don't care, Han. Lo pikir gue cinta sama dia? Gue ... pacaran sama dia ya karena uangnya, apa lagi?" bantah Miki.

"That bitches thing," sahut Davina tiba-tiba.

Miki hanya tersenyum singkat, sedangkan Hannie tak berhenti tertawa karena sanggahan Davina. "Dav, lo sekalinya julit selalu benar, deh!" ucap Hannie.

Sepanjang kaki itu melangkah, tak jarang beberapa mahasiswa yang melewati mereka terlihat kagum. Siapa sih, yang tak mengenal great ally, ketiga manusia cantik itu terkenal hampir di seluruh kampus. Hidup bebas dengan pergaulan yang sedikit liar, mahasiswa kedokteran, tetapi kurang mencerminkan perilakunya.

ANDROMEDA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang