Miki menghela napas panjangnya. Setelah penantian panjang, akhirnya Liqiza mendapatkan balasan. Memang sedikit kejam, tetapi sesuai dengan perbuatannya yang sangat merugikan banyak pihak. Miki meletakkan ransel hitamnya, lalu terbaring santai di atas permukaan sofa empuk. Lalu, membuka ponselnya untuk memeriksa perkembangan terbaru tentang Liqiza.
Sesuai dengan dugaannya, semua orang masih membicarakan namanya. Nama Liqiza menjadi trending topik khalayak umum yang bahkan tidak mengenal dirinya. Sekadar ikut-ikutan dan sok tahu.
Sibuk menggulir sosial medianya, Miki terpaku pada Jazziel yang terlihat santai dari biasanya. Lantas ia mengernyitkan dahi, lalu menatapnya lekat. Jazziel yang mendapatkan tatapan itu, tentu saja merasa heran.
"Ada apa?" tanya Jazziel. Lalu, duduk di ujung sofa dekat dengan kaki Miki.
Miki tak menggubris pertanyaan itu, ia beranjak dari tidurnya dan duduk di sebelah lelaki itu. "Untuk cinta pertama yang sempat kamu gilai, kenapa respon kamu cuma gini?"
"Maksudnya gimana?" balas Jazziel.
Miki diam sejenak, ia melirik sekilas. Lalu, kembali fokus pada layar ponselnya. Tentu saja, hal itu membuat lelaki di hadapannya menjadi penasaran.
"Justru aneh kalau aku ngebela Liz," tukas Jazziel sembari menarik ponsel Miki dan meletakkannya di atas meja. "Dia emang cinta pertama aku, tapi kamu dunia aku, Miki."
Mendadak salah tingkah, Miki tersenyum lebar dengan wajahnya yang semerah tomat. Hatinya mendadak gelisah dan suasana dalam ruangan terasa panas hingga Miki mengibaskan tangannya di wajah untuk mendapatkan pasokan oksigen.
Jazziel mengulas senyum tipis, lalu mengikis jaraknya. "Gimana soal Mama kamu?"
Miki diam sejenak, lalu berpaling pada lelaki di sampingnya. "Sampai sekarang Liz belum bergerak soal pekerjaan Mama."
"Tenang. Aku yakin, Mama akan baik-baik aja." Jazziel tersenyum manis, lalu membelai rambut Miki dan sengaja memainkannya.
Apa ini rasanya? Ketika memiliki seseorang yang tepat. Setiap kali pikirannya mulai kalut, selalu ada Jazziel yang setia menemani dirinya. Padahal lelaki ini punya masalahnya sendiri, tetapi hati lemahnya seakan melarang Miki untuk berlarut-larut dalam kesedihan.
"Miki, I'm on your side. Jangan khawatir," lanjut Jazziel sembari menarik kepala Miki dalam dekapan hangatnya.
Miki merasa bangga pada perilaku Jazziel yang sangat manis. Setiap kali berkaca pada masa lalu, lelaki ini berhasil pada sikap lemah lembutnya. Penyayang, dan selalu sabar. Sangat berbeda dengan Jazziel yang lama.
"Yang tadi siang, itu canggung banget. Bisa-bisanya Haidan bahas soal tunangannya sama Windy, sementara ada cewek yang dia suka," oceh Miki.
"Susah, Mik. Dia ngga pernah terikat sama satu cewek, dari jaman SMA cuma menganggap cewek itu mainan. Makanya, ketika dia jatuh sama satu cewek, Haidan milih diam."
KAMU SEDANG MEMBACA
ANDROMEDA ✔
Fanfic[SUDAH TERBIT] Pilih salah satu atau lepaskan. Dua pilihan yang sebenarnya mudah dilakukan, tetapi tidak bagi Jazziel. Pemuda tampan dengan segala kekurangan yang selalu merasa benar, memilih mempertahankan keduanya. Namun, Miki bukan gadis lemah. M...