Miki kembali ke rumahnya setelah mengantarkan Jazziel pulang. Sebelum pergi ia berpamitan pada Haidan, untuk menjaga lelaki itu dari efek minuman yang dikonsumsinya. Mungkin saja karena PTSD yang diderita Jazziel, membuat efeknya berkerja secara nyata. Tapi, bukan tanpa alasan ketika alkohol itu sudah dicampur oleh ekstasi yang menyatu dengan airnya. Sejauh ini, hanya itu informasi yang Miki terima dari Haidan.
Sebenarnya Miki sangat khawatir, tetapi enggan bertahan. Takut sesuatu yang ia jaga runtuh begitu saja. Untuk saat ini, Miki hanya ingin menyelesaikan masalahnya.
Helaan napas yang lumayan panjang terdengar di sekitar ruang tamu dengan ukurannya yang megah. Miki tersenyum singkat, lalu menghampiri mamanya yang beristirahat sejenak. Bohong jika Miki tak membenci mamanya, apalagi sejak Liqiza menjadi benalu di rumahnya. Tapi bagaimanapun buruknya sifat mamanya, beliau tetap orang tua yang Miki sayangi.
"Mama," panggil Miki sembari merangkul mamanya dari belakang.
Catherine terkejut, lalu membelai punggung tangan putrinya yang menggantung pada sisi bahu. Lantas Catherine menarik tangan Miki, lalu membuatnya duduk di sebelahnya.
"Kok, udah pulang?" tanya mamanya bersuara lembut.
Miki tak menghiraukan pertanyaan itu. Ia hanya menyandarkan kepalanya pada bahu mamanya. "Ma ... Kenapa bisa serumit ini. I hate my self, Ma."
"Ada masalah apa, cerita sama Mama," tukas Catherine.
Miki menghela napasnya, lalu memandang wajah mamanya sejenak. Belum selesai mulutnya bicara, seseorang yang sangat ia benci masuk dengan santainya. Lihatlah! Miki langsung memalingkan wajahnya dan memandang sinis ketika sosoknya terlihat semakin murahan.
Liqiza jalan dengan kaki sempoyongan sembari menenteng sepatu ketsnya.
"Another pecun," sinis Miki.
Catherine memalingkan wajahnya sejenak, lalu beralih pada Liqiza yang terlihat kesusahan mengimbangi langkahnya. "Liz, kamu dari mana?" tanyanya.
"Hell ... Hello Mom!" sapa Liqiza.
"Go bitch!" seru Miki dengan wajah ketusnya.
Liqiza mendengkus, lalu tertawa terbahak tanpa alasan. Membuat ibu dan anak ini keheranan, dan berusaha menerka pada kejadian yang menimbulkan gelak tawa tersebut. Sampai akhirnya, Liqiza menghampiri mereka sembari menunjukkan sebuah postingan yang sengaja ia unggah. Begitu banyak reaksi dan komentar beragam.
Miki mendelik tatkala menyaksikan postingan itu, entah sejak kapan lelaki itu bekerja sama dengan wanita licik ini. Miki jera, dan melempar ponsel Liqiza. Lalu, berdiri di hadapannya dengan sorot matanya yang sangat mengintimidasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANDROMEDA ✔
Fanfiction[SUDAH TERBIT] Pilih salah satu atau lepaskan. Dua pilihan yang sebenarnya mudah dilakukan, tetapi tidak bagi Jazziel. Pemuda tampan dengan segala kekurangan yang selalu merasa benar, memilih mempertahankan keduanya. Namun, Miki bukan gadis lemah. M...