#Enampuluh

420 47 4
                                    

Our new life

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Our new life

-Dewanjaya Esa Sanskara-

Eca yang baru keluar dari kamar mandi bersandar di ambang pintu seraya tersenyum ketika melihat pemandangan manis di tempat tidur.

Di tempat tidur ada Lily yang terlihat sibuk menyusui putri mereka.

"Masih belum selesai juga nen-nya?"

Wajah Lily yang sebelumnya tertunduk menatap Edrea, terangkat menatap suaminya yang sudah duduk di sebelahnya.

"Belum A, Rea nyusunya pelan banget"

"Apa ASI aku dikit ya A? Tadi pas coba pumping juga gak keluar..."

Tergambar jelas kekhawatiran di wajah Lily.

Tidak langsung menjawab, Eca malah menunduk untuk mencium tangan mungil Edrea, baru setelahnya mencium pipi Lily.

"Kamu baru berapa kali nyusuin Rea, ya wajar aja kalau ASI kamu masih sedikit keluarnya"

"Lagian kalau ASI kamu gak keluar, bukannya seharusnya Rea malah kenceng ngisepnya?"

Lily diam karena jawaban suaminya terdengar masuk akal. Kembali ditatap Lily Edrea yang masih menyusu.

"Rea umurnya baru beberapa jam, lambungnya masih kecil Sayang, mungkin karna itu dia nyusunya pelan banget"

"Kalau ASI kamu emang kurang dan Rea masih laper, dia pasti nangis terus, tapikan ini gak. Buktinya Rea anteng banget, nangis juga cuma bentar-bentar"

Bibir Lily perlahan mengerucut ke bawah seperti hendak menangis.

"Aku takut Rea kurang nen-nya terus dia jadi kuning"

"Kalau Rea sampai kuning, nanti dia harus dirawat di rumah sakit. Aku gak mau A..."

"Sayang, kamu mikirnya jauh banget..." Eca menangkup kedua pipi Lily.

"Besok kan Bu Indira ke sini buat cek kamu sama Rea, nanti kita tanya ke Bu Indira ya bagusnya gimana?"

Perlahan Lily menganggukkan kepalanya.

Setelah itu kedua suami istri ini kompak melihat ke Edrea ketika mendengar anaknya ini sudah selesai menyusu dan menggeliat pelan.

"Biar Aa aja yang nidurin Rea, kamu balik tidur aja"

Diambil Eca anaknya dari gendongan sang istri.

"A, mau dibawa ke mana alat pumping-nya?" Tanya Lily melihat Eca membawa serta alat tersebut dengan sebelah tangannya yang bebas.

"Kamu belum perlu bangetkan alat ini? Biar Aa simpen aja dulu"

Lalu tanpa menunggu jawaban Lily lagi Eca beranjak keluar dari kamar.

Lebih baik dipindahkan Eca alat pumping ini agar tidak terus terlihat oleh Lily. Eca tidak mau Lily malah jadi stres karena ASI-nya tidak keluar ketika dipompa, padahal tidak semua ibu harus menggunakan alat ini.

My DearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang