#Delapanpuluh

245 32 2
                                    

We'll get through this together

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

We'll get through this together

-Dewanjaya Esa Sansakara-

"Aa sekarang percayakan?" Pertanyaan dari Lily memecah suasana hening yang sedari tadi mendominasi.

Setelah kedua anak mereka tidur, Eca dan Lily memutuskan untuk duduk di meja makan, menikmati segelas teh sambil mengobrol ringan menjelang tidur, namun sepertinya obrolan mereka kali ini tidak akan ringan mengingat topik yang mereka bahas adalah Elesh.

Begitu menyadari kalau ada yang berbeda dengan Elesh, Eca segera melaporkannya ke Lily.

Awalnya Lily duluan yang mengadukan hal ini ke Eca, tetapi Eca sempat tak mau ambil pusing. Dia menganggap kalau hal itu biasa apalagi Elesh masih kecil, wajar kalau dia sulit untuk fokus, namun setelah melihatnya langsung tadi, Eca jadi percaya kalau memang ada sesuatu dengan putra bungsu mereka.

Keesokan harinya, Eca dan Lily tidak langsung membawa Elesh ke dokter. Mereka masih ingin melihat sekali lagi, memastikan apakah memang ada yang berbeda dengan Elesh.

Sudah menjadi kebiasaan bagi Eca dan keluarganya setiap selesai beribadah di gereja, mereka akan makan siang di luar.

Eca dan Lily memilih makan siang di mal sekalian mereka ingin mengajak Edrea dan Elesh bermain di playground setelah makan.

Keadaan mal cukup ramai begitu juga dengan restoran yang mereka pilih, terlebih hari ini adalah hari Minggu.

Di sinilah mereka melihat perbedaan yang jelas antara Edrea dan Elesh.

Sewaktu makan, Edrea dengan lancar merespon Eca dan Lily. Anak perempuan itu tanpa kesulitan bisa berkomunikasi dengan baik seperti biasanya.

Hal tersebut berbanding terbalik dengan Elesh. Kalau biasanya di rumah Elesh hampir tidak memiliki masalah dalam berkomunikasi, tetapi tidak dengan kali ini.

Eca dan Lily beberapa kali harus menarik perhatian Elesh, seperti dengan menepuk tangannya, menepuk meja, atau melambai ke arah Elesh, padahal mereka duduk di satu meja yang sama.

Tidak hanya saat makan, saat Edrea dan Elesh bermain di playground, Eca maupun Lily harus mengawasi dengan ekstra anak bungsu mereka itu, karena Elesh sempat beberapa kali tidak datang ketika namanya dipanggil-panggil, membuat Eca dan Lily panik.

Eca menganggukkan kepalanya menjawab pertanyaan istrinya seraya melihat ke arah gelasnya yang isinya tinggal setengah.

"Kalau ada apa-apa sama Esh gimana A...?"

Wajah Eca terangkat menatap lurus ke arah mata Lily. Rasa takut tergambar jelas dari kedua mata Lily.

Eca menggenggam kedua tangan Lily yang memegang gelas.

"Makanya kita periksa dulu, semoga memang gak ada apa-apa"

"Besok Aa cuti, Rea kita titip aja ke Mama. Oke?"

My DearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang