#Limapuluhsatu

436 42 9
                                    

Warning!
Inappropriate Adult Content🔞

Warning!Inappropriate Adult Content🔞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hanya sementara

-Dewanjaya Esa Sanskara-

Lily terbangun karena merasa gerah, padahal suhu AC di kamar mereka tidak pernah di atas delapan belas.

"Eh?!"

Lily kaget saat dia hendak bergeser sikunya menyenggol kepala suaminya.

Entah sejak kapan Eca sudah berpindah jadi tidur di depan perut Lily, pantas saja Lily merasa kegerahan.

Bagaimana tidak, Eca tidak hanya sekadar berpindah tidur, tetapi juga memeluk pinggang Lily dan membenamkan wajahnya di perut Lily.

Syukurlah senggolan dari siku Lily tadi tidak membuat Eca terbangun, dia hanya bergerak pelan membenarkan posisi kepalanya di bantal.

"Dari kapan Aa pindahnya?" Gumam Lily sepelan mungkin agar tidak semakin mengusik tidur Eca.

Melihat posisi tidur Eca yang seperti ini membuat Lily mengurungkan niatnya untuk langsung bergeser. Sebelah tangannya terangkat mengusap lembut samping kepala suaminya ini.

Setelah beberapa menit lewat, Lily mulai mencoba melepaskan rangkulan tangan Eca di pinggangnya. Selain gerah, pinggang dan punggung Lily juga mulai terasa pegal terus-terusan tidur di posisi yang sama.

Bukannya terlepas, Eca malah bergumam pelan dalam tidurnya sambil menggelengkan kepalanya sebelum mengeratkan rangkulannya.

"Aduh..."

Akhirnya Lily terpaksa membangunkan Eca, karena beberapa kali gagal melepaskan rangkulannya.

"A...?"

"Aa...?"

"Ng...?" Eca tampak menggeliat bangun.

"Jangan digosok gitu matanya nanti perih A" Ditahan Lily tangan Eca yang sibuk menggosok matanya.

Perlahan Eca membuka kedua matanya, menengadahkan kepalanya menatap Lily.

"Kamu tadi manggil?" Tanya Eca memastikan, takut kalau dia barusan bermimpi Lily memanggilnya.

Lily mengangguk menjawab Eca, namun belum sempat dia mengatakan apa pun Eca segera bangun dan turun dari tempat tidur.

Lily kebingungan melihat Eca yang tiba-tiba keluar, padahal dia saja belum berbicara apa-apa.

Tak lama Eca kembali masuk ke kamar dengan sebuah nampan di tangannya. Nampan tersebut berisi dua gelas, yang masing-masing gelas berisi susu cokelat dan air putih. Selain dua gelas minuman, ada juga beberapa bungkus camilan.

Eca meletakkan nampan tersebut di atas meja rias, sebelum dia berjalan ke arah tempat tidur.

Disibakkan Eca selimut yang menutupi kaki Lily, kemudian kedua tangannya terulur memeluk Lily dan membantu istrinya ini untuk duduk.

My DearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang