#Delapanpuluhdelapan

215 26 1
                                    

Dear God

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dear God

-Dewanjaya Esa Sanskara-

Lily menyandarkan punggungnya di sofa di kamarnya. Perlahan terdengar hembusan napas Lily seiring dengan rasa kram di kakinya yang mulai memudar.

"Airnya kurang hangat atau udah pas Sayang?"

Kedua mata Lily yang sebelumnya terpejam terbuka kembali mendengar pertanyaan dari suaminya yang duduk di bawah, di depan kakinya.

"Udah A, udah pas kok. Makasih ya A" Jawab Lily.

Selagi Lily menikmati air hangat yang menenangkan otot-otot kakinya, Eca tetap duduk di bawah sambil sesekali tangannya mengompres betis Lily menggunakan handuk yang dibasahinya dari air di baskom tempat kaki Lily berendam.

Lily membuka matanya ketika kedua kakinya dikeluarkan Eca dari baskom dan diletakkannya di atas pahanya yang sudah dialasi handuk.

Dengan lembut, Eca mulai mengeringkan kaki Lily dengan handuk tersebut.

Setelah kedua kaki Lily kering, Eca mengambil minyak zaitun yang dari tadi berada di sebelahnya. Dituangkannya minyak tersebut beberapa tetes di telapak tangannya, baru setelah itu kedua tangannya memijit kaki Lily bergantian.

Di tengah kegiatan memijit kaki Lily, tiba-tiba perhatian Eca teralihkan ke tangan Lily yang melambai di depan wajahnya.

Pandangan Eca yang semula menunduk terangkat menatap wajah Lily.

Lily tersenyum sebelum tangannya memberikan isyarat "terima kasih" ke Eca.

Eca balas tersenyum, tapi dia tidak menjawab dengan isyarat "sama-sama", melainkan mengisyaratkan yang lain.

"Cuma makasih? Ini gak gratis" Jawab Eca dengan sebelah tangannya.

Kedua alis Lily bertaut dengan mulutnya yang sedikit terbuka setelah melihat jawaban Eca.

"Aku harus bayar?"

Eca menganggukkan kepalanya.

Terdengar Lily mendengus pelan dengan wajahnya yang berubah kesal.

"Jangan marah dong. Bayarnya gak pakai uang kok" Eca menepuk pelan kaki Lily dan kembali berbicara.

"Terus?"

Seuntai senyum terbit di masing-masing sudut bibir Eca. Dia melihat ke arah tempat tidur dan melihat kembali ke arah Lily dengan sebelah alis yang naik.

My DearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang