[04] Sebatas Impian

832 94 14
                                    

Happy Reading❄️

***

"Assalamualaikum, Syra."

"Wa'alaikumussalam, Ibu Shanum." Syra yang tadinya fokus ke acara kartun pagi di televisi langsung beranjak dan menghampiri Shanum yang sudah berada di depan pintu.

Wanita setengah baya itu nampak memegang sebuah kresek hitam di tangan kanan, ia menyambut Syra ke dalam pelukannya.

"Umi kamu mana, Nak?" tanya Shanum setelah pelukan itu terlepas.

"Ada di dalam, Bu. Ibu mau ketemu umi?"

Shanum mengangguk. "Iya, soalnya janjian tadi mau bikin brownis."

"Oh yaudah, silahkan masuk, Bu. Nanti Syra panggilkan umi. Ibu sendiri ke sini?"

Shanum menggeleng dan langsung menoleh ke belakang, Syra yang melihat pun langsung mengarahkan tatapannya ke objek yang Shanum tuju. Betapa terkejutnya dia saat mendapati Ega yang baru saja keluar dari mobil dengan beberapa kresek hitam lagi di kedua tangannya.

"Ibu sama Ega. Tadi dia tawarin untuk antar." Shanum kembali fokus ke Syra.

Sedangkan Syra?

Matanya bahkan tak pernah lepas dari sosok Ega yang mulai mendekati dan menghampiri mereka berdua.

"Assalamualaikum," salam Ega dengan senyum. Syra spontan menundukkan pandangan.

"Wa'alaikumussalam." Syra mengatur terlebih dulu napasnya lalu kembeli fokus menatap Shanum. "Eh iya, ayo silahkan masuk, Bu."

"Sini belanjaannya, Ga," pinta Shanum. Namun, Ega menggeleng.

"Biar Ega aja bawa masuk."

Syra yang memperhatikan itu kembali merasakan desir yang hebat di hatinya atas perlakuan Ega yang menenangkan, rasa sayangnya pada sang Ibu juga tidak diragukan.

Ia berpikir, bagaimana nantinya jika Allah menakdirkan dia untuk menjadi makmum untuk Ega?

”Astaghfirullah!” pekik Syra tanpa sengaja, Shanum dan Ega seketika menatapnya dengan alis yang bertaut, bingung.

"Kenapa, Nak?" tanya Shanum.

"Ah, tadi ada kecoa, Bu," alibi Syra, mengundang kekehan Ega.

"Kamu takut kecoa, Syr?"

Syra menunduk dalam. Dia tidak takut, itu cuma alasan saja biar tidak dikatakan aneh karena memekik seperti itu. Yang sebenarnya terjadi adalah, dia sedang menakuti pikiran sendiri yang tiba-tiba memikirkan hal terlalu jauh.

"Udah, Ga. Kasian loh tuh Syra-nya jadi malu." Shanum menimpali, membuat Syra semakin menunduk sambil menggigit bibir bawah.

Sungguh memalukan.

"Hehe bercanda, Ma." Ega menyengir.

"Kamu ini. Yasudah, tolong bawa belanjaannya ya. Syra?" Shanum beralih pada Syra. "Yuk, temani Ibu masuk."

"I-Iya, Bu."

Setelah itu, mereka berjalan masuk ke dalam rumah. Saat sampai di ruang tengah, Syra berhenti untuk membereskan buku-buku yang semula dia baca, sementara Ega dan Shanum langsung menuju dapur.

Lintas Rasa (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang