[01] Semoga yang Tak Bersuara

2.3K 149 27
                                    

"Nama tokoh, tempat kejadian, konflik ataupun cerita adalah fiktif. Jika terjadi kesamaan itu adalah kebetulan semata, tidak ada unsur kesengajaan."

©Story of 'Lintas Rasa' by @IraKarrella

.
.
.
.

Dalam diam dan doa aku menyemogakan juga terus berharap jika cinta ini berlabuh pada pengakhiran yang indah.

Happy Reading❄️

***

"Syra?"

Wanita yang tengah asik dengan selimut yang dia lipat itu spontan menoleh, menatap wanita setengah baya yang telah membuatnya ada di dunia.

"Umi, ada apa?"

"Tolong beliin umi teh bisa gak? Abi mau minum teh tapi tehnya lagi habis, umi lagi masak jadi gak bisa."

Dia tersenyum dan bangkit menghampiri uminya. "Boleh. Mana uangnya, Mi?" ucapnya menyerahkan tangan kanan.

Mendengar itu, wanita paruh baya tadi langsung merogoh saku gamis. Beberapa saat, ia menyerahkan satu lembar uang lima puluh ribuan pada sang anak.

"Siap umi, Syra jalan sekarang ya. Assalamualaikum."

"Wa'alaikumussalam, hati-hati ya."

Setelah mengangguk, dia langsung bergerak cepat keluar rumah. Waktu masih terbilang sangat pagi, pukul 06.12. Bahkan, komplek perumahan dengan nuansa seperti pedesaan itu masih dipenuhi kabut.

"Bismillah...," gumam Syra dengan sebuah senyum di wajah.

Dirasa aman dengan kaos kaki dan sepatu yang melindungi. Dia kemudian melangkah meninggalkan rumah untuk pergi membeli kebutuhan yang diinginkan di salah satu warung terdekat.

Dan ya, selamat datang di dunia wanita bernama lengkap Asyra Almahyra. Memiliki nama panggilan Syra tak ayal membuat banyak orang juga menilai dan melihatnya dari segi sifat dan fisik. Wanita berusia 20 tahun itu memiliki banyak keinginan tentang dunia dan mempunyai cita-cita sebagai dokter. Meski, hal itu masih menjadi mimpi karena Abinya masih belum memberikan izin.

Syra adalah anak bungsu dari tiga bersaudara. Ayahnya bernama Farhan Latif, beliau adalah pemilik pesantren Al-Latifah yang memang cukup terkenal di sana, sementara Ibunya bernama Amina Hardianti, sosok yang menjadi Khadijah di tengah keluarga.

Syra juga adalah seorang hafidzah Quran dari pondok pesantren Abinya dan telah lulus sejak satu tahun lalu.

Dia memiliki sifat pendiam yang cukup kental jika bersama orang baru. Namun, percayalah, dia bisa begitu aktif dan ceria jika bersama dengan orang-orang terdekatnya.

"Syra?"

Panggilan itu spontan membuat Syra menoleh ke samping. Ia tersenyum dengan mata menatap wanita seumur uminya di sana.

"Ibu Shanum," ucap Syra sambil tersenyum manis.

Shanum adalah sahabat Amina, Syra cukup dekat dengan wanita itu bahkan telah menganggapnya sebagai ibu kedua. Shanum adalah seorang istri dari seorang pengusaha bernama Edi Mahendra.

Lintas Rasa (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang