Happy Reading❄️
***
"T-Terimakasih karena telah dua kali menyelamatkan saya."
"Sama-sama, tapi, mungkin ini tidak gratis."
Syra menatap bingung pada Haikal, pada pria berjas dokter di depannya.
Tidak gratis katanya?
Apa maksud pria itu? Dia mengaku Haikal adalah orang yang sangat baik, karena telah dua kali menyelamatkan hidupnya dari bahaya. Bahkan, beberapa kali membuat senyuman yang seakan hilang tercetak kembali di wajahnya dengan tulus. Namun, sedikit tidak mengerti dengan apa yang barusan dia ucapkan.
"Maksudnya?" tanya Syra setelah beberapa saat lalu terdiam.
"Iya, karena tidak ada yang gratis di dunia ini, kan? Jadi kamu harus bayar dengan menikah dengan saya." Pria itu menatapnya dan tersenyum. "Apa kamu siap?"
Raut wajah Syra langsung berubah datar. "Apa dokter melakukan ini untuk membuat saya segera menerima dokter?"
"Tidak, tapi, sepertinya ini bayaran yang setimpal untuk semua usaha saya menyelamatkan kamu. Sekaligus, usaha saya untuk mendapatkan kamu."
Mendengar itu Syra terdiam lalu menunduk.
Dia tidak tahu harus berbuat apa. Karena, pada kenyataannya dia juga sempat meminta waktu untuk memantapkan hati dalam menerima pria itu sebagai suaminya. Ya, Haikal juga adalah pria pertama yang berani datang menemui abinya dan memperjuangkannya.
Syra sudah ingin menerima Haikal, mengingat kedua orang tuanya juga sangat mendukung, tetapi satu kenyataan membuat dia kembali ingin berpikir ulang.
Kenyataan itu adalah...
"Tunggu, Dokter! Saya tidak akan pernah membiarkan dia menikah dengan kamu!"
Suara itu membuat mereka refleks menoleh, menatap pria yang di wajahnya tercetak guratan amarah dan kecewa.
Namun, di tengah ketegangan yang terjadi Haikal tampak santai dan masih bisa tersenyum juga dengan mata yang menatap Syra dalam.
"Sekarang kamu punya dua pilihan, Asyra. Ingin bersama dengan orang yang kamu cintai, atau..." Haikal beralih menatap tajam pria yang tadi bersuara. "Dengan seseorang yang mencintai kamu."
Dan, itu karena seseorang yang pernah dia harapkan kembali, membawa lagi harapan-harapan indah yang sudah Syra kubur dalam-dalam karena satu hal yang sempat membuatnya kecewa pada keadaan.
Kini, Syra menganggap jika kedua pria itu membawa cerita yang amat berliku di hidupnya dan membuat dia tidak tahu harus berbuat apa.
Dia seakan dipermainkan oleh takdir dan perasaannya sendiri.
Awal dari cerita ini dimulai saat dia mencintai seseorang dalam diam. Namun, karena terlalu tinggi dalam berharap dia lalu dipatahkan oleh harapan itu sendiri.
Seseorang lagi datang dan berniat menyembuhkan luka akibat cinta yang salah. Namun, jujur Syra tidak mencintainya.
Sungguh, haruskah dia kembali egois untuk rasa cinta ini? Atau mengalah dan membiarkan seseorang yang mencintainya memilikinya?
Atau sebaiknya, membuang segala rasa egois pada diri sendiri dengan tidak memilih siapa pun di antara mereka.
Dear selintas rasa ... kenapa rasanya cinta itu rumit dan memaksa?
Bersambung..
(01/02/2023)
.
.
.Bismillah.. Start! ^^
Note; (cerita ini telah direvisi pertanggal 05 - 20 Februari 2024, guna mengurangi cacat alur/logika. Jadi untuk pembaca lama harap maklum jika menemukan sedikit perubahan di dalamnya🙏)
Dan untuk pembaca baru, selamat datang dan terima kasih telah menemukan Lintas Rasa. Semoga suka dan bermanfaat💙
see you next part!
KAMU SEDANG MEMBACA
Lintas Rasa (Selesai)
SpiritualKita terjebak dalam zona waktu yang salah. Ketika aku menginginkanmu, kamu justru menginginkan dia, seakan kita adalah dua orang yang sama-sama egois perihal rasa. Hingga, aku memilih mengalah dengan mengubur dalam-dalam dan membiarkan rasa itu mati...