3

687 58 4
                                    

Harry tersedak minumannya sendiri, Ron menjatukan ayamnya, Hermione terganga lebar.

Harry menoleh pada Asteria yang tersenyum lebar padannya. "Kau gila?" Serkas Harry.

"Gila?" Ulang Asteria, dia menujuk dirinya, "Kenapa aku gila?"

"Malfoy adalah musuh ku, kau ingin berkencan dengan musuh kakak mu sendiri, sister?" Tanyak Harry kesal.

"Yang di katakan Harry benar Asteria, Malfoy, dia sangat menyebalkan." Ron ikut-ikutan

"Kau belum lihat saja tingkah lakuhnya." Sanbung Hermione.

"Oh, benarkah?" Mereka mengangguk, senyum Asteria semakin lebar, "Kalo begitu bagus, aku akan bersamanya dan kalian akan menjadi besan. Bukan kah seru, musuh mu tiba-tiba menjadi besan mu. Dan kalian pasti akan langsung akur."

"Jangan gila Asteria!." Kesal Harry, "Aku tidak akan setuju, tidak akan pernah."

"Aaaa, brother." Asteria mulai merengek menatap Harry dengan mata berkaca-kaca, berharap pemuda itu akan luluh.

"Coba saja, dia tidak akan mau dengan mu!" Kata Harry dengan senyum menyebalkan dimata Asteria.

"Dia mau, lihat saja nanti." Finis Asteria, lalu menarik Fluet dari kegiatan centilnya untuk menghadap Proffesor Dumbledore di ruang kepala sekolah.

Ketiganya menatap kepergian Astria dan Fluet.

"Anak itu, kepala batu sekali." Kesal Harry.

"Ck, percaya pada ku, saat dia mengetahui sifat Malfoy, dia akan segera membenci pemuda itu." Kata Ron, sangat yakin.

*****

Asteria di buat frustasi dengan banyaknya barang yang dia bawah. Bayangkan tiga koper besar yang masing-masing berisi sepetu, baju, celana dan barang lainnya. Dia kewalahan sendiri mengatur barang-barang ini. Bahkan lemari di asrama yang sudah dalam bentuk maksimal masih tidak muat menampung barang-barang gadis ini.

Harusnya dia meminta kepada father-nya untuk membeli lemari yang lebih besar lagi. Dia sudah coba menyihir agar lemari ini memiliki ruang yang cukup, tapi percuma, barang-barangnya terlalu banyak.

Gadis ini memutuskan keluar dari kamar dan mencari Harry, dia membutuh bantuan kakak-nya.

"Brother----Brother!"

Harry yang sedang duduk di sofa menoleh pada Asteria yang berlari kecil ke arahnya. Gadis itu terlihat panik dan hal itu juga membuat Harry ikut panik.

Dia mengangkat alis bertanya. "Kenapa? Ada masalah apa?"

"Brother, huhuu tolong aku." Mata Asteria berkaca-kaca, dia menarik Harry ke kamar di ikuti Hermione dan Ron. Fluet? Pemuda centil itu sudah terlelap dari tadi.

Saat mereka masuk kedalam sana, hal pertama yang mereka lihat adalah koper-koper yang berantakan serta pakaian dan beberapa sepatu serta uang tergeletak di tempat tidur.

"Kau ingin pindah atau bagaimana? Kenapa banyak sekali? Tidak sekalian kau angkut dengan seisi kamar mu?!" Kesal Harry.

"Rencananya memang begitu, tapi mother bilang tidak akan cukup." Jawaba Asteria, menghiraukan Kekesalan Harry.

Hermione menghela nafas lelah, dia mendekat pada Asteria, "Aku akan membantu mu."

Asteria tersenyum senang, namun saat melihat Hermione mengeluarkan tongkatnya, gadis ini berkata lirih, "Sudah ku coba mantra itu, tapi tidak mempan."

Hermione menatapnya cengoh, "Lalu bagaimana?"

Asteria menatap langit-langit kamar, raut wajahnya di buat seperti berpikir, tidak lama dia menatap Harry dengan padangan berbinar yang membuat Harry langsung menaruh rasa curiga padanya.

Harry Potter Twins| Weird and ridiculousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang