28.

296 33 5
                                    

Asteria sempat merajuk kepada Dumbledore karena sudah tegah membiarkan dirinya melayang semalaman didalam air yang sangat dingin. Tapi rasa kesalnya tidak berlangsung lama karena Dumbledore membujuk dirinya dengan memberikan 100 galon emas.

Asteria yang matre pun dengan senang hati menerima uang itu dan langsung memaafkan Dumbledore, meski sebelumnya Sirius menyuruh Asteria untuk tetap mendiami Dumbledore sampai kakek tua itu menaiki nominan galon sampai 200.

Mendengar adiknya yang mendapat banyak uang Harry segera meles mendekati Asteria. Tentu saja dia akan meminta Asteria membagi uang itu.

"Belikan paman sapu terbang baru yah?. Kau tau kan sapu terbang paman yang lama di rusak James."

Asteria menatap Sirius dengan wajah yang sangat lempeng. "Tidak mau---minta ganti rugi dengan James Potter, bukan dengan Asteria beautiful cute Potter."

Sirius memiringkan bibir cemberut. "Pelit sekali."

"Uncle kan kaya raya, kenapa meminta uang kepada anak berusia 14 tahun?!." Katanya, bersikap dada melotot nyalang Sirus.

Sirus tidak menyerah, dia berusaha membujuk Asteria sampai titik kesabaran habis. Dia memberi banyak penawaran pada keponakannya ini. Seperti akan memberikan Asteria topi muggle keluaran terbaru, sepatu, tas, coklat dan masi banyak lagi.

"Yahh yahhh----belikan paman sapu baru."

Asteria diam sebentar, memikirkan apa dia harus menerima tawaran Sirius. Tidak lama dia mengangguk setuju, "Ok---belikan aku semua yang uncle tawarkan tadi yah."

Sirius mengangguk senang, setelah memeluk Asteria dan menerima beberapa galon emas dari gadis itu dia menghilang dari sana.

Harry tidak dapat menahan rengitan alisnya. Menurut otak pintarnya Sirius ini bodoh sekali. Semua barang yang di tawaran Sirius harganya bahkan lebih mahal dari jumlah uang yang Asteria pegang sekarang.

"Apa karena melajang paman jadi gila seperti ini?." Pikir Harry. Dia berlalu dari sana, menunda niatnya tadi.

°°°°°

Fluet, Ron, Blaise dan Theodore merasa Asteria sedang dalam kesulitan. Wajah gadis ini bagaikan langit yang mendung.

"Kau kenapa, Aste?." Fluet bertanya mewakili Blaise dan Theodore.

Asteria menggeleng lemah, "Tidak apa-apa."

Mereka tidak percaya. Tidak apa-apa bagaimananya?! Mukanya saja cemberut terus, Theodore bahkan merasa suasana di sekitar mereka jadi tidak enak.

"Jujur saja---" Kata Theodore. "Coba ceritakan kelu kesa mu."

Asteria tetap mengangguk, mengatakan dia baik-baik saja. Ketiga pemuda itu pasra, tidak mau memaksa gadis ini, toh nanti Asteria pasti dengan sendirinya memberi tau kepada mereka. Tinggal tunggu waktunya saja.

"Yah sudah---- ini aaaaaa buka mulut mu." Fluet menyondorkan satu buah Coklat tapi di tolak Asteria membuat mereka bertiga lagi-lagi keheranan.

Seorang Asteria Lily Potter menolak coklat?----Bencana besar apa yang dia alami hari ini sampai seperti ini?!.

Tapi keheranan mereka tidak berlangsung lama saat-----

"Aku tidak lapar."

----Asteria mengatakan hal itu sembari menyuapi satu buah coklat Strawberries kedalam mulut mungilnya.

Mereka berdecak decak. Merasa bodoh karena sempat percaya dengan penolakan gadis ini.

Keempatnya duduk di rumput di lapangan Quidditch. Mereka belajar bersama, di temani helaianya nafas Asteria setiap detiknya.

Sebenarnya Fluet ingin sekali menyumpal mulut Asteria dengan kaus kaki milik Theodore. Tapi untuk saat ini dia mengurung niat baik itu, karena sepertinya gadis ini sedang dalam tahap galau.

°°°°°

"Harry Potter."

Harry yang sedang membaca novel menoleh. Wajahnya langsung lempeng saat melihat Draco.

"Kenapa?." Ketus Harry.

"Apa kau melihat Asteria?."

"Tidak----" Harry berpikir, mengingat-ingat lagi. "----Oh, dia tadi bersama Fluet, Blaise dan Theodore." Kata Harry yang baru ingat melihat adiknya pergi bersama ketiga pemuda itu. "Tapi aku tidak tau kemana mereka pergi."

Draco membuang nafas lelah. Sudah sejam dia mencari Asteria. Rasanya, semenjak berpacaran dengan gadis itu dia selalu sibuk---sibuk mencari keberadaan Asteria yang suka tiba-tiba hilang.

"Yah sudah---" Draco berdehem sebelum mengatakan sesuatu yang amat sangat lebay menurutnya. "Terimakasih, kakak ipar."

Harry mengangguk. Detik berikutnya dia mendelik dengan mulut menganga lebar. Baru saja Draco menyebut dirinya kakak ipar?. Keajaiban macam apa ini?!.

"Tetap aku belum merestui hubungan mereka." Katanya, melihat punggung Draco yang sudah menjauh.

°°°°°

Publikasih : Sabtu, 27 Mei 2023.

Harry Potter Twins| Weird and ridiculousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang