7.

415 44 1
                                    

Asteria, Fluet dan Ron sedang duduk santai di taman dekat danau hitam sembari menikmati teh dan biskuit yang sengaja Asteria bawah.

Sebenarnya acara piknik ini di dasari ketiganya yang syok dengan kelas pertama pagi ini, mereka baru saja selesai dengan kelas Proffesor Moody. Jadi karena masih trauma, ketiga manusia ini memutuskan untuk bolos dari kelas ramuan tanpa memberitahu Harry dan Hermione yang merak yakini kedua manusia itu akan datang dan mengomel-ngomel.

"Aku benar-benar tidak habis pikir dengan laki-laki tua itu, bagaimana bisa dia melempar laba-laba mati ke arah ku?!" Kesal Fluet, korban kejahilan Moody. Dirinya hampir pingsan tadi.

"Untung sudah mati, bagaimana dengan aku yang dilempari laba-laba hidup?" Ron bergiri ngeri, ingatan tentang hewan menjijikan itu masih terekam jelas.

"Aku benci Proffesor Moody." Kata Asteria. "Gara-gara ulahnya images anggun ku harus luntur di hadapan Draco."

Tadi, sewaktu di kelas, setelah dari Ron, Professor Moody melempar laba-laba tersebut kepada Asteria membuat bungsu Potter berteriak kesetanan dan melarikan diri dari kelas tanpa peduli apapun.

Kedua pemuda itu saling padangan, dan setelahnya tertawa ngakak.

"Hahahahahahaha, tapi tadi sangat lucu. Wajah mu benar-benar konyol, Aste hahahah." Ejek Ron.

"Andai hahahaha andai saja ada kamera tadi hahahaha" Fluet sampai sakit perut karena tertawa.

Asteria merengut marah melihat kedua pemuda itu masih tertawa. Dan tidak lama dua gelas cangkir teh melayang ke jidat Ron dan Fluet. Sudah bisa tebak siapa pelakunya, Kan?

*****

Harry di buat pusing sekaligus khawatir karena ketiga mahkluk astral yang tiba-tiba hilang jejak. Sejak meninggalkan kelas PTIH tadi, batang hidung mereka tidak terlihat. Apalagi mereka bolos di kelas berikutnya.

"Aku tidak menemukan mereka bertiga di mana pun." Kata Hermione yang baru saja pulang mencari ketiga manusia itu.

"Aku juga. Kemana mereka?" Harry berujar panik.

*****

Jika Harry sedang pusing mengkhawatirkan adiknya, berbeda dengan Asteria yang sedang bahagia memandang wajah laki-laki idamannya dari jarak dekat.

Dia menjadi Gryffindor tunggal di antara para Slytherin. Tadi sehabis melempar cangkir kepada Ron dan Fluet, Asteria langsung melarikan diri dan tidak sengaja bertemu Theodore dkk di taman lain.

"Bisa kau berhenti menatap ku seperti itu?!" Kesal Draco menatap sinis pada gadis dihadapannya.

"Tidak bisa, wajah mu terlalu menawan untuk dilewatkan." Setelahnya Asteria terkekeh malu-malu.

Theodore dan Blaise hanya menggeleng kepala melihat tingkah bungsu potter.

"Tadi saja kau berlari seperi habis melihat setan." Kata Theodore, menggingat kejadian di kelas Moody.

Senyum malu-malu Asteria seketika pudar dan di ganti wajah ngeri, dia memeluk dirinya sendiri, "Eeeerrggg---aku sangat benci laba-laba dan para keluarganya. Sangat menjijikan."

Draco menatap Asteria yang masih memeluk dirinya sendiri, lalu tersenyum jahil. "Bagaimana jika aku melempar serangga ke pada mu?"

Asteria menatap Draco, "Kepada ku?" Ulangnya, Draco mengangguk. "Maka aku akan meminta Fluet menghajar mu, lagi."

Theodore dan Blaise menahan tawa melihat raut kesal Draco.

"Sialan." Umpat Draco, mengalihkan tatapannya.

"Tapi jika kau melempar cinta kepada ku, dengan senang hati aku akan menerima nya." Kata Asteria menyengir lebar.

"Tidak akan!" Kata Draco, kesal sendiri melihat senyum gadis di sebelah Blaise.

"Jangan bilang begitu, mete. Awas karma." Blaise merangkul Asteria, "Atau bagaimana bungsu Potter?"

Asteria mengangguk, "Yap, benar sekali."

Draco tidak peduli, dia memutar bola mata malas dan pergi dari sana.

"Ckckckckck, dingin sekali." Tutur Asteria julid, yang di setujui kedua pemuda disana.

*****

"OPPAAAAAAAA"

Teriakan menggelegar itu menggema sepanjang koridor, semua yang berada disana kompak menatap Asteria yang sedang berlari riang ke arah Harry, tanpa peduli dengan situasi.

"Oppaaaaa"

Takkk...

"Aaaa appoo, kenapa kau menjitak kepala ku?!" Rengek Asteria mengelus kepalanya yang baru saja di jitak Harry.

"Darimana saja kau?!" Tanya Harry kesal setengah mati. "Semua orang khawatir!"

Wajah kesal Astria di ganti dengan wajah bahagia ciri khasnya. "Aku tadi jalan-jalan bersama Theodore dan Blaise ke Hogsmeade hehehe." Kata gadis ini enteng.

"Tanpa mengajak aku?"  Fluet mendelik kesal dengan nada kecewa yang di buat-buat.

"Kau kan sibuk bersama Ron menertawakan aku." Asteria bersikap dada, menatap Fluet penuh dendam.

"Tetap saja, itu bukan alasan!" Fluet nyolot.

Asteria memajukan bibirnya dan mencibir Fluet.

"Jangan bergaul dengan anak-anak Slytherin, Aste." Larang Harry.

"Kenapa? Mereka baik!" Bela Asteria, tidak terima.

"Pokoknya jangan, kau juga Fluet. Awas saja kalian berdua." Fluet yang di bawah-bawah pun kembali melotot tidak terima.

"Tidak mau!" Kata keduanya bersamaan.

Harry hendak kembali berbicara, tapi di sela Hermione. "Biarkan saja Har, lagipula Blaise dan Theodore tidak terlalu buruk."

Herry menatap Hermione seperti berkata 'Apa-apaan kau?'

"Ho'o, kata Hermione benar. Huhuu mione, kau yang terbaik." Kata Asteria senang memeluk Hermione sayang.

"Sudah-sudah, ayo ke aula." Kata Ron setelah menyimak pembicaraan mereka.

*****

Publikasih : Jumaat, 28 April 2023.

Harry Potter Twins| Weird and ridiculousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang