38

288 18 4
                                    

"OMMMAAAA I MISSSS YOUU"

Teriakan menggelegar itu menggema di seluruh sudut manor Potter, sampai membuat James yang sedang meminum teh jadi tersedak, tentu saja suara cempreng tersebut berasal dari bungsu Potter.

Lily hanya bisa tersenyum anggun sembari mendekat ke arah tiga remaja di ruang tamu, "Jangan teriak-teriak, Aste. Nanti tenggorokan mu sakit." Tegur Lily yang tidak di hiraukan sang anak gadis.

Asteria langsung memeluk ibunya, dia sangat merindukan Lily, "Omma, aku snagattttt merindukan mu, terutama masakan Omma." Katanya dengan nada sedih yang dibuat-buat.

"Tidak merindukan, Father?."

Asteria melirik James yang tiba-tiba sudah berada di sebelah nya, dia tersenyum manis, "Tidak---" Katanya, "Aku hanya merindukan uang Father."

James memasang wajah bantet, daripada emosi meladeni Asteria lebih baik dia berpelukan bersama kedua remaja laki-laki yang sedaritadi berdiri malas di dekat sofa.

Kedua remaja itu pasra di peluk James, walau sebenarnya mereka sudah sangat mengantuk. Banyangkan saja, seharusnya mereka sudah tiba di rumah pukul lima sore, tapi karena Asteria memaksa untuk pergi ke toko pakaian berujung merajuk, keduanya dengan terpaksa menurut dan menenamani gadis itu beberlanja sampai jam delapan malam.

"Kenapa kalian baru tiba?." Tanya James penasaran.

Keduanya tidak langsung menjawab, mereka menunjuk Asteria yang tengah sibuk memalerkan barang belanjaannya kepada Dobby dan Lily. James langsung paham dan menggeleng kepala tidak habis pikir dengan anak gadisnya itu.

"Lebih baik sekarang kita makan malam, agar kalian bisa langsung istirahat." Kata James, mendorong keduanya ke ruang makan.

"Ayo, Aste. Tadi mum memasak banyak makanan kesukaan kalian." Kata Lily.

"Tapi----"

"Kalau kau tidak mau biar kami saja yang mengahabiskan semuanya." Sela James membuat bungsu Potter bergegas ke ruang makan. Kalau tidak seperti itu, dipastikan kegiatan pamer memamer Asteria tidak akan selesai walau matahari kembali terbenam.

°°°°°

Draco uring-uringan tidak jelas di dalam kamarnya. Pasalnya, hari ini dia belum bertemu dengan Asteria sama sekali. Gadis itu sangat susah di cari, padahal Draco sudah mencarinya ke seluruh kastil Hogwarts.

"Gadis gila itu, apa dia tidak tau kalau aku merindukannya? sialan." Kesal Draco.

Sedangkan kedua orang tuanya yang duduk di sofa kamar sedaritadi memperhatikan setiap tingkah laku Draco yang luar biasa diluar nalar menghela nafas berat. Bahkan Lucius sudah mengahabiskan dua cangkir teh.

"Draco bisakah kau diam dan duduk dengan tenang?" Kata Lucius jengah.

"Mum bagaimana ini, aku merindukan Asteria." Kata Draco, mendekat ke arah Naraccisa tanpa mempedulikan omongan Lucius membuat Lucius mendengus dan mencibir.

"Kalau begitu besok temui Asteria, Draco." Saran Sang ibu.

"Tapi aku takut dengan ayahnya, wajah James Potter itu sedikit menyeramkan." Draco tidak berbohong soal itu, wajah James memang sangat menyeramkan, apalagi jika sedang mode serius, contohnya saja waktu dia mengancam untuk tidak macam-macam dengan anak gadisnya.

°°°°°

Waktu menunjukan pukul dua belas malam, akan tetapi dua remaja di manor Potter masih setia membuka mata mereka. Asteria dan Fluet tidak merasa ngantuk sama sekali, padahal dari tadi mereka lah yang sering mengeluh lelah dan ingin cepat-cepat istirahat. Sedangkan Harry sudah terlelap dari tadi.

Keduanya berada di ruangan santai milik si kembar Potter yang ada di lantai tiga manor, mereka duduk di sofa dekat jendela besar, memperhatikan pemandangan hutan belantara di bagian belakang manor ini.

"Ayolah---tidak mungkin pemuda tampan seperti itu tiba-tiba menjadi jelek." Kata bungsu Potter.

"Mungkin saja Aste, dia itu sering berbuat jahat." Kata Fluet.

"Tapi wajahnya berbeda dengan yang di foto. Mereka dua orang berbeda yang kebetulan memiliki nama yang sama." Kekeh Asteria yakin.

Fluet memutar bola mata malas, "Wajahnya berubah saat dia melakukan ritual jahat." Kata Fluet, "Dia sempat menghilang juga kan? dan mungkin ritualnya gagal dan merusak wajah beserta tubuhnya." Fluet menambahi.

Asteria menggeleng kepala tidak habis pikir dengan jalan pikiran Fluet yang menurutnya menembus Pluto. "Kau jangan asal menebak Fluet Manoban." Tegur Asteria, "Pokoknya mereka berdua adalah orang yang berbeda. Aku yakin setatus ribu persen."

Fluet yang tidak terimapun menggeleng, "Tidak! mereka itu sama. Kau ini kenapa tidak percaya sekali sih Asteria Potter?!." Kesalnya.

"Bagaimana aku bisa percaya!. Wajah yang aku lihat di buku tahunan berbeda dengan apa yang Harry katakan." Kata Asteria menggebu-gemu, "Tidak masuk di akal cantik ku ini."

"Kau tidak dengar apa yang aku katakan tadi? Dia melakukan ritual dan gagal, lalu wajahnya jadi hancur!." Fluet hampir melempar meja ke arah wajah songong Asteria.

"Darimana kau tau Kalo dia melakukan ritual ilmu sihir? kau pernah melihat dia melalakukan hal itu? hah?." Balas Asteria tidak kalah galak.

"Rumor, tentu saja." Jawab Fluet santai. "Banyak yang memberitau pada ku." Katanya lagi.

"Dan kau mempercayai rumor itu?." Asteria bersikap dada menatap Fluet remeh, "Tidak ku sangka seorang yang memiliki otak pintar seperti mu mempercayai rumor rendahan itu." Katanya lalu berdecak di akhir kalimat.

Fluet di buat geram setengah mati, apa sahabatnya ini memang suka tidak sadar diri? padahal dia pun sama suka percaya dengan berbagai macam rumor yang sering mereka dengar. Asteria sialan.

"Terserah pada mu, aku tetap percaya pada rumor itu." Telan Fluet.

"Rumor apa?"

Mereka sontak menoleh ke samping, di sana berdiri Harry dengan wajah bantalnya.

Harry mendekat ke arah kedua remaja itu, "Dan kenapa kalian berdua belum tidur?." Tanya Harry.  Tidak ada yang mana jawab pertanyaan, jika di lihat kedua remaja ini sedang bermusuhan. Lihat saja cara mereka menatap satu sama lain.

Harry menggeleng kepala lemah, jika Lily tau mereka belum juga tidur, dia yakin akan ada sesi cerama tengah malam di manor ini. "Sekarang kembali tidur, dan lanjutkan perdebatan kalian besok pagi saja." Perintah Harry.

Kedua remaja itu mengangguk patuh dan berjalan meninggal ruangan itu dengan keributan kecil, yaitu saling menyenggol satu sama lain. Harry hanya bisa menggeleng kepala, sebagai anak pertama sepertinya dia harus banyak sabar.

Karena masih mengantuk, pemuda ini kembali ke kamar untuk tidur. Tadi dia terbangun untuk meminum air, dan kaget tidak melihat Asteria dan Fluet di temapat tidur. karena mereka bertiga memang tidur bersama di kamar besar dengan masing-masing tempat tidur yang sudah disiapkan James.

°°°°°°

PUBLIKASIH : SABTU, 16 DESEMBER 2023.

Harry Potter Twins| Weird and ridiculousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang