30

308 29 3
                                    

Setelah melabrak Lucius tadi Asteria langsung pulang ke Hogwarts. Sekarang dia sedang menangis keras di temani para sahabatnya, The Circle Gryrin. Nama geng yang dia buat bersama Theodore, Ron, Fluet dan Blaise. Awalnya geng ini hanya berisi mereka berempat saja, tapi lama kelamaan Harry, Hermione, Pansy, Daphne dan Draco ikut masuk.

Mereka disana, kurang Draco, melihat bagaimana air mata bungsu Potter terus mengalir tanpa rem. Sebenarnya telinga mereka sakit mendengar tangisan Asteria yang luar biasa besarnya, tapi di sisi lain mereka ikut bersedia, Ron dan Fluet saja ikut menitikan air mata.

Semasa mengenal Asteria, baru kali ini Fluet melihat dia menangis sampai sesegukan begini. Bahkan tangisan Asteria sekarang mengalahkan tangisan saat Harry ikut turnamen.

"Coba jelaskan bagaimana awal mulai pristiwa dan alasan kau memutuskan Malfoy?." Tanya Harry penasaran, tapi juga tidak tega.

"Hiks hiks hiks----srottttt-----hiks hiks hiks---laki-laki sialan itu---HUAAAAAAAAA." Asteria semakin menangis saat ingatan tiga hari lalu terekam dengan sangat jelas.

"Cupp Cupp cupp----tenaga tenang tenang Aste tenang." Pansy menepuk-nepuk punggung Asteria.

"AKU TIDAK BISA TENANG!----HATI MUNGIEL KU MENOLAK SANGAT KERAS HUAAAA AAAAAA HUAAAA MOTHER HUAAA."

Mungkin sebentar lagi Blaise akan pingsan mendengar tangisan plus teriakan membahana bungsu Potter. Baru saja beberapa hari lalu dia mendengar tangisan Draco, sekarang mala Asteria. Sebenarnya ada apa dengan kedua sahabatnya ini?!.

"Minum dulu, Aste." Kata Hermione, menyondor segelas es coklat yang langsung di habiskan Asteria. Mereka menatap cego gadis ini.

Dilihat Asteria sudah mulai tenang. Daphne mulai mengajak dia berbicara lagi. "Sekarang kau bisa jelaskan semuanya pada kami?."

Asteria mengangguk, masih dengan segukan dia mulai berbicara. "Jadi-------"



Flashback!

Saat Asteria jalan di lorong untuk kembali ke Asrama setelah memberi uang pada Sirus, dia tidak sengaja melihat Draco yang tengah berdiri di lorong bersama seorang prempuan.

Dari penelitianya, gadis yang sedang bersama Draco itu adalah gadis Slytherin yang pernah mencari perkara dengan dirinya dan Fluet. Asteria ingin menyusul Draco tapi diurung karena penasaran dengan apa yang kedua mahkluk itu bicarakan.

Dia sembunyi di balik tembok, memasang telinga dengan baik agar bisa mendengar dengan jelas pembicaraan mereka.

Namun bukanya mendengar pembicaraan mereka, dia malah melihat suatu kejadian diluar nalar menembus semua planet yang ada di alam semesta ini. Hati kecil Asteria sakit sekali rasanya, dia pergi dari sana sembari mengutuk dan memaki kedua manusia tidak tau malu itu.

Sedangkan Draco yang tidak menyadari keberadaan sang kekasih yang sebentar lagi otw menjadi mantannya merengit tidak suka saat gadis bernama Celly ini mencoba mencium bibirnya.

"APA YANG KAU LAKUKAN SIALAN!." Suara Draco menggema di sana, dia menatap tajam dan dingin Celly yang berdiri ketakutan.

"SIALAN KAU!." Draco mencengkram leher Celly kuat, mendorong gadis itu kasar ke dinding. "Sepertinya kau memang bosan hidup, yah."

Celly bergetar hebat, matanya terpejam saat rasa sakit dan sesak menyerang sekaligus. "Le---pas---Kan." Mohon nya.

Draco tidak peduli. Dia marah, merasa di lecehkan atas tindakan kurang ajar dari gadis ini. "Kau sendiri yang mengumpan kemarahan ku, dasar jalang!." Hina Draco. "Kau pikir siapa dirimu yang berani berbuat demikian pada ku, HAH?!"

Harry Potter Twins| Weird and ridiculousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang