Semua orang sibuk dari pagi tadi. Hari ini Turnamen babak terakhir di laksanakan. Jika yang lain sudah tidak sabar, berbeda dengan para perserta yang sudah gugup setengah mati. Rasanya Harry ingin menghentikan waktu agar sebentar malam tidak akan pernah datang.
Harry, Cedric, Hermione dan Ron duduk di bangku panjang yang ada di aula. Mereka banyak membicarakan tentang Turnamen sebentar. Hermione lebih berisik dari biasanya, dia memperingati kedua pemuda itu untuk hati-hati dan selalu fokus.
"Mereka tau, Hermione. Jangan terlalu khawatir." Kata Ron, berakhir mendapat pelototan dari Hermione. Ron yang tidak peduli mengabaikan kekesalan gadis di sebelahnya.
"Sudah, jangan ribut lagi. Lebih baik kita cerita hal lain saja." Cedric mencoba mengalihkan pelbicaraan. Harry yang juga setuju pun mengangguk.
"OPPAAAAAAAAA"
Harry yang baru ingin membuka mulut harus diam karena suara panggilan makhluk gaib dari arah pintu. Mereka menoleh, melihat Asteria berlarian sembari menenteng keranjang kecil di lengan kanannya, diikuti Fluet yang sibuk berteriak 'Hati-hati' pada Asteria.
Sepertinya keduanya baru selesai foto-foto. Dilihat dari pakaian Yang mereka kenakan. Gaun putih dan kemeja putih, serta kamera di genggaman tangan Fluet.
Fluet langsung duduk di sebelah Ron, sedangkan Asteria masih setia berdiri di sebelah kakaknya sampai Harry memuji penampilannya siang ini.
"Jangan lari-lari seperti itu, Aste. Kau bisa jatuh nanti." Omel Harry yang di tanggap cegiran lebar oleh sang Kembaran.
"Oh, hai Ced Ced." Sapa Asteria, baru sadar jika ada Cedric yang dari tadi menatapnya.
Cedric tersenyum, "Hai---kau cantik sekali."
Dengan pujian itu, rasa sombong bungsu Potter semakin menjadi-jadi. Dia mengibas rambut panjang nya ke belakang, "Aku memang cantik. Cantik terus, selalu cantik seperti mother."
Yang lain hanya mengangguk saja, tidak mau komentar atau apapun itu.
"Aste, tidak mau duduk?." Tanya Hermione, bingung melihat Asteria terus berdiri di sebelah Harry.
Bungsu Potter menggeleng, "Tidak mau. Harry belum memuji ku." Katanya, terang-terangan.
Harry terkekeh, kenapa adiknya sangat menggemaskan. "Adik ku sangat cantik. Persis seperti mum. Sekarang duduk, yah."
Asteria menggeleng lagi. Harry pun jadi bingung. "Apalagi?."
"Kau belum memuji sesuatu yang baru dari ku." Kata Asteria membuat Harry tambah bingung.
Fluet berdecak, "Sepatunya." Kata Fluet, orang pertama yang Asteria tunjuk tentang sepatu.
Mereka di sana ber'oh'ria. Mengikuti Harry untuk melihat sepatu baru Asteria. Dilihat dari model sepatu itu, harga yang di keluarkan pasti tidak sedikit.
"Aste, berapa harga sepatu ini?." Tanya Harry, mulai berbicara serius berujung cerama.
"90 galon emas." Jawab Asteria, membuat Ron hampir jantungan.
"Tolong belajar hemat, Asteria." Harry mulai menasehati. Pasalnya, adiknya ini tidak pernah tanggung-tanggung jika memebeli sesuatu. Iya, dia tau mereka berasal dari keluarga berada, tapi apa salahnya dia meminta Asteria belajar hemat.
Asteria menggeleng, menolak keras. "Tidak mau. Father mengatakan dia mencari uang yang banyak untuk di habiskan, bukan untuk di simpan." Kata Bungsu Potter, Harry pun terdiam.
°°°°°
Waktu menunjukan pukul enam sore. Semua orang sudah kembali berkumpul di aula untuk makan malam. Malam ini mereka kedatang para orang tua dari perserta, dan beberapa tamu undangan.
Asteria tiada henti memamerkan sepatu barunya kepada James, Sirus dan Remus. Ketiga laki-laki dewasa itu memberi tanggapan berlebihan dan banyak pujian kepada sepatu baru Asteria, takut jika memberi reaksi biasa saja bungsu Potter akan merajuk.
Lily hanya mampu menggeleng kepala melihat tingkah anak gadinya, persis sekali seperti James dan Sirius yang suka pujian dan pamer.
"Aste makan dulu, kau belum makan apapun dari tadi pagi." Kata Harry.
"Benar begitu?." Lily mulai memasang wajah khawatir.
Asteria menggeleng cepat, "Tadi aku sudah makan cake yang di beli Theodore dan Blaise." Dia menatap Fluet, "Iya kan, Fluet."
Fluet yang tengah mengunya ayam hanya mengangguk. Mulutnya sedang terisi penuh.
"Tetap saja, itu kue berukuran kecil." Harry melotot kecil. "Mum lihat, dia kepala batu sekali."
"Apa? Aku bahkan belum mengatakan apapun." Protes Asteria, siap melempar piring di meja ke arah Harry jika Remus tidak cepat memindahkan piring itu.
"Jangan banyak bicara, buka mulut mu aaaaa.---" Fluet menyuapi satu sendok makanan ke Asteria, "Pintar." Katanya saat Asteria menerima suapan tadi.
Harry terkekeh kecil saat Asteria mulai mendumel. Memang yang paling nikmati adalah menjahili Asteria.
"Jangan mengganggu adik mu." Tegur Lily, Harry hanya cengengesan.
"Iya, Har. Jangan mengganggu Asteria." Ron ikut bersuara, meniru gaya bicara Lily yang anggun.
"Ronnn."
"Bercanda, auntie." Katanya, takut sendiri.
°°°°°
Publikasih : Minggu, 23 Juli 2023.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harry Potter Twins| Weird and ridiculous
FanfictionREVISINYAA NANTI!! JADI KALO KETEMU TYPO ANGGAP SAJA UJIAN, LOVE. "Apa?! Aku tidak melakukan apapun. Aku gadis yang baik dan penurut."~~~ Asteria Lily Potter. _______ (Disini orang tua Harry masih lengkap. Beberapa tempat, mantra sihir dan tokoh...