22.

320 33 3
                                    

Hari ini semua orang sangat sibuk, yang tidak sibuk pun ikut menyibukan diri. Termaksud Draco yang sibuk mencari kekasihnya dari sudut ke sudut kastil.

"Iss dimana dia?." Kesal Draco menghentakan kakinya.

Dia tidak tau saja kalau Asteria sedang kyusuk memilih gaun mana yang harus dia kenakan malam ini. Ada dua gaun cantik dan indah di hadapanya, semuanya bagus sempat membuat Asteria berpikir untuk menggenakan semuanya sekaligus.

Fluet yang bisah memahami isi pikiran Asteria akhirnya berkata, "Khuṇ t̂xng s̄wm chud Asteria pheīyng chud deīyw thèānận xỳā b̂ā!"

Asteria melirik sekilas Fluet, sudah lama sekali dia tidak mendengar Fluet berbicara bahasa Thailand. Beberapa kata yang di ucap Fluet di mengerti Asteria, seperti dua kata terakhir, pemuda itu mengatai nya gila. Bukan----jangan gila.

Dia menaro dua gaun itu di sofa, "Oiii---S̄ạbs̄n keī̀yw kạb s̄ìng thī̀ ca chı̂ iss shibal iss?." Balas Asteria memcampur adukkan dua bahasa.

"Læ̂wtæ̀ khuṇ". Kata Fluet akhirnya.

Dean yang tiba-tiba muncul dari balik pintu memanggil nama Asteria. Gadis itu menaikan alis bertanya.

Dean tersenyum, "Diluar ada Malfoy, dia mencari mu." Kata Dean.

Asteria tersenyum, kenapa dia tidak minta bantuan Draco saja untuk memilih gaun nanti malam. Setelah mengucapkan terimakasih kepada Dean, gadis itu keluar dari asrama Gryffindor, meloncat loncat kecil.

Dean duduk di sofa berhadapan dengan Fluet, setelah mengambil buah anggur di meja.

"Yak----siapa pasangan mu nanti malam?." Tanya Fluet sembari meletakan kaca kecilnya ke dalam saku Juba.

Dean menggeleng, "Tidak punya."

Fluet langsung mendelik, "Kenapa? Kau tampan tidak mungkin tidak ada yang mengajak mu."

Pujian Fluet membuat Dean mengelum bibir menahan senyum salting. "Aku malas, ribet. Aku juga tidak niat berdansa."

Fluet hanya mengangguk paham. Benar sih kata Dean, tapi dia sudah terlanjur mengiakan ajakan Pansy. Jahat sekali kalo tiba-tiba dia membatalkan ajakan gadis Slytherin itu. Heran juga kenapa dia langsung setuju saat itu.

°°°°°

Draco menatap curiga kepada Asteria yang tiba-tiba menyeretnya kedalam WC prempuan yang sudah lama tidak di pakai.

Banyak pikiran-pikiran negatif timbul di benaknya saat ini. Apa Asteria akan memperkosa nya?. Yang benar saja.

"Kenapa kau membawa ku ke sini?" Tanya Draco was-was.

"Oh---aku ingin kau menilai antar dua gaun ini." Asteria menujuk dua gaun itu. Draco merengit, dia tidak sadar Asteria membawa gaun.

"Mana yang bagus?----ini atau ini?" Asteria menunjuk gaun-gaun di genggamannya.

Draco menatap teliti dua gaun yang tengah di pegang Asteria, setelah memilih yang Pas dia menunjuk gaun berwarna putih, "Yang ini bagus."

"Yang ini?" Asteria sedikit mengangkat gaun putih di tangan kananya dengan wajah tidak puas. "Tapi aku mau yang ini." Katanya ikut mengangkat gaun di tangan kiri.

"Lalu kenapa kau meminta ku menilai?----Kau pikir Yule Ball acara pemakaman makanya kau mau pake gaun hitam itu?" Draco menujuk kesal gaun hitam itu.

Asteria merengut jengkel, "Kenapa kau marah-marah terus sih?."

"Karena kau yang membuat ku marah." Balas Draco.

"Isssss." Asteria menghentak kaki, "Pokoknya aku mau yang hitam ini." Ngototnya memeluk erat gaun hitam mahal itu.

Draco mengehela nafas kasar, "Terserah kau saja."

Dia masih sangat kesal mengingat Asteria yang tidak menerima ajakannya ke Yule Ball karena sudah bersama Harry, dan tambah kesal lagi karena gaun sialan ini.

Padahal itu hanya gaun!. Kenapa harus seribet ini?!.

"Asteria sialan brengsek Potter!." Umpat Draco karena gadis itu melongos begitu saja meninggalkannya.

Harusnya tidak seperti ini, aturannya Asteria yang harus merasa tekanan batin dan kesal berujung menangis, bukan malah sebaliknya. Draco menendang-nendang udara kosong, sial sekali dia harus terjebak hubungan bersama Asteria.

°°°°°

Asteria dan Hermione jalan bersama dan saling menggandeng tangan.

"Aku gugup sekali, Aste." Kata Hermione, memegang dadanya. "Apa aku sudah cantik?."

Asteria mengangguk antusias, "Tentu saja sudah cantik. Kau cantik dari lahir." Kata Asteria, jujur.

Hermione tersenyum tulus menatap Asteria, "Kau memang yang terbaik." Kata Hermione lalu memeluk Asteria.

Asteria terkekeh, dan membalas pelukan Hermione.

Harry menunggu adiknya di bawa tangga, dia melihat jam, sebentar lagi acara akan segera di mulai tapi sampai sekarang adiknya itu belum datang juga, dan dia baru sadar Hermione juga belum ada di sini.

Harry sudah tau kalau Viktor yang menjadi pasangan Hermione malam ini, dia tidak sengaja mendengar berujung menguminh saat Asteria dan Fluet menggosip.

"Brother."

Panggilan halus itu membuat Harry menoleh, dia melihat dua gadis yang berdiri di atas sana tersenyum ke arahnya.

Asteria dan Hermione menuruni satu persatu anak tangga, para mata di sana menatap mereka lekat. Apalagi Cedric yang tidak bisah berkedip melihat Asteria malam ini, gadis itu memang sangat cantik, tapi sekarang lebih cantik lagi.

Viktor langsung menyambut Hermione, pemuda berbadan kekar itu mengecup punggung tangan Hermione dan membawanya pergi dari sana.

"Cantik sekali----siapa yang mendandani mu?" Tanya Harry, menggoda.

"Tentu saja aku sendiri. Hermione, aku juga yang mendandaninya. Dia cantik kan?" Asteria tersenyum bangga menunjukan Hermione.

"Tentu---adik ku memang sangat berbakat." Puji Harry ikut merasa bangga. "Jadi Miss Potter, maukah kau menggandeng tangan ku sekarang, aku takut ada pemuda yang menculik adik cantik ku ini." Kata Harry, karena dari tadi Cedric tidak memutuskan tatapannya dari Asteria.

Asteria tertawa anggun, kali ini benar-benar anggun. Tidak di buat-buat seperti biasanya. "Tentu saja Mr. Potter." Asteria mengalungkan tangannya kedalam gandengan Harry, lalu mereka ikut berbaris karena acara sudah di mulai.

°°°°°

Publikasih : Sabtu, 13 Mei 2023.

Harry Potter Twins| Weird and ridiculousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang