11

375 37 1
                                    

Drama perihal lencana ternyata belum selesai, terbukti dua hari berikutnya Asteria membalas perbuatan Pansy parkinson itu.

Dia dan Fluet memesan spanduk besar dan digantung di halaman tengah. Dengan gambar Pansy yang tengah terpeleset serta tulisan 'Hati-hati ada tuyul berambut jamur'. Dan dilihat oleh semua orang.

Pansy yang emosi langsung mencari keberadaan dua murid Gryffindor itu, bukanya bertemu dengan Asteria dan  Fluet, dia malah bertemu dengan sosok Peeves, hantu jahil yang membantu Asteria dan Fluet setelah di sogok topi milik Proffesor McGonagall.

Jadilah jari itu, Pansy di jahili Peeves sampai dia menangis dan trauma untuk keluar asramanya untuk beberapa hari.

Hal itu juga di ketahui Harry berserta teman-temannya, sebenarnya Harry ingin marah karena menurutnya itu terlalu berlebihan, tapi karena sikap masa bodo kedua boca ingusan itu dan Ron serta Hermione yang ikut setuju dengan tidakan mereka, membuat Harry akhirnya hanya tersenyum saja.

***

Di lain tempat, tepatnya di asrama Slytherin, Pansy masih setia mengumpat dan mengutuk bunsu Potter berserta sahabatnya. Karena sampe hari ini pun Peeves masih setia melayang di sekitar asramanya, meskipun sudah pernah di usir oleh para Proffesor dan Perfect.

Mereka semua tengah berkumpul di ruang rekreasi, setia menemani Pansy dan mendengar semua umpatan gadis itu.

"Aku bersumpah akan membalas dua orang gila itu!" Erangnya, lalu duduk di sofa,merasa lelah karena terus mondar mandir.

Daphne merosting bola matanya, "Bagaimana cara kau balas? Sedangkan untuk keluar saja kau takut." Kata gadis itu membuat Pansy semakin kesal.

"Lagi pula ini salah mu, Pans. Anda saja kau tidak mengerjai Potter, pasti si bunsu Potter tidak akan membalas." Terang Blaise, membuat antesi gadis berambut jamur itu berali padanya.

"Kau membela mereka?" Kata Pansy tidak percaya.

"Bukan membela, hanya memberi tau fakta." Saut Theodore.

Tatapan Pansy menyipit, "Oh, apa karena mereka berteman dengan kalian?" Katanya bersikap dada.

Theodore dan Blaise kompak mengangguk.

Pasny bertambah kesal, dia menatap lurus ke depan, sembari memikirkan cara membalas kelakuan Asteria dan Fluet. Matanya melebar berbinar saat sudah mendapat ide, dia lalu menatap Draco.

"Bukankah bunsu Potter menyukai mu, Draco?" Tanya Pansy. Draco hanya menatap sekilas lalu mengangguk.

Daphne yang sudah tau jalan pikiran Pansy hanya menggeleng tidak habis pikir.

"Bagaimana jika kau pura-pura membalas perasaan gadis itu dan mengajak nya berkencan?!" Usul Pansy.

"Tidak akan." Tolak Draco ogah-ogahan.

Mendapatkan penolakan Draco, membuat Pansy semakin kesal. "Atau jangan-jangan kau juga menyukai gadis itu?" Tudu nya.

Draco berdeci sembari senyum meremeh, "Dia bukan time ku." Katanya.

"Kalo begitu kenapa tidak mau, bukankah kau juga membenci dia?" Kata Pansy lagi. "Oh, atau kau merasa tidak tegah? Hahaha, sudah ku duga kau juga menyukai bungsu Potter."

Draco merasa di remehkan, dan Theodore menyadari itu. Sontak saja, pemuda tampan bak pangeran itu menepuk punggung sahabatnya. "Aku sarankan jangan terpancing, kau tau sendiri apa akibatnya nanti jika bermain-main dengan Asteria."

Draco masih dia untuk beberapa saat, sampai suara Pansy terdengar lagi. "Kau takut? Seorang Malfoy takut dengan Potter? Hahahaha, sungguh fakta yang menarik."

Harry Potter Twins| Weird and ridiculousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang