Matahari sore di Hogwarts memang sangat indah. Karena itu Asteria dan Fluet memanfaatkan situasi ini untuk berfoto dengan kamera yang sengaja Fluet bawah. Jadi, disinilah mereka sekarang, di halaman tengah, berpose tanpa merasa malu dengan tatapan beberapa orang yang kebetulan ada di sana.
"Tolong foto yang benar, aku mengambil gambar mu dengan sangat bagus!" Pintah Asteria, dia melangkah ke arah kursi yang mereka pinjam dari rumah Hagrid tanpa mempedulikan cibiran Fluet.
Asteria mengambil kuas lukis lalu berpose seperti seseorang yang sedang melukis. Sakin niatnya, dia dan Fluet membawa alat lukis dan kanvas berukuran sedang ke tengah halaman.
Tadi pagi, ide gila yang menurut Asteria sangat berlian tiba-tiba terlintas di benak gadis itu. Jadi sehabis kelas, dia menulis surat untuk ayahnya agar segera membelikan dia alat lukis. Dan setelah mengganti seragam dengan gaun putih, Asteria langsung menarik Fluet untuk ikut bersamanya. Fluet yang memang menekun hobby memotret pun dengan senang hati menuruti sahabatnya.
"Ubah pose mu, Aste." Perintah Fluet, Asteria menurut dan Fluet kembali memotret gadis itu.
Fluet berjalan mendekat pada Asteria yang masih berpose, "Sekarang giliran ku." Kata Fluet, menyerahkan kamera pada Asteria yang menganga kecil.
"What?!" Ujar Asteri syok dengan gaya khas dramatis miliknya, "Bahkan foto yang kau ambil belum lebih dari 50!"
"Belum kata mu?! Are you fucking kidding me, mate?!" Fluet bercakar pinggang, "Sekarang giliran ku, aku tidak mau tau!"
Dengan perasaan kesal, emosi dan oga-ogaan, Asteria menerima kamera dari tangan Fluet. "Cepat berpose!" Ketusnya.
Asteria mengarahkan kamera ke arah Fluet saat pemuda itu sudah berpose sempurnah. Sampai dimana manik biru milik Asteria tidak sengaja melihat Draco lewat di lorong, tanpa pikir panjang dia mengarahkan kamera pada Draco dan memotret pemuda itu sampai Punggungnya menghilang dari jangkauan.
Asteria tersenyum-senyum sendiri, dia larut dalam duanianya, tidak sadar dengan Fluet yang tengah mengamuk karena dirinya.
*****
Setelah membersikan diri, Asteria dan Fluet berjalan menuju Great Hell untuk menunggu makan malam. Sekarang masih pukul tujuh, sedangkan makan malam baru di mulai sekitar jam delapan.
Suasana Great Hell belum terlalu ramai, kedua remaja itu berdiri sejenak di depan pintu masuk, mereka memperhatikan sekitar.
"Apa yang kalian lakukan di sini? Menyingkir!"
Suara dingin dari balik punggung Asteria dan Fluet membuat mereka sedikit terkejut. Mereka menoleh dan melihat tujuh anak Slytherin menatap sinis. Ada juga yang biasa saja, seperti dua pemuda tinggi dan tampan di belakang gadis yang tidak mereka tau namanya.
Asteria tersenyum lebar melihat pemuda yang sudah menjadi crush-nya berdiri dekat sekali dihadapannya. "Pintu aula ini lebar, jadi kami tidak menghalang langkah kalian." tutur Asteria dengan nada suara yang dibuat selembut mungkin. "Lagipula aku dan Fluet berdiri di samping, bukan di tengah."
Yang dibilang Asteria benar, tapi hal itu membuat Draco kesal. Menurutnya adik Potter ini berserta sahabatnya menghalang jalan masuk.
"Tetap saja, kau dan sahabat banci mu menghalang!" Kata Draco jengkel.
Hinaan Draco untuk Fluet membuat senyum manis Asteria sedikit pudar dan digantikan senyum---entahlah, yang pasti aura di sekitar mereka menjadi sedikit dingin.
"Perkataan mu terlalu kasar, Malfoy." Kata Asteria, dia terkekeh kecil. "Semogah kau tidak terluka." Katanya lagi sembari melangkah mundur masih dengan senyum menatap Draco.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harry Potter Twins| Weird and ridiculous
FanfictionREVISINYAA NANTI!! JADI KALO KETEMU TYPO ANGGAP SAJA UJIAN, LOVE. "Apa?! Aku tidak melakukan apapun. Aku gadis yang baik dan penurut."~~~ Asteria Lily Potter. _______ (Disini orang tua Harry masih lengkap. Beberapa tempat, mantra sihir dan tokoh...