36

224 19 2
                                    

Keduanya saling bertatapan dan menemani ludah gugup saat munculnya sosok yang amat sangat tidak di tunggu Kehadirannya.

"Voldemort." Gumam keduanya.

°°°°°

Voldemort yang tengah mengelus kepala botaknya menoleh kepada kedua remaja itu. Dengan senyum yang semakin mereka dia berjalan pelan ke arah mereka.

"Ahhh, maaf. Aku hampir melupakan kalian." Katanya dengan suara bisikan yang menyeramkan. "Haryy Potter, anak laki-laki yang hidup." Kata Voldemort, tersenyum menatap Harry.

Harry menelan ludah gugup, keringat dingin membanjiri seluruh tubuhnya. Rasanya Cedric ingin menangis saja saat Voldemort ikut tersenyum ke arahnya.

Mereka tidak bisa seperti ini, mereka harus mencari cara agar bisah melarikan diri. Karena kalau tidak, mereka yakin mereka berdua akan meninggal akibat overdosis ketakutan.

Harry ingat, dia sempat menaro tongkat sihurnya didalam saku celana. Dia menatap Cedric untuk memberi tau rencananya, Cedric yang tidak paham dengan tatapan Harry merengit. Harry berbicara tanpa suara semakin membuat Cedric kebingungan. Tapi pemuda ini berusaha mengerti, dia memperhatikan dengan baik gerakan mulut Harry, dan mengangguk mengerti saat sudah mengerti.

Mereka melihat Voldemort yang masih bicara, dan Berty hang menunduk, agak kaget melihat beberapa manusia yang entah sejak kapan sudah ada di sana. Merasa situasi ini sangat pas, Harry dengan hati-hati mengambil tongkatnya, dan Cedric yang berjaga, melihat Voldemort yang sekarang tengah memarahi para manusia di sana.

Voldemort sendiripun tidak sadar dengan rencana keduanya. Dia sibuk mengomel kepada para pengikutnya karena merasa telah di hianati. Sampai akhirnya Harry bersahasil memegang tongkatnya dan mengucapkan mantra, hingga ikatan pada kedua tubuh mereka hilang.

Mereka kembali menoleh ke depan, di rasa aman keduanya mundur dengan sangat hati-hati menuju piala. Namun, langkah keduanya di dengar Voldemort dan membuat pangeran kegelapan langsung menoleh dan menatap mereka tajam.

"Ingin kabur, heh?." Ejek Voldemort.

Kedua remaja itu menelan ludah gugup saat melihat Voldemort mulai mengarahkan tongkatnya ke arah mereka. Keduanya mulai berbicara lagi lewat tatapan mata, tentang apa yang harus mereka lakukan sekarang.

"Kalian pikir mudah pergi dari sini?" Voldemort tertawa jahat, "Tidak!. Kali--aarrrggggg sini kalian!."

Harry dan Cedric dengan nekat berlari ke arah piala, keduanya hampir terkena mantra Voldemort jika saja tidak cepat menghindar, Harry dan Cedric mebalas serangan Voldemort.

"Kenapa diam?! Tangkap mereka!." Pekik Voldemort pada pengikutnya, mereka ikut mengejar kedua remaja itu.

Voldemort yang geram melihat para pengikutnya yang tidak becus menangkap dua remaja itu akhirnya turun tangan dan ikut mengejar Harry serta Cedric. Pergerakan kedua remaja itu sangat lincah bagaimana belut, sehingga matra yang di lempar Voldemort sering kali meleset.

Harry dan Cedric berlari menggelilingi patung besar di sana, di ikuti oleh Voldemort yang bertambah murka karena merasa seperti anak kecil yang tengah bermain kejar-kejaran, ini membuat harga dirinya jatuh.

"Lari ke piala, sekarang!." Teriak Harry pada Cedric.

"Tidak akan aku biarkan!." Kata Voldemort keras, dia sedikit menoleh ke belakang, untuk melihat keberadaan piala itu, dia mengangkat tongkatnya untuk menghancurkan piala, namun-----

BRUKK.

----Voldemort harus menelan ludah pahit saat mantranya meleset karena tersandung kakinya sendiri dan berakhir jatuh dengan gaya yang sangat tidak enak di lihat.

Sebenarnya Harry dan Cedric ingin tertawa tapi waktu mereka tidak pas dan memutuskan untuk menunda dulu. Keduanya berhasil meraih piala dan hilang dari sana.

Para pengikut Voldemort merasa dilema. Apa harus membantu Voldemort beridiri atau diam di tempat. Karena jika membantu mereka akan terkena dampak nya, tapi kalau tidak membantu makan dampak yang mereka dapatkan semakin besar.

Voldemort masih dalam posisi terjatuh mengenggam erat tongkat sihurnya, dia malu dan kesal dalam waktu bersamaan.

"SIALANNNNNNN!" Pekiknya marah, membuat tanah disana sampai bergetar hebat.

°°°°°

Kemunculan Harry dan Cedric di sambut sorakan gembira para penonton. Mereka belum menyadari wajah tegang dan pucat kedua remaja itu. Dumbledore mendekat untuk menyampaikan sesuatu, namun belum saja berbicara, kedua juara Turnamen sudah lebih dulu membuka suara.

"Dia kembali."

"Kami melihatnya sendiri."

"Bersama para pengikutnya."

"Wajahnya sangaj jelek---"

Dumbledore yang di serang dengan berbagai perkataan kedua remaja itu mendadak sakit kepala. Mereka berbicara dalam waktu bersamaan membuat Dumbledore harus benar-benar memasang telinga.

"Coba jelaskan satu-satu---" Kata Dumbledore.

Sedangkan dari kursi penonton, Asteria merasa ada yang tidak beres dan langsung menarik Fluet untuk mendekat kepada Harry dan Cedric yang masih sibuk menjelaskan kejadian mereka tadi.

"Kami tidak berbohong, Wajahnya sangat menyeramkan."

"Barty bahkan memotong tantanya sendiri."

Asteria dan Fluet yang baru tiba ikut pusing mendengar celetukan kedua pemuda itu. Asteria memegang tangan Harry, "Brother calm down, who do you guys mean? " Tanya Asteria langsung.

Harry dan Cedric menatap Asteria," Voldemort " Kompak keduanya, lalu jatuh pingsan karena syok.

Fluet membungkam mulutnya, "What the fuck." Dia berdiri kaku, dan kembali sadar saat mendengar pekikan Asteria.

"AAAAAA OPPPA, WAKE UP, DON'T FAINT YET! " Pekik Asteria menepuk kuat wajah Harry yang sudah tidak sadar kan diri.

Sedangkan Dumbledore yang mendengar jawaban Harry dan Cedric langsung terdiam. Begitupun dengan semua orang di sana.

°°°°°

Publikasih : Sabtu, 14 Oktober 2023

Harry Potter Twins| Weird and ridiculousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang