12.

317 34 1
                                    

BRAKKK....

"APA?!"

Harry berteriak marah saat Ron memberi tau jika Asteria dan Draco berpacaran. Pemuda itu menatap adiknya tajam, sedangkan yang di tatap masih senyum-senyum sendiri.

Fluet, pemuda itu menggeleng kepala tidak habis pikir dengan jalan pikiran Asteria. Sungguh bodoh gadis ini, pikirnya.

"Neo, neo michyeossnabwa." Kata Fluet.

Asteria menoleh pada Fluet, "Hoo, majda."

Harry pindah duduk di sebelah Kembaran tersayangnya, dia menangkup kedua pipi gadis itu, "Aste, pikirkan lagi. Kau tau sendiri Malfoy tidak mungkin serius." Harry merasa frustasi. "Lagi pula sangat tidak masuk akal jika dia tiba-tiba mengajak kau berkencan. Dia saja tidak pernah menunjukan kan rasa ketertarikannya."

"Mungkin saja dia gengsi, Oppa. Kau tau kan, keluarga Malfoy terkena akan kegengsian mereka." Kata Asteria.

Harry menatap lemah pada kembaranya ini, "Pokoknya aku tidak setuju!" Ucap Harry emosi.

"Aaaaaa, Opppaaaaa." Asteria mulu merengek, "Aku yakin dia serius. Aku berani bersumpa."

"Kau ini sudah gila Asteria." Frustasi Harry.

"Aku tau, tapi aku masih waras saat memilih kepada siapa aku jatuh hati." Mereka menghela nafas kasar saat kelebaian gadis itu kambu. "Lagi pula ini pertama kalinya aku menyukai seorang pria." Katanya lagi.

"HAH?!"

Mereka semua melototi Asteria mendengar kalimat ambigu gadis itu.

"Jadi maksudnya, sebelum itu kau pernah menyukai seorang perempuan?" kaget Harry, hampir jantungan.

Asteria menggeleng cepat, "TENTU SAJA TIDAK!" Pekiknya keras mengundang tatapan orang-orang di sana, kebetulan mereka berada di aula untuk belajar.

"Aaaaa pokoknya aku tidak mau putus." Rengek Asteria lagi, "Kalo oppa terus memaksa ku, aku akan menangis dan mogok makan."

Omong kosong, tentu saja mereka tidak akan percaya. Seorang Asteria mogok makan? Yang benar saja.

Karena terus di paksa, merajuk, dan berakkhir menangis. Akhirnya Harry dengan sangat-sangat terpaksa menyetujui.

Lihat saja anak Lusius Malfoy itu, akan Harry beri pelajaran jika sampai bermain-main dengan adiknya.

***

Draco pikir dengan mengencani Asteria, gadis itu akan bertekuk lutut pada nya. Tapi, sudah hampir lima hari mereka resmi pacaran, sampai saat ini juga bungsu Potter itu tidak pernah menunjukan batang hidungnya di hadapan Draco. Padahal sebelum itu, hampir setiap hari, setiap saat Asteria pasti menyempatkan diri mendatangi dirinya. Saat makan pun dia hampir tidak bertemu dengan Asteria.

Dia sempat berpikir Kalo Asteria sudah tau niat nya, tapi di tepi karena Harry dan para sahabatnya itu belum melabrak dirinya.

Meskipun tiga hari lalu Harry dan Fluet sempat menemui dirinya dan mengancam akan membalas perbuatannya kalo sampai mempermaikan Asteria.

"Hallo Pacar."

Suara halus dan tengil itu memasuki indra pendengaran Draco. Dia menoleh dan melihat Asteria berdiri dengan cengiran lebar di sebelah nya. Tiba-tiba Draco merasa kesal.

"Hm." Dan hanya itu yang dia katakan.

Asteria semakin melebarkan senyum nya. "Apa yang pacar ku lakukan di sini?." Tanya gadis itu. "Dan dimana para sahabat pacar ku?"

"Jangan memanggil aku seperti itu, terdengar menjijikan!" Kesal Draco.

Asteria mengedipkan mata beberapa kali, "Tapi, kau kan pacar ku. Jadi wajar saja."

"Tetap saja, aku tidak suka."

"Yah terserah aku."

Draco diam dan kembali melirik Asteria, dia merengit saat melihat ada yang berbeda dengan gadis ini. "Kau memotong rambut mu?" Tanya nya.

"Hah? Aaaaa, madja. Aku gunting." Katanya sembari memegang rambut yang Lily gunting layer. "Kata mother untuk membuang sial."

"Sial?" Draco mengulangi.

"Hoo, sial." Kata Asteria. "Lima hari ini aku sakit dan meminta pulang ke rumah." Katanya lagi.

Pantas saja....

"Lalu?" Tanya Draco.

"Lalu? Lalu apa?" Asteria balik bertanya, dia tidak mengerti.

Draco berdeci kesal. "Lalu kenapa tidak beritau aku?" Katanya.

Asteria tiba-tiba tertawa kikuk, dia menggaruk tengguk leher yang tidak gatal. "Aahhh, soal itu. Aku lupa jika kita sudah pacaran." Katanya santai.

Draco mendelik, tidak percaya dengan perkataan gadis ini. Dia saja ingat, lalu kenapa Asteria lupa?!.

"Oh, ok." Kata Draco, terdengar cuek tapi sedikit merajuk.

Asteria mengangguk semangat dan tersenyum. Sedangkan Drako seperti merasa di abaikan, kenapa gadis ini tidak peka dan membujuk nya?.

Tunggu, kenapa juga Draco harus peduli.

Asteria yang melihat Harry di halaman tengah semakin tersenyum lebar. Tapi pemuda itu tidak sendiri, dia bersama pemuda Hufflepuff yang Asteria ketahui namanya Cedric Diggory.

"Oh, itu brother." Kata Asteria, Draco mengikuti padangan Asteria.

"OPPAAA" Panggil Asteria. Dia melambaikan tangan sembari meloncat kecil ke arah Harry. Sudah lima hari dia tidak bertemu Harry, dia merindukan pemuda itu, apalagi Fluet. Oh benar, dia belum bertemu Fluet.

Cedric ikut menoleh, dan melihat Asteria yang masih melambaikan tangan ke arah Harry. "Bukanya dia adik mu, Harry?"

"Hm, benar." Kata Harry, kesal melihat dengan siapa adiknya berdiri.

"Malfoy, aku ke Harry dulu. Bye bye." Lalu Asteria meninggalkan Draco tanpa menunggu jawaban pemuda itu.

Karena kesal, Draco berlalu dari sana. Gadis Potter itu, tunggu saja, Draco pasti membalas perbuatan nya.

*****

Publikasih : Jumaat, 28 April 2023.



Harry Potter Twins| Weird and ridiculousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang